Kepemimpinan
adalah kata kerja, bukan kata benda. Kepemimpinan adalah tindakan, bukan
kedudukan. Kepemimpinan ditentukan olehh apa yang dilakukan, bukan peran yang
dijalankan. Beberapa orang dalam “ peran kepemimpinan “ adalah pemimpin yang
istimewa.[1]
Menurut
Robinson, kepemimpinan adalah membuktikan yang tidak dapat dibuktikan. Sebagian
besar pemimpin, dengan perasaan yang dalam berjuang untuk membuktikan sesuatu
yang tidak dapat dibuktikan.[2]
Menurut
Kissinger, kepemimpinan adalah menggerakkan orang ke tempat yang tidak dikenal.
Tugas para pemimpin adalah menggerakkan orang-orangnya dari tempatnya sekarang
ke tempat yang belum pernah dikunjungi. Menurut Schwarzkopf, kepemimpinan
adalah suatu kombinasi strategi dan karakter yang kuat. Namun jika harus
kehilangan salah satunya, maka pilihlah strategi.[3]
Kepemimpinan
adalah suatu fungsi, suatu aktivitas, suatu cara melakukan sesuatu petunjuk
arah, suatu penggerak, pemicu antusiasme apapun yang diperlukan untuk membuat
kelompok atau perusahaan bergerak dari keadaan yang sekarang ke masa mendatang.[4]
Sewaktu-waktu
atau pada tingkatan tertentu. Bahkan sangat sulit bagi eksekutif yang cerdas
dan bertanggung jaab untuk tidak menjalankan kepemimpinan pada tingkatan
tertentu. Seorang pemimpin adalah siapapun yang bertanggung jawab menghasilkan
sesuatu yang berbeda dan lebih baik, atau yang sukses membujuk orang lain
melakukannya.\
Menurut
Sarros dan Butchatsky, “ leadership is defined as the purposeful behaviour of
influencing others to contribute to a commonly agreed goal for the benefit of
individual as well as the organization or common good “. Menurut definisi
tersebut, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan
tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai
tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.[5]
Sedangkan
menurut Anderson,” leadership means using power to influence
the thoughts and actions of others in such a way that achieve high
performance”.Kepemimpinan adalah suatu upaya penggunaan jenis pengaruh
bukan paksaan (concoersive) untuk mendorong orang-orang mencapai tujuan
tertentu. Kepemimpinan adalah proses mendorong dan membantu orang lain untuk
bekerja dengan antusias mencapai tujuan. “ ledership is the process of
influencing the activities of an individual or a group in efforts toward goal
achievement in a given situation.” (Kepemimpinan adalah suatu proses
mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai
tujuan dalam suatu situasi tertentu ).
Berdasarkan
definisi tersebut kepemimpinan itu akan terjadi, apabila didalam situasi
tertentu seeorang mempengaruhi perilaku orang lain, baik secara perorangan
ataupun kelompok. Jadi dapat disimpulkan yang dimaksud dengan kepemimpinan
adlah cara seorang pimpinan dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing,
mengarahkan dan menggerakkan bawahannya, serta pihak lain yang terkait untuk
bekerja, berperan serta guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tugas
utama seorang pemimpin adalah membangkitkan kegembiraan, optimisme dan gairah
dalam melaksanakan pekerjaan, serta menumbuhkan atmosfir kerjasama dan
kepercayaan.[6]
Tantangan
bagi seorang pemimpin adalah bagaimana dapat menciptakan, dimana setiap
individu mampu mengeluarkan energi secara maksimal pada waktu yang tepat.[7]
Agar
pemimpin dapat menjalankan perannya, hendaknya
memiliki sarana, misalnya kewenangan formal, pengetahuan dan pengalaman
yang terus ditingkatkan, hak untuk mengganjar dan menghukum karyawan
bawahannya, berkomunikasi dengan bawahannya dan perintah untuk bawahannya.
Memimpin
adalah menunjukkan cara untuk maju. Memimpin adalah mengarahkan satu alur
tindakan. Memimpin adalah mempengaruhi perilaku atau pendapat dari orang lain.[8]
Kesuksesan
seorang pemimpin tergantung pada kemampuannya untuk menyusun suatu kerangka
kerja yang sesuai untuk memperoleh suatu penampilan prima. Berdasarkan hasil
wawancara dengan beberapa pemimpin terkenal diberbagai bidang diseluruh dunia,
dapat disimpulkan kerangka kerja yang benar terdiri atas empat elemen :[9]
a. Tujuan
yang jelas, komunikatif, dan dapat dipahami
b.
Nilai-nilai umum yang biasa digunakan
c. Tingkat
kedisiplinan yang tegas dari sistem yang digunakan
d.
Adanya persiapan matang
Pemimpin sebagai orang yang memiliki kualitas
kepribadian dan watak tertentu, yang sesuai dengan situasi umum, didukung pengetahuan
teknis dan pengalaman yang relevan, mampu menyediakan fungsi yang diperlukan
untuk menuntun kelompok mencapai tujuan, serta pada waktu yang sama memelihara
dan membangun persatuan tim. Semua hal tersebut dilakukan berdasarkan rasio dan
proporsi yang tepat dengan bantuan anggota tim yang lain.[10]
Seorang pemimpin bijak akan melibatkan timnya
sejauh mungkin dalam proses pembuatan keputusan karena semakin terlibat
seseorang dalam pembuatan keputusan yang berdampak pada kehidupan
profesionalnya, semakin termotivasi untuk melaksanakan keputusan tersebut.
Fungsi kepemimpinan
Agar
kebutuhan dalam setiap kelompok atau organisasi terpenuhi, maka fungsi-fungsi
tertentu harus dilaksanakan. Terlaksananya fungsi-fungsi penting tersebut
merupakan tanggung jawab kepemimpinan, meski hal ini tidak menyiratkan bahwa
sang pemimpin akan melaksanakannya sendiri. Ada dua fungsi penting yang harus
ada pada seorang pemimpin, yaitu:[11]
a.
Fungsi tugas seorang pemimpin adalah :
1.
Menciptakan kegiatan, tugas pemimpin adalah menetapkan
deskripsi pekerjaan secara jelas untuk karyawan/bawahannya.
2.
Mencari informasi, tugas pemimpin adalah
mencari informasi tersebut secara cepat, tepat, dan akurat.
3.
Memberi informasi, informasi yang telah
diperoleh kemudian didistribusikan kepada bawahannya, sehingga semua karyawan
mendapatkan informasi yang dibutuhkannya.
4.
Memberi pendapat, tugas pemimpin adalah
memberikan pendapat dan nasihat kepada bawahannya.
5.
Menjelaskan, tugas pemimpin yang lain adalah
menjelaskan apa saja yang dirasakan belum jelas oleh bawahannya.
6. Meringkaskan dan menyimpulkan semua yang telah
disepakati
7.
Mengkoordinasikan, agar organisasi dapat
berjalan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan-tujuannya.
8.
Menguji kelayakan, jika organisai merencanakan
untuk melaksanakan berbagai program, terlebih dahulu pemimpin harus menguji
layak/tidaknya program tersebut untuk dilaksanakan.
9.
Mengevaluasi
10.
Mendiagnosis.
b. Fungsi Pemeliharaan seorang pemimpin
1.
Mendorong semangat, memotivasi karyawan agar
selalu bergairah dan bersemangat dalam bekerja
2.
Menetapkan standar, standar kinerja harus
ditetapkan dari awal dan hal ini merupakan tugas pemimpin.
3.
Mengikuti, pemimpin tdiak boleh lepas tangan
tetapi tetap harus terus memantau anak buahnya.
4.
Mengekspresikan perasaan
5.
Mengambil konsensus, tugas pemimpin adalah
mengambil atau menetapkan konsensus walaupun prosesnya melibatkan banyak orang.
6.
Menciptakan keharmonisan.
7.
Mengurangi ketegangan, karena ketegangan yang
berlebihan akan berdampak negatif terhadap kinerja, baik kienrja individu,
kelompok, maupun organisasi.
Pola Kepemimpinan
Pola
kepemimpinan mencerminkan model kepemimpinan yang diterapkan dalam mengelola
karyawan. Ada sekelompok pemimpin menerapkan praktek kepemimpinan berorientasi
pada penyelesaian tugas ( task oriented ). Pada golongan pemimpin ini,
aspek-aspek individual karyawan kurang mendapat perhatian. Pola ini menekankan,
apapun yang dilakukan karyawan dan bagaimanapun kondisi yang terjadi pada
karyawan tidak menjadi masalah, asalkan tugas-tugas dapat diselesaikan.
Pola-pola
kepemimpinan dapat berpengaruh pada penciptaan lingkungan kerja yang kurang
baik bagi karyawan. Akibatnya ada perasaan tertekan pada karyawan. Lingkunan
kerja yang tercipta penuh ketakutan mengarah frustasi. Jika ini berlangsung
lama, maka yang terjadi adalah tingkat absensi karyawan yang tinggi, permintaan
pindah antar unit kerja, bahkan puncaknya adalah permintaan keluar dari
perusahaan dan pindah keperusahaan lain.
Pada
sekelompok pemimpin lainnya menerapkan pola kepemimpinan berorientasi pada manusia
( human oriented ). Pemimpin memusatkan
perhatiannya pda kegiatan dan masalah kemanusiaan yang dihadapi, baik bagi
dirinya maupun bagi karyawan. Kepemimpinan pada golongan ini lebih populis
dibandingkan pola yang terdahulu, karena dipandang memperhatikan
masalah-masalah riil yang dihadapi karyawan. Dari masalah anak sakit sampai
dengan kondisi keluarga. Dari masalah stamina sampai dengan nonton bola.
Akibatnya lingkungan kerja dapat mengarah pada budaya gosip, tetapi
mengesampingkan penyelesaian tugas dan standard kerja.
Pada pola
yang ekstrim, kedua orientasi kepemimpinan diatas tdiak ada yang efektif
mengelola karyawan. Dengan kemampuan meramu dan menggabungkan keduanya, dalam
banyak hal terbukti lebih efektif dalam menciptakan lingkungan kerja yang
kondusif bagi peningkatan kinerja karyawan.
Gaya kepemimpinan
Gaya
kepemimpinan tertentu secara tidak langsung akan mempengaruhi hasil yang akan
diperoleh dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Beberapa gaya kepemimpinan
adalah :[12]
a.
Visioner
Menggerakkan orang-orang kearah impian
bersama, digunakan ketika perubahan membutuhkan visi baru, atau ketika
dibutuhkan arah yang jelas.
b.
Pembimbing
Menghubungkan apa yang diinginkan
seseorang dengan sasaran organisasi, digunakan ketika membantu karyawan memperbaiki
kinerjanya denan membangun kemampuan jangka panjang
c.
Afiliatif
Menciptakan harmoni denan saling
menghubungkan orang-orang, digunakan ketika menengahi benturan dalam tim dan
memotivasi disaat-saat yang menekan, atua menguatkan
d.
Demokratis
Menghargai masukan orang dan
mendapatkan komitmen melalui partisipasi, digunakan ketika membangun
persetujuan atau kesepakatan, atau mendapat masukan yang berharga dari pegawai.
e.
Penentu kecepatan
Menghadapi tantangan dan tujuan yang
menarik, digunakan ketika ingin mendapatkan hasil berkualitas tinggi dari tim
bermotivasi dan kompeten.
f.
Memerintah
Menenangkan rasa takut dengan memberi
arah yang jelas didalam keadaan darurat, digunakan ketika saat krisis untuk
membangkitkan perubahan arah, atau pada pegawai yang bersalah.
Tugas
utama kepemimpinan adalah mengkomunikasikan visi dan nilai sebuah organisasi,
kedua para pemimpin harus mendapatkan dukungan untuk visi dan nilai yang
diutarakan, ketiga para pemimpin harus mengerahkan visi dan nilai tersebut.[13]
Seorang pemimpin akan dituntut untuk
menangani permasalahan-permasalahan secara lebih dewasa. Seseorang yang disebut
dewasa adalah individu yang telah siap menerima kedudukan dalam komunitas.
Kesuksesan dan kegagalan seseorang untuk memimpin dan mengarahkan bawahannya
sangat tergantung pada kedewasaan sikap dan tindakan yang akan diambilnya.
Ciri-ciri kedewasaan yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah :[14]
a.
Terbuka
akan eksistensi orang lain
b.
Kesabaran yang utama
c.
Tetap pada jalur
d.
Dewasa dalam kebijakan
e.
Menyukai pekerjaan
f.
Pantang menyesal
g.
Hati yang berketetapan
h.
Mudah mengerti orang lain dan memiliki rasa
humoris
i.
Kejiwaan yang matang dan dewasa
j.
Teratur dalam bertindak
k.
Mengetahui potensi diri sendiri
l.
Berkeyakinan dalam berprinsip
Operasionalisasi dan Pengukuran variabel
Definisi operasional kepemimpinan
diukur dengan menggunakan instrumen yang mencerminkan factor-factor yang
berpengaruh terhadap kepemimpinan. Instumen yang digunakan disusun dengan skala
Likert (1 s/d 5). Definisi operasional kepemimpinan diukur dengan menggunakan
instrument yang didapat dari dimensi Tugas dan Pemeliharaan seperti pada tabel berikut :
Operasional dan Pengukuran variabel kepemimpinan |
[1] Nurachadijat.K
dan Fauzi.D.A., 2006. Membangun Motivasi
kepemimpinan. Edsa Mahkota, Jakarta, hlm. 29
[2] Yudelowitz, J.,
2006 . Smart Leadership. PT.Elek
Media Komputindo, Jakarta, hlm.4
[3] ibid.,hlm.5
[4] ibid.,hlm.33
[5] Sholeh, I., 2008.
Pengertian Kepemimpinan. http://myhad.blogspot.com/2007/04/pengertian
kepemimpinan-leadership.html
[6] Goleman,D., 2006.
Kepemimpinan berdasarkan Kecerdasan Emosi.
PT. Gramedia, Jakarta, hlm. 34
[7] Jonassen,
J.R.,2006. Rahasia Kepemimpinan.
Hanggar Kreator, Jogjakarta, hlm. 64
[8] Nurachadijat.K
dan Fauzi.D.A., 2006. Membangun Motivasi
kepemimpinan. Edsa Mahkota, Jakarta, hlm.30
[9]
Loc.Cit., Jonassen,JR, hlm. 11
[11] Sopiah, 2008. Perilaku Organisasional. Penerbit Andi,
Yogyakarta, hlm. 123
[12] Goleman,D., 2006.
Kepemimpinan berdasarkan Kecerdasan Emosi.
PT. Gramedia, Jakarta, hlm.65
[13] N Nurachadijat.K
dan Fauzi.D.A., 2006. Membangun Motivasi
kepemimpinan. Edsa Mahkota, Jakarta , hlm. 66
[14] Nurachadijat.K
dan Fauzi.D.A., 2006. Membangun Motivasi
kepemimpinan. Edsa Mahkota, Jakarta , hlm. 84
Kepemimpinan (Leadership) diukur dengan menggunakan instrumen yang mencerminkan factor-factor yang berpengaruh terhadap kepemimpinan.
ReplyDelete