1. Pengertian Promosi
Siagian
(2006)[1]
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan promosi ialah apabila seorang pegawai
dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang tanggung jawabnya lebih
besar, tingkatannya dalam hierarki jabatan lebih tinggi dan penghasilannya pun
lebih besar pula. Setiap pegawai mendambakan promosi karena dipandang sebagai
penghargaan atas keberhasilan seseorang menunjukkan prestasi kerja yang tinggi
dalam menunaikan kewajibannya dalam pekerjaan dan jabatan yang dipangkunya
sekarang, sekaligus sebagai pengakuan atas kemampuan dan potensi yang
bersangkutan untuk menduduki posisi yang lebih tinggi dalam organisasi. Promosi
dapat terjadi tidak hanya bagi mereka yang menduduki jabatan manajerial, akan
tetapi juga bagi mereka yang pekerjaannya bersifat teknikal dan non manajerial.
Menurut
Hasibuan (2007) promosi adalah perpindahan yang
memperbesar authority dan responsibility karyawan ke jabatan
yang lebih tinggi di dalam satu organisasi sehingga kewajiban, hak, status, dan
penghasilannya semakin besar[2]. Dalam nada yang sama, Martoyo (2007) mendefinisikan promosi
sebagai perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang mempunyai status dan tanggung jawab
lebih tinggi. Hal ini berarti bahwa kompensasi pada umumnya lebih tinggi bila
dibanding dengan pada jabatan lama[3].
Selanjutnya Werther and Davis (2003), menyatakan bahwa promosi terjadi ketika seorang karyawan dipindahkan
dari suatu pekerjaan ke posisi lain yang lebih tinggi gajinya, tanggung jawabnya,
dan tingkat dalam organisasi. Secara umum hal itu diberikan sebagai penghargaan
dari kinerja masa lalunya dan harapan masa depannya. Namun demikian dengan
pengurangan karyawan berakibat pada organisasi yang lebih ramping, hanya ada
sedikit orang-orang dipromosikan,
mendorong untuk menyatakan bahwa supervisor harus lebih berpikiran terbuka
tentang pengejaran jabatan oleh bawahannya[4].
Mondy, et. all., (2005)
mengemukakan bahwa promosi adalah perpindahan karyawan ke tingkat yang lebih tinggi dalam suatu organisasi. Istilah promosi
merupakan kata-kata yang paling
menggugah dalam bidang manajemen sumber
daya manusia. Seseorang yang menerima
promosi biasanya mendapatkan tambahan reward finansial dan peningkatan kepercayaan
diri karena prestasi dan pencapaian.
Kebanyakan karyawan merasa positif tentang promosi. Namun bagi
tiap orang yang mendapatkan kesempatan dipromosikan ada
orang-orang tidak terpilih. Jika
seseorang yang ingin dipromosikan tidak berkeahlian, atau
calon favorite mereka diabaikan, mereka mungkin menjadi tidak antusias
atau bahkan mengundurkan diri. Jika konsensus dari karyawan secara langsung
dilibatkan bahwa orang yang salah dipromosikan berakibat pada kemarahan
karyawan[5].
2. Dasar-dasar Promosi
Siagian (2006)[6]
mengemukakan bahwa bagi siapa pun promosi itu diberlakukan, yang penting ialah
bahwa pertimbangan-pertimbangan yang digunakan didasarkan pada serangkaian
kriteria yang objektif, tidak pada "selera" orang yang mempunyai
kewenangan untuk mempromosikan orang lain.
Organisasi pada umumnya menggunakan dua kriteria utama dalam
mempertimbangkan seseorang untuk dipromosikan, yaitu prestasi kerja dan
senioritas. Promosi yang didasarkan pada prestasi kerja menggunakan hasil
penilaian atas hasil karya yang sangat baik dalam promosi atau jabatan
sekarang. Dengan demikian promosi tersebut dapat dipandang sebagai penghargaan
organisasi atas prestasi kerja anggotanya itu. Akan tetapi promosi demikian
harus pula didasarkan pada pertimbangan lain, yaitu perhitungan yang matang
atas potensi kemampuan yang bersangkutan menduduki posisi yang lebih tinggi.
Artinya perlu disadari bahwa mempromosikan seseorang bukannya tanpa risiko, dalam arti bahwa tidak ada jaminan penuh bahwa orang yang dipromosikan benar-benar memenuhi harapan organisasi. Karena itulah analisis yang matang mengenai potensi yang bersangkutan perlu dilakukan. Analisis demikian menjadi lebih penting apabila dikaitkan dengan kenyataan bahwa kemampuan setiap manusia terbatas. Artinya, tidak mustahil bahwa seseorang menunjukkan prestasi kerja yang tinggi pada pekerjaan dan posisinya sekarang, tetapi karena yang bersangkutan sebenarnya sudah mencapai "puncak kompetensinya", tidak lagi mampu berprestasi hebat pada posisi yang lebih tinggi.
Dalam hal demikian mempromosikan seseorang akan membawa kerugian, bukan hanya bagi yang bersangkutan, tetapi juga bagi organisasi. Praktek promosi lainnya ialah yang didasarkan pada senioritas. Promosi berdasarkan senioritas berarti bahwa pegawai yang paling berhak dipromosikan ialah yang masa kerjanya paling lama. Banyak organisasi yang menempuh cara ini dengan tiga pertimbangan, yaitu:
Artinya perlu disadari bahwa mempromosikan seseorang bukannya tanpa risiko, dalam arti bahwa tidak ada jaminan penuh bahwa orang yang dipromosikan benar-benar memenuhi harapan organisasi. Karena itulah analisis yang matang mengenai potensi yang bersangkutan perlu dilakukan. Analisis demikian menjadi lebih penting apabila dikaitkan dengan kenyataan bahwa kemampuan setiap manusia terbatas. Artinya, tidak mustahil bahwa seseorang menunjukkan prestasi kerja yang tinggi pada pekerjaan dan posisinya sekarang, tetapi karena yang bersangkutan sebenarnya sudah mencapai "puncak kompetensinya", tidak lagi mampu berprestasi hebat pada posisi yang lebih tinggi.
Dalam hal demikian mempromosikan seseorang akan membawa kerugian, bukan hanya bagi yang bersangkutan, tetapi juga bagi organisasi. Praktek promosi lainnya ialah yang didasarkan pada senioritas. Promosi berdasarkan senioritas berarti bahwa pegawai yang paling berhak dipromosikan ialah yang masa kerjanya paling lama. Banyak organisasi yang menempuh cara ini dengan tiga pertimbangan, yaitu:
1) Sebagai penghargaan atas jasa-jasa seseorang paling sedikit
dilihat dari segi loyalitas kepada organisasi,
2) Penilaian biasanya bersifat objektif karena cukup dengan
membandingkan masa kerja orang-orang tertentu yang dipertimbangkan untuk dipromosikan,
membandingkan masa kerja orang-orang tertentu yang dipertimbangkan untuk dipromosikan,
3) Mendorong organisasi mengembangkan para pegawainya karena pegawai
yang paling lama berkarya akhirnya akan mendapat promosi.
Cara ini mengandung kelemahan, terutama pada kenyataan bahwa
pegawai yang paling senior belum tentu merupakan pegawai yang paling produktif, juga
belum tentu paling mampu bekerja. Kelemahan tersebut memang dapat diatasi
dengan adanya program pendidikan dan pelatihan, baik yang diperuntukkan bagi
sekelompok pegawai yang melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu maupun yang
secara khusus diperuntukkan bagi para pegawai senior tertentu yang akan
dipertimbangkan untuk dipromosikan. Agar
persyaratan objektivitas terpenuhi dan agar lebih terjamin bahwa promosi para
pegawai mempunyai dampak positif bagi organisasi dan semangat para karyawan
keseluruhan, pendekatan yang paling tepat dalam hal promosi karyawan adalah menggabungkan prestasi kerja dan
senioritas. Dalam hal demikian pun
faktor risiko hanya mungkin diperkecil karena memang tidak mungkin dihilangkan sepenuhnya.
Hasibuan (2007)[7]
menjelaskan bahwa program promosi
hendaknya memberikan informasi yang jelas, apa yang dijadikan sebagai dasar
pertimbangan untuk mempromosikan seseorang karyawan dalam perusahaan tersebut.
Hal ini penting supaya karyawan dapat mengetahui dan memperjuangkan nasibnya.
Pedoman yang dijadikan dasar untuk mempromosikan karyawan adalah:
1)
pengalaman (senioritas),
2)
kecakapan (ability), serta
3)
kombinasi pengalaman dan kecakapan.
1) Pengalaman (senioritas) yaitu
promosi yang didasarkan pada lamanya pengalaman kerja karyawan. Pertimbangan
promosi adalah pengalaman kerja seseorang, orang yang terlama bekerja dalam
perusahaan mendapat prioritas pertama dalam tindakan promosi. Kebaikannya
adalah adanya penghargaan dan pengakuan bahwa pengalaman merupakan saka guru yang berharga. Dengan
pengalaman, seseorang akan dapat mengembangkan kemampuannya sehingga karyawan
tetap betah bekerja pada perusahaan dengan harapan suatu waktu ia akan
dipromosikan. Kelemahannya adalah seseorang karyawan yang kemampuannya sangat terbatas,
tetapi karena sudah lama bekerja tetap dipromosikan. Dengan demikian,
perusahaan akan dipimpin oleh seorang yang berkemampuan rendah, sehingga
perkembangan dan kelangsungan perusahaan disangsikan.
2) Kecakapan (ability) yaitu
seseorang akan dipromosikan berdasarkan
penilaian kecakapan. Pertimbangan promosi adalah kecakapan, orang yang
cakap atau ahli mendapat prioritas pertama untuk dipromosikan. Kecakapan adalah total dari semua
keahlian yang diperlukan untuk mencapai hasil yang bisa dipertanggungjawabkan
(definisi). Kecakapan merupakan kumpulan pengetahuan (tanpa memperhatikan cara
mendapatkannya) yang diperlukan untuk memenuhi hal-hal berikut a)Kecakapan
dalam peaksanaan prosedur kerja yang
praktis, teknik-teknik khusus, dan disiplin ilmu pengetahuan. b)Kecakapan dalam menyatukan dan menyelaraskan bermacam-macam elemen
yang semuanya terlibat di dalam penyusunan
kebijaksanaan dan di dalam situasi
manajemen. Kecakapan dibidang ini bisa digunakan untuk pekerjaan
konsultasi atau pekerjaan pelaksanaan. Kecakapan ini mengombinasikan
elemen-elemen dari perencanaan, pengorganisasian, pengaturan (directing), penilaian (evaluating), dan pembaruan (innovating). c)Kecakapan
dalam memberikan motivasi secara langsung. Cara Mengukur Kecakapan (Know-How). Kecakapan
mempunyai ukuran lebar dan dalam. Jadi suatu pekerjaan bisa memerlukan banyak
pengetahuan tapi serba sedikit, atau sedikit pengetahuan tapi secara mendalam.
Total kecakapan adalah jumlah dari lebar dan dalam. Konsep ini sangat praktis
dalam memberikan perbandingan dan penilaian terhadap bobot dari total kecakapan
dalam berbagai pekerjaan, dalam hal berapa banyak penge-tahuannya dan sampai
berapa dalam setiap pengetahuannya. Kesulitan
mengukur kecakapan adalah menentukan tolok ukur kecakapan. Apakah nilai ijazah
dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk mengukur kemam-puan seseorang
sedangkan nilai ijazah hanya mencerminkan kecerdasan seseorang pada saat ujian
saja. Belum tentu orang yang nilai ijazahnya tinggi akan lebih mampu dalam
praktek.
3) Kombinasi pengalaman dan kecakapan yaitu promosi vang berdasarkan
pada lamanya pengalaman dan kecakapan. Pertimbangan promosi adalah berdasarkan
lamanya dinas, ijazah pendidikan formal yang dimiliki, dan hasil ujian kenaikan
golongan. Jika seseorang lulus dalam ujian maka hasil ujian kenaikan dipromosikan.
Cara ini adalah dasar promosi yang terbaik dan paling tepat karena mempromosikan
orang yang paling berpengalamandan terpintar, sehingga kelemahan promosi yang
hanya berdasarkan pengalaman/kecakapan saja dapat diatasi. Promosi yang berdasarkan kombinasi pengalaman dan kecakapan,
memberikan kebaikan-kebaikan sebagai berikut:
a) Memotivasi karyawan untuk memperdalam pengetahuannya bahkan
memaksa diri mengikuti pendidikan formal. Dengan demikian, perusahaan akan mempunyai
karyawan yang semakin terampil.
b) Moral karyawan akan semakin baik, bergairah, semangat, dan
prestasi kerjanya semakin meningkat karena ini termasuk elemen-elemen yang
dinilai untuk promosi.
c) Disiplin karyawan semakin baik karena disiplin termasuk elemen
yang akan mendapat penilaian prestasi untuk dipromosikan.
d) Memotivasi berkembangnya persaingan sehat dan dinamis di antara
para karyawan sehingga mereka berlomba-lomba untuk mencapai kemajuan.
e) Perusahaan akan menempatkan karyawan yang terbaik pada setiap
jabatan sehingga sasaran optimal akan tercapai.
Kelemahannya adalah:
a) Karyawan yang kurang mampu akan frustrasi bahkan mengundurkan diri
dari perusahaan itu.
b) Biaya perusahaan akan semakin besar karena adanya ujian kenaikan
golongan.
Werther and Davis (2003)[8] menjelaskan
bahwa promosi biasanya didasarkan pada
merit dan atau senioritas.
a) Promosi berdasarkan Merit. Promosi
yang didasarkan pada merit terjadi
ketika seorang karyawan
dipromosikan karena kinerja yang luar biasa dalam pekerjaannya.
Ketika promosi kebanyakan untuk usaha
dan kesuksesan masa lalu dua masalah mungkin dialami. Satu
masalah adalah ketika pembuat keputusan
dapat secara objektif membedakan karyawan yang berkinerja kuat dari yang
lemah. Ketika promosi didasarkan pada merit digunakan, keputusan seharusnya merefleksikan kinerja
individu, bukan seleksi yang bias. Ini mungkin terjadi ketika karyawan yang
berkinerja terbaik adalah suatu anggota dari golongan dilindungi dan pembuat
keputusan bias. Pembuat keputusan seharusnya tidak memunculkan sangkaan pribadi untuk mempengaruhi promosi.
Ketika keputusan promosi hasil dari bias
pribadi organisasi mendapatkan orang
yang kurang kompeten dalam dalam posisi
lebih penting dan lebih tinggi, dan ini menimbulkan kinerja yang buruk dan
kemarahan karyawan lain. Masalah kedua dengan promosi didasarkan merit adalah prinsip Peter yang menyatakan bahwa hirarki orang-orang cenderung untuk menimbulkan tingkat ketidakkompetenan
mereka. Meskipun tidak secara umum benar prinsip menyarankan bahwa kinerja yang
baik dalam pekerjaan bukan jaminan
kinerja yang baik dalam pekerjaan yang lain.
Jika seorang insinyur baru diperkerjakan di Riset Exxon and Engineering Company secara konsisten
dibuat perubahan desain penghematan biaya dalam proses pabrik, yang akan menjadi suatu contoh kinerja luar
biasa. Namun demikan andaikan seorang insinyur dipromosikan menjadi supervisor.
Keahlian diperlukan untuk menjadi supervisor yang efektif adalah sangat berbeda
dari yang diperlukan untuk menjadi seorang insinyur dalam jabatan tinggi. Sebagai akibat promosi
demikian Exxon mendapatkan supervisor
tidak efektif dan kehilangan insinyur
yang hebat.
b) Promosi berdasarkan senioritas. Dalam beberapa
situasi, kebanyakan karyawan senior mendapatkan promosi. Senior dalam hal ini berarti karyawan yang
bekerja sangat lama kepada majikannya. Keuntungan dari pendekatan ini adalah
objektif. Semua hal yang harus dikerjakan adalah membandingkan senioritas calon
untuk menentukan yang seharusnya dipromosikan. Hal logis dari pendekatan ini bahwa
dapat mengeliminasi promosi yang bias dan memerlukan manajemen untuk
mengembangkan karyawan-karyawan seniornya karena pada akhirnya mereka akan
dipromosikan. Promosi berdasarkan senoioritas
biasanya terbatas untuk karyawan jam-jaman. Untuk contoh promosi dari
mekanik kelas kedua menjadi mekanik kelas pertama mungkin terjadi secara
otomatis melalui senioritas kapan saja ada lowongan untuk mekanik kelas
pertama. Organisasi buruh sering mencari tipe promosi ini untuk mencegah
diskrminasi majikan kepada anggota serikat. Kebanyakan ahli kepegawaian menunjukan
kepedulian tentang kompetensi orang yang dipromosikan sendiri-sendiri
berdasarkan senioritas karena tidak semua karyawan cakap.
Menurur Hasibuan (2007)[9]
dalam mempromosikan karyawan, harus sudah dipunyai syarat-syarat tertentu yang
telah direncanakan dan dituangkan dalam program promosi perusahaan.
Syarat-syarat promosi harus diinformasikan kepada semua karyawan, agar mereka
mengetahui secara jelas. Hal ini penting untuk memotivasi karyawan berusaha
mencapai syarat-syarat promosi tersebut. Persyaratan promosi untuk setiap
perusahaan tidak selalu sama tergantung
perusahaan masing-masing. Syarat-syarat promosi pada umumnya meliputi hal-hal berikut.
1) Kejujuran. Karyawan harus jujur terutama pada dirinya sendiri,
bawahannya, perjanjian-perjanjian dalam menjalankan atau mengelola jabatan
tersebut, harus sesuai kata dengan perbuatannya. Dia tidak menyelewengkan
jabatannya untuk kepentingan
pribadinya.
2) Disiplin. Karyawan
harus disiplin pada dirinya, tugas-tugasnya, serta mentaati peraturan-peraturan
yang berlaku baik tertulis maupun kebiasaan. Disiplin karyawan sangat penting
karena hanya dengan kedisiplinan memungkinkan perusahaan dapat mencapai hasil
yang optimal.
3) Prestasi Kerja.
Karyawan itu mampu mencapai hasil kerja yang dapat dipertanggungjawabkan
kualitas maupun kuantitas dan bekerja secara efektif dan efisien. Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan dapat memanfaatkan waktu dan mempergunakan alat-alat
dengan baik.
4) Kerja Sama.
Karyawan dapat bekerja sama secara harmonis dengan sesama karyawan baik
horizontal maupun vertikal dalam mencapai sasaran perusahaan. Dengan demikian,
akan tercipta suasana hubungan kerja yang baik di antara semua karyawan.
5) Kecakapan. Karyawan itu
cakap, kreatif, dan inovatif dalam menyelesaikan tugas-tugas pada jabatan
tersebut dengan baik. Dia bisa bekerja secara mandiri dalam menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik, tanpa mendapat bimbingan yang terus-menerus dari
atasannya.
6) Loyalitas. Karyawan harus loyal dalam membela perusahaan atau
korps dari tindakan yang merugikan perusahaan atau korpsnya. Ini menunjukkan
bahwa dia ikut berpartisipasi aktif
terhadap perusahaan atau korpsnya.
7) Kepemimpinan.
Dia harus mampu membina dan memotivasi bawahannya untuk bekerja dan bekerja
secara efektif dalam mencapai sasaran perusahaan. Dia harus menjadi panutan dan
memperoleh personality authority yang tinggi dari para bawahannya
8) Komunikatif.
Karyawan itu dapat berkomunikasi secara efektif dan mampu menerima atau
mempersepsi informasi dari atasan maupun dari bawahannya dengan baik, sehingga
tidak terjadi miskomunikasi.
9) Pendidikan.
Karyawan harus telah memiliki ijazah dari pendidikan formal sesuai dengan
spesifikasi jabatan.
4. Prosedur Promosi
Menurut
Sastrohadiwiryo (2002)[10] prosedur promosi yang biasa
dianut perusahaan adalah:
1) Promosi dari dalam perusahaan. Hampir merupakan suatu tradisi untuk mencari calon yang akan menduduki jabatan manajer pada suatu hirarki perusahaan diantara jajaran tenaga kerja yang ada merupakan kebiasaan umum yang tampak
hampir membudaya.
2) Promosi melalui proses pencalonan. Pencalonan oleh manajemen
adalah proses penunjang guna mengajukan
bawahan tertentu untuk dipromosikan. Tidak dapat disangsikan bahwa prosedur
ini tidak sistematis dan mudah keliru, tetapi bagaimanapun juga
proses inilah yang paling luas digunakan dalam perusahaan untuk menyelidiki tenaga kerja yang akan
dipromosikan.
3) Promosi melalui prosedur seleksi. Prosedur lain yang ditempuh
dalam rangka promosi tenaga kerja adalah
melalui proses seleksi. Biasanya proses
seleksi bagi perusahaan-perusahaan
besar menggunakan berbagai ujian
psikologis untuk tujuan ini. Cara ini sebenarnya kurang mendapat tanggapan
positif dari para tenaga kerja karena
prosedur dianggap terlalu berbelit-belit, akibat banyak waktu dan tenaga yang
terbuang dengan sia-sia.
5. Peranan Promosi
Menurut Hasibuan(2007) promosi (promotion) memberikan peran penting bagi setiap
karyawan, bahkan menjadi idaman yang selalu dinanti-nantikan. Dengan promosi
berarti ada kepercayaan dan pengakuan mengenai kemampuan serta kecakapan
karyawan bersangkutan untuk menduduki suatu jabatan yang lebih tinggi. Dengan
demikian, promosi akan memberikan status sosial, wewenang (authority), tanggung jawab (responsibility), serta
penghasilan (outcomes) yang
semakin besar bagi karyawan. Jika ada kesempatan bagi setiap karyawan
dipromosikan berdasarkan asas keadilan
dan objektivitas, karyawan akan terdorong bekerja giat, bersemangat,
berdisiplin, dan berprestasi kerja sehingga sasaran perusahaan secara optimal
dapat dicapai. Adanya kesempatan untuk dipromosikan juga akan mendorong
penarikan (recruiting) pelamar
yang semakin banyak memasukkan lamarannya sehingga pengadaan (procurement) karyawan yang
baik bagi perusahaan akan lebih mudah.
Sebaliknya, jika kesempatan untuk dipromosikan relatif kecil/tidak ada maka gairah kerja, semangat kerja, disiplin kerja, dan prestasi kerja karyawan akan menurun. Penarikan dan pengadaan karyawan semakin sulit bagi perusahaan bersangkutan. Begitu besarnya peranan promosi karyawan maka sebaiknya manajer personalia harus menetapkan program promosi serta menginformasikannya kepada para karyawan. Program promosi harus memberikan informasi tentang asas-asas, dasar-dasar, jenis-jenis, dan syarat-syarat karyawan yang dapat dipromosikan dalam perusahaan bersangkutan. Program promosi harus diinformasikan secara terbuka, baik asas, dasar, jenis, persyaratan, maupun metode penilaian karyawan yang akan dilakukan dalam perusahaan. Jika hal ini diinformasikan dengan baik, akan menjadi motivasi bagi karyawan untuk bekerja sungguh-sungguh[11].
Sebaliknya, jika kesempatan untuk dipromosikan relatif kecil/tidak ada maka gairah kerja, semangat kerja, disiplin kerja, dan prestasi kerja karyawan akan menurun. Penarikan dan pengadaan karyawan semakin sulit bagi perusahaan bersangkutan. Begitu besarnya peranan promosi karyawan maka sebaiknya manajer personalia harus menetapkan program promosi serta menginformasikannya kepada para karyawan. Program promosi harus memberikan informasi tentang asas-asas, dasar-dasar, jenis-jenis, dan syarat-syarat karyawan yang dapat dipromosikan dalam perusahaan bersangkutan. Program promosi harus diinformasikan secara terbuka, baik asas, dasar, jenis, persyaratan, maupun metode penilaian karyawan yang akan dilakukan dalam perusahaan. Jika hal ini diinformasikan dengan baik, akan menjadi motivasi bagi karyawan untuk bekerja sungguh-sungguh[11].
Semoga Bermanfaat
& Terima kasih
soal pertimbangan dalam promosi apa tidak ada
ReplyDeletelangkah langkah sebelum promosi,,,.., ?
ReplyDelete