Pages

Tuesday, October 04, 2011

Komitmen Organisasi



 a. Pengertian Komitmen Organisasi

Menurut Mahis dan Jackson (2000) dalam Sopiah (2008 : 155) memberikan definisi, ”Organizational Commitment is the degree to which employees believe in and accept organizational goals and desire to remain with the organization”. (Komitmen organisasional adalah derajat yang mana karyawan percaya dan menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasi).  

Menurut Mowday (1982) dalam Sopiah (2008 : 155)  Komitmen kerja sebagai istilah lain dari komitmen organisasional. Komitmen organisasional merupakan dimensi perilaku penting yang dapat digunakan untuk menilai kecenderungan karyawan untuk bertahan sebagai anggota organisasi. Komitmen organisasional merupakan identifikasi dan keterlibatan seseorang yang relatif kuat terhadap organisasi. Komitmen organisasional adalah keinginan anggota organisasi untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi dan bersedia berusaha keras bagi pencapaian tujuan organisasi.


Menurut Lincoln (1994) dalam Sopiah, (2008 : 155),  komitmen organisasional mencakup kebanggaan anggota, kesetiaananggota, dan kemauan anggota pada organisasi. Sedangkan menurut Blau dan Boal (1995) dalam Sopiah, (2008 : 155)ko m itm en
organisasional didifinisikan sebagai suatu sikap yang merefleksikan perasaan suka atau tidak suka dari karyawan terhadap organisasi.

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi adalah suatu ikatan psikologis karyawan pada organisasi yang ditandai dengan adanya :
1. Sebuah kepercayaan dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai dari organisasi,
2. Sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh guna kepentingan organisasi,
3. Sebuah keinginan untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi.

b. Bentuk Komitmen Organisasi 
  
Kanter (1986) dalam Sopiah (2008 : 158), mengemukakan :
1. Komitmen berkesinambungan (continuance commitment), yaitu komitmen yang berhubungan dengan dedikasi anggota dalam melangsungkan kehidupan organisasi dan menghasilkan orang yang mau berkorban dan berinvestasi pada organisasi;
2. Komitmen terpadu (cohesion commitment), yaitu komitmen anggota terhadap organisasi sebagai akibat adanya hubungan sosial dengan anggota lain di dalam organisasi. Ini terjadi karena karyawan percaya bahwa norma-norma yang dianut organisasi merupakan norma-norma yang bermanfaat;
3. Komitmen terkontrol (control commitment), yaitu komitmen anggota pada norma anggota organisasi yang memberikan perilaku yang diinginkannya. Norma yang dimiliki organisasi mampu memberikan sumbangan terhadap perilaku yang diinginkannya.

Menurut Meyer, Allen, dan Smith (1998) dalam Sopiah, (2008: 157)  mengemukakan tiga komponen komitmen organisasional, yaitu:
 1. Affective commitment, terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi karena        adanya   ikatan emosional;
2. Continuance commitment, muncul apabila karyawan tetap bertahan pada suatu organisasi karena                membutuhkan gaji dan keuntungan lain, atau karena tidak menemukan pekerjaan lain;
3. Normative commitment, timbul dari nilai-nilai dalam diri karyawan. Karyawan bertahan menjadi       anggota organisasi karena adanya kesadaran bahwa komitmen terhadap organisasi merupakan hal       yang seharusnya dilakukan.


c. Faktor yang mempengaruhi Komitmen Organisasi

Januarti, (2006 : 15) mengemukakan komitmen organisasi, terbangun bila tiap individu mengembangkan tiga sikap yang saling berhubungan terhadap organisasi dan atau profesi yaitu :I d en tifica tion yaitu pemahaman atau penghayatan dari tujuan organisasi,In vo lmen t yaitu perasaan terlibat dalam suatu pekerjaan atau perasaan bahwa pekerjaannya adalah menyenangkan, danLo yali ty yaitu perasaan bahwa organisasi adalah tempat bekerja dan tempat tinggal.

Menurut David (1997) dalam Sopiah, (2008 : 163) mengemukakan empat faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi, yaitu:
1.  Faktor personal, misalnya usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, kepribadian, dll;
2. Karakteristik pekerjaan, misalnya lingkup jabatan, tantangan, konflik, peran, tingkat kesulitan dalam  pekerjaan, dll;
3. Karekteristik struktur, misalnya besar/kecilnya organisasi, bentuk organisasi (sentralisasi/desentralisasi), kehadiran serikat pekerja;
4. Pengalaman kerja. Pengalaman kerja karyawan sangat berpengaruh terhadap tingkat komitmen karyawan pada organisasi.

d. Variabel dan Operasional Komitmen Organisasi

Variabel
Dimensi
Indikator
Scala
Item Pertanyaan

Komitmen Organisasi
 Individu
1. kepercayaan dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai dari organisasi
Interval
1 - 5

2. Kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh guna kepentingan organisasi
Interval
6

3. Keinginan untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi
Interval
7-9

* Kuisioner denan menggunakan Skala Likert ( 1 : Sangat tidak setuju, 2  : Tidak Setuju , 3 : Netral , 4 : Setuju,       5 : Sangat Setuju  )



KUISIONER






No
Pertanyaan
Scale


1
Saya merasa ikut memiliki organisasi di tempat saya bekerja.
1
2
3
4
5

2
Saya merasa terikat secara emosional dengan organisasi di tempat saya bekerja
1
2
3
4
5

3
Organisasi di tempat saya bekerja sangat berarti bagi saya.
1
2
3
4
5

4
Saya merasa menjadi bagian dari organisasi di tempat saya bekerja.
1
2
3
4
5

5
Saya merasa masalah organisasi di tempat saya bekerja juga seperti masalah saya.
1
2
3
4
5

6
Saya mau berusaha di atas batas normal untuk mensukseskan perusahaan di tempat saya bekerja
1
2
3
4
5

7
Saat ini saya tetap tinggal di perusahaan karena komitmen terhadap organisasi.
1
2
3
4
5

8
Alasan utama saya tetap bekerja di perusahaan ini adalah karena loyalitas terhadap perusahaan
1
2
3
4
5

9
Saya sulit terikat dengan organisasi lain seperti organisasi di tempat saya bekerja.
1
2
3
4
5


Pustaka :
Sopiah, 2008, Perilaku Organisasi, Penerbit Andi, Yogyakarta 

No comments:

Post a Comment