Pengertian
Kinerja adalah catatan tentang
hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan
tertentu selama kurun waktu tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut ada tiga
aspek yang perlu dipahami setiap karyawan, yaitu ;
1. Kejelasan tugas atau pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya.
2. Kejelasan hasil yang diharapkan dari
suatu pekerjaan atau fungsi.
3. Waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan agar hasil yang diharapkan dapat terwujud.[1]
Kinerja adalah hasil atau tingkat
keberhasilan seeorang secara keseluruhan selama periode tertentu didalam
melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar
hasil kerja, target, atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih
dahulu dan telah disepakati bersama.[2]
Kinerja
juga merupakan suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang, tanggung jawab
masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.[3]
Kinerja
merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan
program, kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan dan misi serta visi suatu
organsiasi. Sedangkan menurut Sianipar bahwa kinerja adalah hasil akhir atau
kemampuan kerja seseorang atau
sekelompok orang atau suatu pekrjaan pada waktu tertentu.
Unsur yang mempengaruhi Kinerja
Menurut Stters, terdapat empat factor
yang mempengaruhi kinerja, yaitu ;
1. Motivasi para pekerja
2. Kemampuan dan Ketrampilan
3. Kejelasan aturan dan penerimaan tugas
4. Kesempatan untuk berkinerja
Disamping itu juga kinerja karyawan
dapat dilihat dari ide-ide dan inovasi
yang bermanfaat dalam setiap pekerjaannya. Termasuk juga ketepatan waktu dalam
penyelesaian pekerjaan. Individu yang memiliki motivasi tinggi dalam
melaksanakan tugasnya cenderung memiliki kinerja yang tinggi. Namun motivasi
yang tinggi saja tidak cukup, diperlukan juga pengetahuan dan ketrampilan untuk
melakukan pekerjaan.
Seseorang akan dapat menghasilkan
kinerja yabng baik bila ia memiliki peluang untuk mewujudkannya melalui
persepsi yang tepat. Seseorang yang memiliki motivasi, kemampuan dan
ketrampilan serta memiliki persepsi yang baik mengenai suatu pekerjaan, tetapi
tidak memiliki peluang untuk melakukan kerja tersebut, maka tiga factor yang
dimiliki itu akan sia-sia belaka.[4]
Kenyataan empiris dan prakstis menunjukkan,
bahwa perilaku seseorang, misalnya dalam pekerjaan yakni produktivitas kerja (
kinerja ), dipengaruhi oleh factor-factor intrinsik dan ekstrinsik seperti
digambarkan dalam formula persamaan berikut ;[5]
Y ( Perilaku ) = f ( Xi, Xe ) ; ceteris paribus
Unsur Intrinsik ( Xi) antara lain :
1. Tingkat pendidikan
2. Tingkat Pengetahuan
3. Tingkat ketrampilan
4. Sikap-motivasi kerja
5. Tingkat pengalaman kerja
Unsur ekstrinsik ( Xe ), antara lain mencakup :
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan sosial budaya
3. Lingkungan ekonomi
4. Lingkungan belajar\
5. Lingkungan kerja termasuk budaya kerja
6. Teknologi
Pengukuran
Kinerja
Pengukuran terhadap kinerja perlu
dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat devisiasi
dari rencana yang telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai
jadwal waktu yang ditentukan, atau apakah hasil kinerja telah tercapai sesuai
dengan yang diharapkan.[6]
Untuk melakukan pengukuran tersebut,
diperlukan kemampuan untuk mengukur kinerja sehingga diperlukan adanya ukuran kinerja. Pengukuran kinerja hanya
dapat dilakukan terhadap kinerja yang nyata dan terukur. Apabila kinerja tidak
dapat diukur, tidak dapat dikelola. Untuk dapat memperbaiki kinerja, perlu
diketahui seperti apa kinerja saat ini.
Apabila deviasi kinerja dapat diukur, dapat diperbaiki.
Pengukuran kinerja yang tepat dapat
dilakukan dengan cara :[7]
1. Memastikan bahwa persyaratan yang
diinginkan pelanggan telah terpenuhi
2. Mengusahakan standar kinerja untuk
menciptakan perbandingan
3. Mengusahakan jarak bagi orang untuk
memonitor tingkat kinerja
4. Menetapkan arti penting maslah kualitas
dan menentukan apa yang perlu prioritas
perhatian
5. Menghindari konsekuensi dari rendahnya
kualitas
6. Mempertimbangkan penggunaan sumber daya
7. Mengusahakan umpan balik untuk
mendorong usaha perbaikan
Jadi
kinerja seorang karyawan dapat dilihat dari individu masing-masing karyawan
dalam hal kemampuannya dalam menyelesaikan pekerjaan, ketepatan dan pemanfaatan
waktu yang digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan, tercapainya target dan
sasaran pekerjaan dengan perilaku yang benar dan kualitas pekerjaan
[1] Ruky S.Ahmad,
2001. Sistem Manajemen Kinerja. PT.Gramedia,
Jakarta, hlm. 15
[2] Mangkuprawira,
Sjafrie, 2009. Bisnis, Manajemen, dan
Sumberdaya Manusia, IPB Press,
Bogor, hlm.218
[3] Widodo, Joko,
2001. Akuntabilitas dan Kontrol Birokrasi
pada Era Desentralsisi dan Otonomi Daerah. Insan Cendikia, Jakarta, hlm.
206
[4] Suastha,T,
Njoman, 2002. Evaluasi Kinerja.
Kumpulan Kuliah, Jakarta, hlm. 13
[5] Mangkuprawira,
Sjafrie, 2009. Bisnis, Manajemen, dan
Sumberdaya Manusia. IPB Press, Bogor, hlm.222
[6] Wibowo, 2009 . Manajemen Kinerja. Rajawali Press,
Jakarta, hlm.343
[7] Ibid., hlm.344
No comments:
Post a Comment