MBO digagas pada tahun 1954,
dengan tujuan agar para perusahaan dapat berjalan baik harus menetapkan sasaran
yang jelas dan secara terpadu agar goal atau tujuan dapat tercapai secara
efektif. MBO mendorong setiap tingkatan manajemen berkomitmen untuk partisipasi
dalam mencapai rencana yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam pelaksanaan
MBO ini harus ada kesepakatan antara karyawan dan pimpinan, agar mereka
melaksanakan dan memiliki komitmen yang sama, yaitu :
•Tujuan yang ingin dicapai oleh
setiap bagian / bawahan.
•Perencanaan yang akan
dilakukan setiap divisi, untuk mendukung tujuan bersama.
•Standard pengukuran
keberhasilan pencapaian tujuan.
• Prosedur untuk
mengevaluasi keberhsilan pencapaian tujuan.
Untuk mencapai keberhasilan
dalam MBO, dibutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak internal di
perusahaan.Pimpinan dan karyawan di dalam perusahaan harus memiliki kesepakatan
untuk mewujudkan kinerja yang lebih baik, dimana dicapai melalui proses
perencanaan dan implementasi, serta melalui pengawasan bersama dan
terintegrasi.
Berdasarkan
pengalaman, penulis memberikan definisi MBO debagai berikut :
MBO
merupakan sistem penilaian kinerja individu disetiap level struktural,
berdasarkan objective (sasaran ) yang telah ditetapkan, dengan menggunakan indikator-indikator
yang terukur.
OBJECTIVE yang ditetapkan terdiri dari 2 jenis, yaitu
Quantitative dengan porsi penilaian 80-
85% dan Qualitative ( Soft Skill )
dengan porsi penilaian 15 – 20 %.
Penilaian
yang bersifat Quantitativ
didasarkan pada Result ( hasil ) dari target yang terukur, seperti:
- Productivity
- Jumlah Produk Reject / Internal Complain
- Jumlah Claim / Eksternal Complain
- Remake ( Pembuatan ulang akibat adanya kesalahan pada proses )
- Loss Produksi
- Down Time
- Setting Time
- Absensi
- Dll
Penilaian
yang bersifat Qualitativ didasarkan
pada penilaian Soft Skill, yaitu : Trait ( Sikap ) dan Behaviour ( tingkah laku
) individu dalam pengembangan kemampuan dan kemajuan karir.
Seperti
contoh berikut :
- Process Compliance ( Patuh pada proses )
- Co-Working ( Kerja sama Tim )
- Responsibility (Tanggung jawab )
- Integrity ( Integritas )
- Time conciousness ( kesadaran waktu )
- Analitical thinking ( Berpikir analitis )
- Organizing ( kemampuan mengorganisasi )
- Team Leading ( memimpin Tim )
- Challenging ( Tantangan )
- Continous Learning
- Comunication skill ( Kemampuan berkomunikasi )
Tujuan penerapan MBO
- Menciptakan sinergi mulai dari struktur organisasi terbawah hingga teratas, untuk mencapai target perusahaan. ( Company Strategic Goal )
Mekanisme
penetapan Objective dan Goal melalui persetujuan
appraiser secara bertingkat dari struktur bawah sampai atas.
- Memperbesar Tingkat validitas penilaian, yang akan meminimalkan bias penilaian dan meningkatkan fairness ( rasa keadilan )
- Monitoring kinerja individu menjadi lebih efektiv
- Kontribusi individu terhadap pencapaian target dalam suatu bagian lebih terukur, sehingga perencanaan pengembangan SDM lebih akurat, detail, dan spesifik.
- Meningkatkan kepercayaan karyawan terhadap Management
- Memberikan kejelasan jenjang karir & kompetisi antar karyawan unutk menjadi yang terbaik.
- Meningkatkan produktivitas pekerja
- Meningkatkan kinerja organisasi perusahaan
- Meningkatkan daya saing perusahaan
- Meningkatkan profit margin perusahaan
- Alat yang efektif untuk melakukan Revolusi ( perubahan dengan relative cepat dan memaksa ) Struktural , Mental dan Budaya kerja karayawan.
MBO Result Sheet
Penulis
coba memaparkan dengan singkat mengenai teknis penerapan MBO, dengan contoh format Form penilaian ( Result
Sheet ) yang sudah penulis terapkan di 2 perusahaan berbeda, dan terbukti
memberikan kontribusi nyata dalam hal monitoring kinerja, penerapan standard
kerja, improve kienrja, dan Revolusi structural, mental dan budaya kerja
karyawan.
Diharapkan
anda dapat mengembangkan format-format MBO sesuai kebutuhan, dengan tetap berpegang teguh pada prinsip dasar MBO.
Sample Form berikut digunakan untuk departemen produksi, dengan periode penilaian 2 kali setahun.
Periode pertama dilakukan untuk menilai kinerja pada 6 bulan pertama ( January –
Juny ) dan periode kedua menilai kinerja di bulan July – December.
1. Untuk mendapatkan File dalam Format Excel, silahkan mengirim E-mail ke Penulis (dedylondong@yahoo.com) dengan subject FILE MBO,
2. Sample Form diatas dengan Format PDF bisa didapat di Download BOX ( U'r File Here )
Penjelasan Detail Form
Berikut
detail keterangan dari Lembar Penilaian
Hasil MBO, sesuai Gambar 1, sebagai Acuan
1.
Sheet
Title
20011
MBO Result Sheet : Lembar penilaian Term ( January – December 2011 )
2.
Data
keterangan Employe ( Karyawan )
Dalam
kolom ini terdapat informasi employe,
seputar ; Departement, Position, Grade, Employee Number ( NIK ), Employe name,
Periode Penilaian, Nama Appraisser1 ( Atasan langung employee ), Nama
Appraisser 2 ( Atasan langsung Appraissser 1 )
3.
Kolom
Target
Penentuan
target harus disesuaikan dengan Job Desc & Job Spesification dari Employe.
Pembuatan target / Objective memenuhi aturan SMART ( Spesifik, Measurable,
Achievable, Reasonable, Timely ).
Contoh
:
a) Absensi,
Prosentase kehadiran 98% setahun ( diluar Cuti Besar, Rawat Inap, kecelakaan )
b) Surat
Peringatan 0 kali dalam 1 tahun
c) Record
Produksi Operator 100 % dari Target
d) Lead
Time Process 3.25 hari ( Reduce 3 % dari Achievment 2007 )
e) Dll
4, 5 . Kolom Weight
Berisi Pembobotan, untuk setiap target terpasang,
unit yang digunakan % ( prosentage ) total Weight untuk setiap target harus
100% (No. 5). Faktor yang menentukan besar kecilnya nilai
prosentage yaitu tingkat kepentingan ( Level of importance ) dari target
terhadap target yang lain, atau semakin tinggi nilai pembobotannya menunjukkan
bahwa target ini yang paling utama / tanggung jawab utama dari employe.
6.
Action Plan
Rencana
tindakan untuk merealisasikan
ketercapaian target.
7. Goal Image
Merupakan
gambaran dari konversi nilai atau angka
target yang telah ditetapkan.
Sistem
MBO memiliki 5 level penilaian, untuk menempatkan hasil / result dari Employe.
a.
Result yang berada di Level 1 berarti Sangat kurang ( Poor ),
b.Result
yang berada di Level 2 berarti kurang ( Partly Meet )
c.
Result yang berada di Level 3 berarti Cukup ( Meet )
d.
Result yang berada di Level 4 berarti baik ( Exceed )
e.
Result yang berada di Level 5 berarti Sangat baik ( Excellent )
Goal
Image berisi acuan Actual Result yang didapat oleh employee. Bisa berupa Range
atau satu titik target.
8. Range Nilai Performance
Range
Performance diisi oleh Appraisser 1 dengan persetujuan Appraisser 2, dasar
pertimbangan penentuan Range:
- Jika perubahan angka variasinya kecil ( mis : angka desimal 2 digit dibelakang koma ) lebih baik menggunakan range ( Batas Bawah s/d Batas Atas )
- Besarnya range tergantung dari knowledge Appraisser, yang terbentuk dari experience, sharing dengan personel expert, diskusi.
Contoh
:
Lead Time, Target 3.2 hari
Level 3 = 3.2
Case
ini harus dipelajari trend achievment actualnya, dari data produksi, pergerakan
angka sangat lambat, sangat sulit menurunkan angka target sampai misalnya 3.1
hari. Kondisi ini tidak tepat jika menggunakan sistem Range, tapi lebih baik dengan Satu titik target.
Yang
harus dilakukan, kita ibaratkan angka-angka dalam Goal image semacam, panel
indikator Speed ( Speedometer ) di
mobil. Jika Panel instrument tidak bisa membaca perubahan result / aktual / output. Terjadinya bias akan semakin besar, validitasnya juga akan
menurun.
Poin
Pentingnya, seorang Appraisser ( 1 , 2 ) harus bisa mengerti kondisi-kondisi
seperti ini, dan dengan tepat menentukan angka di Goal Image.
- Pertama, tentukan Range dari Level 3 ( Meet ), karena diLevel ini menunjukkan kondisi normal, distribusi ke arah kiri ( Level 1,2 ) dan kekanan ( Level 4,5 ) harus menggunakan range yang sama.
Formulasi
penentuan angkanya sbb :
- Target level 3 = 0.05
- Tentukan range di level 3. Case diatas menggunakan range 0.005
Target
0.05, range kearah Batas Bawah = 0.05 – ( 0.005/2 ) = 0.0475
Target
0.05, range kearah Batas Atas = 0.05 + ( 0.005/2 ) = 0.0525
- Tentukan Batas Bawah & Batas Atas angka Level 2.
BB_Level
2 = BB_Level 3 - Range = 0.0475 – 0.005 = 0.0425
BA_ Level2 = BB Level
3 - 0.0001 = 0.0474
- Batas di Level 1 < BB_ Level 2
- Batas Bawah & Batas Atas angka Level 4.
BA_Level
4 = BA_Level 3 + Range = 0.0525 + 0.005 = 0.0575
BB_Level
4 = BA Level 3 + 0.0001 = 0.0525 + 0.0001 = 0.0526
- Batas di Level 5 > BA_Level 4
9. Weight Point per Level
Merupakan
distribusi nilai weight target, base dari prosentase per Level.
Contoh :
Target
: Absensi, Prosentase kehadiran 98%
setahun ( diluar Cuti Besar, Rawat Inap, kecelakaan )
Weight :
10 %
Pengisian
kolom No. 9 , sbb:
Level
1 = 10% x 50% = 5 %
Level
2 = 10% x 75% = 7.5%
Level
3 = 10% x 100% = 10%
Level
4 = 10% x 125% = 12.5%
Level
5 = 10% x 150% = 15 %
10 . Result / Ahievment
Merupakan Hasil yang dicapai oleh employe pada periode
waktu tertentu yang telah ditetapkan ( mid atau End Term )
11 .
Problem / Issue
Identifikasi penyebab masalah ketidak tercapaian hasil
aktual terhadap nilai angka / Goal yang telah
ditargetkan.
12 .
Kolom Penilaian periode Mid Term
Kolom
ini berisi Nilai point berdasarkan
Result employee, pada periode January – Juni 2008 ( Mid Term ). Nilai pada
periode ini bukanlah nilai akhir untuk mengukur kinerja employe, melainkan lebih
pada indikator kinerja paruh waktu, bertujuan untuk evaluasi & improve untuk aktivitas kerja pada paruh kedua.
- Penilaian oleh Appraisser 1
Appraisser
1 ( atasan langsung ) memberikan penilaian berdasarkan Result objective Employe yang ada di kolom No. 11
Di kolom ini terbagi menjadi 2
bagian, yaitu Point & Weight Point
a. Kolom
Point diisi dengan posisi Performance level Employe. Berdasarkan resultnya,
pencapaian employee masuk dalam range (
No. 17 ) pada perf. Level bagian
mana. Level 1, 2, 3, 4, atau 5
b. Kolom
Weight Point, berisi Nilai pada kolom No.
18 , total angka pada kolom inilah yang menjadi dasar
penilaian.
14.
Penilaian
oleh Appraisser 2
Pada
prakteknya, Appraisser 2, untuk result dari
Objective yang bersifat quantitative, nilainya pasti sama dengan
Appraiser 1.
Perbedaannya
berada pada Objective yang bersifat kualitative, misal Soft skill. Appraisser 2
memiliki pertimbangan – pertimbangan
atau persepsi yang terkadang
berbeda.
15.
Kolom
penilaian periode End Term ( July – Desember 2008 )
Nilai
–nilai pada kolom inilah yang menentukan kinerja employe dalam 1 tahun. Nilai inilah yang digunakan sebagai dasar
penilaian prestasi kerja & besaran kenaikan salary employe.
16. Total Weight Point
Total nilai procentage pada kolom weight
point, Nilai maksimumnya : 150 %
17. Appraisal Result
Base
dari Appraisal Table ( No. 23 ),
total Weight point pada kolom No. 20 , masuk dalam kategori range yang mana. Performace Level 1, 2 , 3, 4, atau
5
18. Signature
Sign
/ Paraf ( Appraisser 1 & 2 ) sebagai bukti, telah melakukan penilaian &
Pengecekan.
19. Appraisal Table
Merupakan
Guidance bagi Appraiser untuk memberikan
penilaian mengenai result employee. Masuk dalam Level 1, 2, 3, 4, atau
5. Biasanya hanya ditulis angka 1, 2, 3, 4, 5 .
Dengan
adanya Appraisal Table yang berperan sebagai standar/guidance, employe maupun
appraisser mendapat gambaran yang sama mengenai
kinerja, dari Level “ sangat
kurang “ (poor ) s/d “ sangat baik “ (
excellent )
Formulasi
Range angka dalam Appraisal Table
diperoleh dengan cara sbb ;
Diketahui
: Selisih antar Level adalah 25 % ---à Different
Dalam Appraisal Table masing-masing performance
Level memiliki Nilai Range, yang
dibatasi oleh Nilai Batas Bawah
dan Nilai Batas Atas
Perf.
Level 1 : ≤ (% Level 1) + ( Diff : 2 ) =
50% +( 25% : 2) ≤ 62.5 %
Perf.
Level 2 : ( Perf. Level 1 + 0.1 )
s/d ( % Level 2 ) + ( Diff : 2 )
= 62.6% s/d 87.5%
Perf.
Level 3 : ( Perf. Level 2 + 0.1 ) s/d (
% Level 3 ) + ( Diff : 2 ) = 87.6 %
s/d 112.5 %
Perf.
Level 4 : ( Perf. Level 3 + 0.1 ) s/d ( % Level 4 ) + ( Diff : 2 ) = 112.6
% s/d 137.5 %
Perf.
Level 5 : ( Perf. Level 4 + 0.1 ) s/d (
% Level 5 ) = 137.6
% s/d
150
20.
Objective Setting Approval
Tanda
tangan dari Employe, Appraiser 1, Appraisser 2.
Tanda ini sebagai bukti kalau angka pencapaian & hasil akhir telah
diinformasikan dengan jelas pada
employee oleh Appraiser 1 dengan diketahui Appraiser 2, serta evaluasi kinerja secara personal oleh appraisser 1
untuk objective – objective yang tidak memenuhi target.
Job
analysis merupakan aktifitas yang sangat penting dalam penerapan sistem MBO. Job Analysis dibagi menjadi 2 bagian :
- Job Description
- Job Specification
Job Description
Job
Description ( Deskripsi Pekerjaan ) berisi uraian sederhana & mudah
dimengerti mengenai sekumpulan tugas, pekerjaan & tanggung jawab yang
diberikan secara individual. Jabatan ini tetap ada meskipun personel yang
menjalankannya sudah tidak ada lagi.
Deskripsi
pekerjaan berisi mengenai :
- Lokasi kerja ( Departemen, Section )
- Position / Jabatan
- Grade
- Atasan ( Superior )
- Bawahan ( Subordinate )
- Responsibilities ( Tanggung jawab )
- Wewenang
Job Specification
Spesifikasi
pekerjaan adalah sekumpulan dari knowledge, skills, abilities, dan
karakteristik lainnya.
Job
Desription & Job Specifitaion mutlak diperlukan dalam Sistem MBO. Sebelum
Sistem ini diterapkan biasanya didahului oleh aktivitas Job mapping atau Job
analysis, sehingga setiap individu disemua posisi jelas Tanggung jawabnya apa,
bertanggung jawab pada siapa, knowledge & skill yang dibutuhkan apa,
sehingga akan didapat indikator kinerjanya.
SOFT SKILL
Objective atau yang biasa kita sebut sasaran terdiri dari 2 jenis , yaitu (1) Quantitative dengan porsi penilaian 80–85 % dan (2) Qualitative ( Soft Skill ) dengan
porsi penilaian 15–20 %.
Penlaian
Soft Skill lebih ditujukan pada mengukur aspek Trait & Behaviour employee
terhadap standar yang ditetapkan oleh perusahaan, terkait dengan Company
Culture, Company Spirit, visi & misi
Perusahaan.
Mengukur
kinerja objective- quantitative jauh lebih mudah, karena output sudah berupa
angka-angka hasil data-data numeric ,
dengan formulasi yang telah ditetapkan langsung menghasilkan output angka.
Sebaliknya,
mengukur objective qualitative jika dikaitkan dengan validitas dan terjadinya
bias/error, memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi. Untuk kepentingan ini,
perlu adanya suatu Guidance / Rule Standar dalam perhitungannya & mempersepsikannya. Diharapkan dengan
adanya guidance ini, antara employee & Appraiser memiliki suatu tolok ukur yang sama.
Rule
penilaian untuk Objective kategori Soft Skill
1. Sangat Baik ( Performance Level 5 = 5 )
( Secara
konsisten menampilkan 4 indikator perilaku )
2. Baik ( Performance Level 4 / 4 )
(
Secara konsisten menampilkan 3 indikator perilaku )
3. Cukup ( Performance Level 3 / 3 )
(
Secara konsisten menampilkan 2 indikator perilaku )
4. Kurang ( Performance Level 2 / 2 )
(
Secara konsisten menampilkan 2 indikator perilaku )
5. Sangat Kurang ( Performance Level 1 / 1 )
(
Secara konsisten tidak menampilkan indikator perilaku )
|
Teknis Penerapan Sistem MBO
Sistem
MBO meminimalkan penilaian yang bersifat kolective, lebih quantitaive ( base
result ), dan yang tidak kalah penting memiliki tingkat validitas yang sangat
tinggi, sehingga apa yang ditunjukkan dalam MBO Result Sheet, dapat benar-benar
menggambarkan kinerja individu. Dalam
tataran company, Informasi ini
benar-benar sangat penting untuk memberikan inputan HRD untuk mempersiapkan planning / strategi pengembangan SDM
periode selanjutnya. Dan bentuk / materi Trainning apa yang lebih prioritas untuk setiap section,
departement hingga company.
Pada
penilaian Mid Term, Appraisser 1 melakukan Evaluasi & menyampaikan secara
langsung ( face to face ) sebagai bentuk aktivitas coaching & counseling,
yang bertujuan menginformasikan hasil
penilaian dan mengarahkan karyawan untuk melakukan usaha-usaha kearah
peningkatan kinerja.
Pada
penilaian End Term, Nilai yang didapat akan dikonversi kedalam besaran nilai
kenaikan salary karyawan tahunan.
Jadi
sistem ini tidak mengadopsi kenaikan kolektiv
dan besaran minimum yang dikeluarkan pemerintah. Melainkan memiliki
table standar sendiri, yang akan memberikan nilai lebih tinggi atau lebih
rendah dari batas kenaikan dari
pemerintah, sangat tergantung dari hasil penilaian kinerja setiap individu.
Faktor
penting suksesnya penerapan Sistem MBO.
1. Dukungan
penuh Management Perusahaan
2. Sosialisasi
pada seluruh karyawan disemua level “ tanpa terkecuali “
3. Melibatkan
union / serikat pekerja dalam penerapannya. Karena sistem ini merubah sistem
kenaikan salary tahunan dari sebelumnya
berdasarkan Surat Edaran dari
Pemerintah, sebagai basis besaran
kenaikan, menjadi murni hasil kerja
employe ( Not Collective Appraisse ), konsekuensinya nilai kenaikan bisa
dibawah atau diatas batas yang ditetapkan pemerintah. Dari pengalaman hal
inilah yang dapat memicu kesalah pahaman antara serikat dan management.
4. Objective
untuk employe merupakan hasil pertimbangan yang akurat dari appraisser,
sosialissi pada employee bukan lagi
membahas jenis objectivenya, tapi lebih
banyak pada pemahaman employe terhadap pentingnya objective pada support
kinerja ditingkat section dan departement, serta membahas bagaimana strategi /
plan untuk mencapaianya.
5. Evaluasi benar-benar dilakukan dengan efektive
6. Objectives
yang ditetapkan benar-benar mewakili
kinerja employe ( valid )
7. Improvisasi sistem MBO, untuk menyesuaikan dengan seituasi & kondisi perusahaan, misal, tahap awal diterapkan pada bagian tertentu yang paling bermasalah, sebagai Trial dan penentuan format yang tepat, atau periode penilaian dibuat perbulan / monthly, dan di sinergikan dengan perhitungan insentif, dsb .
Faktor utama penyebab ketidak efektivan penerapan
sistem MBO.
- Penerapan MBO hanya digunakan sebagai legalitas penilaian sistem kinerja berdasarkan kuota. kurangnya komitment management.
- Lemahnya mentoring/pendampingan penerapan sistem pada periode pertama dan kedua penilaian ( periode awal )
- Trainning pra implementasi tidak efektif atau masih kurang.
Jika
diterapkan dengan komitment kuat untuk meningkatkan kinerja company, sistem
penilaian ini sangat baik jika dilihat
sebagai bagian dari proses membangun sumber daya manusia yang kompetitive.
Salam sukses
fuck gak ngerti manajemen bikin gue pusing zzz
ReplyDeleteterima kasih atas pencerahanya
ReplyDeleteTerimakasih atas artikel ny ayg bermanfaat ...
ReplyDeletematurnuwun boss
ReplyDeleteada referensi terkait ga mas? dari buku apa gitu misalnya? terimakasih :)
ReplyDeleteminta format exel donk
ReplyDeletekak minta daftar pusaka nya dong plisss
ReplyDeleteterimakasih atas materi yang disampakaikan, say sudah kirim email untuk format excellnya. mohon balasannya. terimakasih.
ReplyDeletemba sudah dapat format exell nya belum?
Deleteterima kasih untuk penjelasannya, kebetulan saya sedang dpt tugas dari atasan dan materi ini sangat bermanfaat, saya sudah kirim email, mohon dapat dikirim format excellnya. Note; Untuk Mba Nurul mungkin jika sudah menerima bisa di share ke saya ke email rini_columbia@yahoo.com,Terima Kasih,
ReplyDeleteBoleh tolong share perihal MBO ini ke email saya : ekoadhi.hermawan@gmail.com
ReplyDeleteBaik format form nya atau kesimpulan atau ringkasan pengetahuan ttg MBO ini.
Terima kasih
Mantap pembahasannya. Mau tanya, Contoh perusahaan yang menerapkan MBO apa ya? Terimakasih
ReplyDeleteMaaf mau tanya, untuk jurnal yang menyatakan objective yaitu Quantitative dengan porsi penilaian 80- 85% dan Qualitative ( Soft Skill ) dengan porsi penilaian 15 – 20 %. jurnal apa ya? karena mau saya masukan ke tugas akhir, Terimakasih
ReplyDelete