Pages

Saturday, December 04, 2010

You'll Never Walk Alone



When you walk through a storm,
Hold your head up high,
And don't be afraid of the dark.
At the end of a storm,
There's a golden sky,
And a sweet silver song of a lark.

Walk on through the wind,
Walk on through the rain,
Though your dreams be tossed and blown....

Walk On! Walk On! With hope in your heart,
And you'll never walk alone....

You'll never walk alone

Walk On! Walk On! With hope in your heart,
And you'll never walk alone....

You'll never walk alone.











The other side of me

Monday, March 01, 2010

SENI MENDENGAR … KEPRIBADIAN … KARIR

Sekedar berbagi cerita … Hari minggu kemarin, 28/02 saat ke Gereja, ada topik yang sangat menarik dalam isi khotbah Pastor, dan saya ingin berbagi dengan anda.

Inti sarinya kurang lebih sebagai berikut : “ Mendengar “ merupakan bentuk dari kepribadian .
Apa hubungannya Mendengar dengan kepribadian ? Penjelasannya seperti berikut :

Ada 3 faktor yang mempengaruhi kualitas “ Mendengarkan” .
1. Telinga
2. Hati
3. Pikiran

Pastor saya ini memberikan ilustrasi seperti ini.

Jika orang marah, Mengapa dia berteriak dengan volume suara yang tinggi. Padahal lawan bicaranya jaraknya dekat dengan dia ….

Apakah lawan bicaranya ada masalah telinga ? …. Tidak

Pertanyaan ini mudah, tapi rasanya sulit untuk memberikan jawaban yang memuaskan.

Kemudian Pastor ini memberikan ilustrasi lain. Jika ada sepasang kekasih berpacaran, mengapa dengan volume suara terkecilpun, lawan bicaranya dapat mendengar .

Wah bener juga … dalam hati saya. Tapi apa hubungannya .

6 Langkah melakukan Perubahan



Kenapa orang sulit melakukan perubahan ? Jika dalam Tim kerja ada orang seperti ini, ibarat bermain bola, permainan kita jelas ndak akan efektif. Ada lagi istilah “ Tidak ada visi bermain “ , atau apapun sebutannya intinya masalah kalau tidak ada perubahan. Di halaman depan modul trainning Leadership, ada tulisan “ Jika berubah tidak ada jaminan untuk tetap hidup atau akan mati, tapi jika tidak berubah kita pasti mati “ .

Ok … cukup sampai disini saya berargumen agar anda setuju dengan saya jika perubahan itu penting & perlu. Atau saya berasumsi saja kalau anda setuju dengan saya .”

Begitu mudah buat kita menemukan kesalahan bawahan ketika tidak mengikuti action/strategi Tim. Coba kita, maksudnya saya dan anda bertanya ke diri sendiri, sebenarnya kita sudah memenuhi ekspectasi bos terkait dengan tema perubahan ini. Atau malah, bos berpikir justru kitalah penghambat perubahan. Wah … gawat kalau kejadian seperti ini, bahasa warkop-nya “ atas bawah kena “ .

Banyak masukan, sebenarnya problem kenapa terjadi seperti ini, hanya Komunikasi. Yaitu pesan perubahan tidak dipahami secara utuh oleh penerima/lawan bicara. Tapi kalau saya pikir lebih jauh, berdasarkan pengalaman tentunya. Perubahan (P ) ini tidak hanya fungsi tunggal komunikasi (K)

P= f (K )