Terlepas dari perasaan "risih" saat menulis artikel ini, kondom (condom) sebagai produk manufacturing sangat menarik bagi saya. Jika dilihat secara visual dan sifatnya yang sekali pakai, kondom terlihat seperti produk yang sederhana. Akan tetapi, dibalik dinding-dinding pabrik pembuatannya, proses pembuatannya tidak semudah yang dibayangkan. Produk ini memiliki standar produksi yang sangat tinggi dan ketat. Adapun standard yang berlaku saat ini yaitu ISO 4074 tahun 2002 dan WHO 2003. Standard ini diperlukan untuk menjamin proses produksi dapat menghasilkan produk yang sesuai spesifikasi. Umum diketahui, selain untuk mencegah kehamilan, kondom juga berfungsi sebagai pelindung dari infeksi yang disebabkan oleh beberapa kuman dan virus ganas, seperti kuman gonorhea, Virus HIV, dan Virus Hepatitis B yang berskala
nanometer. Bisa anda bayangkan jika produk yang memasuki pasar tidak sesuai spesifikasi, fatal bukan.
Penelitian
menyimpulkan efektivitas kondom dalam mencegah kehamilan mencapai 90%, tingkat kegagalannya lebih banyak disebabkan
oleh faktor penggunaan yang tidak benar.
Pori-pori
kondom terkecil sebesar 5 mikron, hampir sama dengan diameter sperma 3.5
mikron. Cukup sempit untuk sel sprema memasuki lobang-lobang ini. Disamping itu
ketebalan kondom mencapai 194 kali diameter kepalanya.
Maaf, jika anda ingin menemukan tulisan yang membahas sisi kenikmatan, saya pastikan anda tidak akan mendapatkannya.
History
History
Berdasarkan catatan sejarah,
orang-orang Mesir lah yang pertama kali menggunakan kondom di tahun 1350
sebelum masehi. Kondom primitif ini terbuat dari kulit tipis dari kandung kemih
dan usus binatang sebagai “sarung”. Kondom
pada saat itu dipakai bukan untuk mencegah kehamilan, tapi untuk
menghindari terjangkitnya penyakit kelamin.
Dalam perkembangannya bahan dasar pembuatan kondom terus
berkembang, mulai dari usus binatang (domba), ruber, latex, hingga polyuretan.
Pertama kali Kondom dibuat dalam skala manufacture di Amerika oleh Schmid Laboratories pada tahun
1883, Perusahaan ini didirikan oleh Julius Schmid.
Proses
pembuatan kondom terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu :
1.
Compounding
2.
Storage
3.
Production Proscess
Step 1. Compounding
Pembuatan kondom dimulai dengan pencampuran bahan dasar lateks dengan beberapa bahan
kimia seperti sulfur, Zno, nocrac, perkacit, dan Vufanol melalui proses
pencampuran selama 4-5 hari. Pencampuran dilakukan dalam alat Drum besar yang
bernama Balls Mills. Proses ini akan memperkecil ukuran partikel bahan sebelum
menjadi kondom.
Step 2, Storage
Setelah proses ball mills,
bahan-bahan yang sudah tercampur tersebut divulkanisasi. Pada proses ini
bahan-bahan kimia kemudian dicampur lagi dengan bahan-bahan penstabil suspensi
selama 7,5 jam, untuk kemudian dimatangkan selama kurang lebih 4 hari.
Production Process terbagi
kedalam 4 bagian, yaitu ; 1) proses Dipping, 2) post treatment, 3) Test
Quality, 4) Lubricating dan Packaging.
Alur
proses keseluruhan dapat dilihat di diagram berikut ( diambil dari : http://www.smile-condoms.com/francais/fabrication/manufacturingflowchart.htm )
Proses
Dipping
Tahap
ini merupakan tahap pembentukan produk. Tahap pembentukan dilakukan dengan 1
unit mesin memanjang, yaitu Dipping Machine. Skema mesin ini dapat dilihat pada
gambar dibawah, ( dan link berikut : http://www.smile-condoms.com/francais/fabrication/manufacturing.htm )
Secara
garis besar Dipping machine terdiri dari conveyor rantai dengan glass forming (
forming kaca ) yang diinstall dikedua sisi rantai. Rantai bergerak satu arah.
Seperti dalam gambar, proses diawali dari pembersihan glass forming di Driying
Brush, dengan tujuan untuk membersihkan forming dari material lain yang
menempel, proses bergerak maju mulai dari pencelupan ( 1st latek
Dip) hingga proses terakhir Rinsing, yaitu kondom yang melekat pada forming
dilepaskan dengan air bertekanan ( jet washer ), kemudian forming bergerak
kembali ke step awal yaitu pembersihan di Dryiing Brush. Begitu seterusnya.
Berdasarkan alur proses yang ditunjukkan
dalam diagram production process, alur proses dipping dapat dijelaskan sebagai
berikut.
1. Former Cleaning.
Bagian ini membersihkan glass forming ( forming kaca ) dengan menyemprotkan air
lalu dikeringkan dengan soft nylon brush yang berputar.
Brush Forming |
Glass Forming after cleaning |
2. Lateks Dipping 1. Glass forming dicelupkan pada cairan latex untuk pertama kalinya.
Dipping Process |
4.
Lateks Dipping 2.
Untuk kedua kalinya, glass forming yang sudah dilapisi lateks pada Dipping 1,
dicelupkan kembali ke dalam bak pencelupan kedua.
5.
Drying Oven.
Setelah keluar dari Bak pencelupan kedua, glass forming kembali memasuki oven
untuk proses pengeringan.
6.
Beading. Proses
ini membentuk ring dibagian pangkal
kondom. Prosesnya menggunakan 2 buah roll yang berputar.
Beading Process |
7.
Drying Oven (
final ). Proses pengeringan terakhir,
prosesnya masih sama, yaitu menggunakan panas yang bersalal dari electric
infrared. Dan didinginkan dengan udara bebas.
8.
Leaching.
Merupakan Bak pencucian, yang dilengkapi dengan electric heating, termostat
untuk mengontrol suhu air dan water overflow, untuk mengatur volume air. Proses
ini bertujuan membersihkan kondom dari semua bahan kimia terlarut dan menghilangkan protein dalam lapisan
lateks ( Lateks Film ).
Leaching Process |
9.
Stripping. Pada
bagian ini, kondom yang melekat pada glass forming dilepas dengan menyemprotkan
air bertekanan. Produk dalam kondisi basah dan dikumpulkan dalam bak
penampungan.
Stripping Process |
Proses Post
Treatment
Dalam Post
Treatment ini, kondom di treatment dengan menggunakan air yang dicampur bahan kimia Anti
Tack K dan Anti Tack G. Tahap berikutnya kondom dikeringkan dalam mesin thumbling,
menjalani proses pengeringan selama
sekitar 3,5 jam dengan bubuk nipsil,
hisil, dan carplex, untuk mecegah pelekatan produk.
Quality Test produk ini, mengikuti standarisasi yang sangat tinggi karena menuntut tingkat keamanan dan Higienis produk. ( Flow Chart Quality Test dibawah, juga bisa dilihat pada link berikut : http://www.smile-condoms.com/francais/fabrication/qualityflowchart.htm )
QC Inspect Flow Chart |
Test Quality ke-1
1.
Sample diambil dari product yang keluar dari
proses pengeringan pada mesin Thumbling.
2.
Dari Setiap Batch ( periode proses yang sama ) diambil 150 sample
untuk dilakukan beberapa test.
Visual Test : 125 sample
Water test (pin hole) : 125 sample
Dimention Test : 10 Sample
Burstling Test ( uji letusan) : 10
Sample
Tensile Test |
4.
Jika dalam Visual Test ditemukan lebih dari 20%
( 10 sample ) defect kategori Major. Manager QA memutuskan disposisi seluruh
produk dalam batch ini. Total produk di reject atau diterima setelah dilakukan
100% test electronik.
Test Quality ke-2
1.
Setiap Batch produksi, setelah menjalni test
quality ke-1, akan menjalani 100% electronic test
2.
Berdasarkan hasil water test ( pin hole test )
dan visual control, product setiap Batch produksi akan dikategorikan ke dalam
beberapa klasifikasi Grade.
Electronic Test |
3.
Setelah dilakukan Test, diambil 200 sample,
untuk dilakukan visual test dan water test, jika masih ditemukan masalah,
seluruh product dalam satu batch dikirim ke Departemen khusus sortir dan
screening.
4.
QA harus melakukan test ulang dan
memgklasifikasikan Grade product yang dimaksud dalam point 3.
5.
Product yang lolos uji, harus disertakan
informasi code, warna, quantity, dan Grade dalam kemasannya. Dengan klasifikasi
Grade sebagai berikut :
·
Grade A1 0/200 pin-hole (AQL 0), Visual Check
100% pass
·
Grade A 0/200 pin-hole (AQL 0)
·
Grade B 1/200 pin-hole (AQL 0.25)
·
Grade C 2/200 pin-hole (AQL 0.40)
·
Grade D 3/200 -7/200 pin-hole (AQL 0.65 – 1.5)
6.
Batch Produksi harus disimpan didalam ware
house/Gudang, dengan masa penyimpanan selama 12 bulan setelah test produksi.
Quality Test ke-3
1.
Pada Test Quality ke-3, sample diambil setelah produk melalui
proses foil packaging/pengemasan. Diambil
setiap customer sebelum delivery/pengiriman.
2.
Product yang lolos dilanjutkan pada final box
packaging, jika tidak lolos test, pengiriman akan di tunda, sampai diputuskan
disposisi produk oleh bagian QA.
Proses
Lubricating & Foil Packaging
Pada tahap ini
dilakukan pelumasan permukaan luar produk dengan sejenis silicon oil yang
berfungsi sebagai pelumasan, tahap ini
dinamakan lubricating. Setelah itu dilanjutkan dengan tahap pengemasan produk
dengan baha foil / foil packaging.
Tahap ini
merupakan tahapan terakhir dalam proses produksi kondom. Produk outputnya masih
diberlakukan quality test, yaitu Quality Test ke-3.
Packaging Process |
( link:http://www.youtube.com/watch?v=u22BbGNzLWo )
Penutup
Standar
manufaturing dan quality test yang sangat tinggi menuntut adanya tingkat kendali proses dengan baik. Jika terjadi kesalahan proses,
dengan spesifikasi quality seperti ini, bisa dipastikan akan banyak produk
yang reject dan tidak terpakai atau
mengalami grade down, yang mengakibatkan perbedaan harga jual.
Melihat
kondisi ini, tampak normal, jika saat ini, di Indonesia hanya memiliki dua
perusahaan pembuat kondom. Karena itu, masih banyak produk-produk dipasaran
yang masih di import untuk menutupi kekurangan suplay.
Sebagai
penutup, saya akan menyampaikan pesan bagi para pengguna produk ini. Pada sub bab pendahuluan,
saya sampaikan hasil penelitian, bahwa efektifitas kondom dalam mencegah
terjadinya fertilisasi/pembuahan atau kehamilan mencapai 90%, dan kegagalannya
lebih disebabkan faktor pemakaian yang tidak tepat. Lantas bagaimana
efektivitasnya dalam mecegah penularan penyakit ?
Kembali ke
persepsi masing-masing, apakah ini good atau bad news. Kalau saya sih, melihat
ini berita buruknya.
Dengan diameter pori-pori kondom
terkecil sebesar 5 mikron, bagaimana
efektivitasnya untuk membendung “lewatnya” virus HIV yang hanya berukuran 0.1
mikron? Ok saya permudah ilustrasinya. Jika anda memilik bola kecil berukuran 1 cm, sulitkah bagi anda untuk
memasukkannya kedalam lubang berukuran 50 cm ( 0.5 meter ) dalam jarak dekat ?
Menutup mata pun anda bisa lakukan ini bukan
? Percayalah, hanya faktor waktu yang menghambat kapan virus-virus itu
mencemari cairan lainnya. Diperburuk dengan masifnya gerakan mekanis yang
menekan cairan, maka perjalanan virus-virus melintasi labirin kondom akan
semakin cepat.
Saat ini, ketebalan kondom yang
dijual di pasar berkisar antara 483 – 635 mikron. Sedangkan kisaran pori-pori
kondom-kondom tersebut saat tidak direntangkan adalah 5 – 50 mikron.
Kelihatannya masuk akal jika kegagalan kondom dalam melindungi pelaku seks
bebas dari penyakit mematikan HIV-AIDS, dilaporkan oleh Alan Guttmacher Institute
pada tahun 1989 mencapai 22.3 persen, British Journal of Medicine pada tahun
1987 mencapai 26 persen, dan New England Journal of Medicine pada tahun 1989
mencapai 33 persen. Dengan tingkat kegagalan antara 20 – 30 %, berarti kondom
tidak benar-benar “safe’ jika digunakan untuk aktivitas seks yang beresiko,
seperti seks bebas.
nice blog
ReplyDeleteNew Blog Pages>> http://relationship-blog.blogspot.com/
http://unlimitedlovequotes.blogspot.com/
http://jualkondomgetar.blogspot.com/
ReplyDeleteartikelnya sangat menarik,,
ReplyDeletesalam sukses gan,,.
Hai.. Sobat semua yg lg demen main judi togel, nih ada solusi yg tepat and akurat..
ReplyDeleteKrna sy udah buktikan, kalau sobat mau tau info lebih lanjut Call aja Mbah Suro atau Eyang Suro di nmr 082354640471 di jamin deh brankas bandot pasti jebooll... Thanks sobaattt
maksih gan,,
ReplyDeletebuat infonya,,sangat menarik,,
BandarQ Online
ReplyDeleteAgen Sakong
Bandar Poker
Judi Domino99
Cheat BandarQ
Cheat Sakong
Hack BandarQ
Foto Bugil Jepang
Foto Bugil Barat
Foto Bugil Korea
Games Online99
ReplyDeleteSitus Cerita Dewasa
VBandar Online
Agen Judi IDNSakong Online
Situs Berita Terpercaya
Agen Sakong Poker
Situs Game Terpercaya
Kumpulan Cerita Dewasa
nice blog
ReplyDeletejoss
ReplyDeleteyangın söndürücü: Yangın Södürücüler
ReplyDeleteiş güvenliği: İş Güvenliği
ReplyDeleteJual Obat Aborsi Cara Menggugurkan Kandungan ( Dengan Cytotec Asli ) ,
ReplyDeleteObat Aborsi http://jualobataborsimanjur.com Obat Penggugur Kandungan ,
Viagra Adalah Obat Kuat Pria Terbaik Dari Sildenafil Sitrat Pfizer Usa. Kami jual dengan harga 900 ribu, telpon 08121322224. Sildenafil sitrat, dijual dengan nama Viagra, Revatio, dan berbagai nama lain, adalah obat yang digunakan untuk terapi disfungsi ereksi dan hipertensi arteri paru-paru yang dikembangkan oleh perusahaan farmasetika Pfizer
ReplyDeleteterimakasih atas informasinya, silahkan kunjungi situs kami di http://ppns.ac.id/ dan http://mydanangajippns.wordpress.com/
ReplyDeleteGuys just sharing, I've found this interesting! Check it out!
ReplyDeleteErotic Massage Berlin |
ReplyDeleteGuys just sharing, I've found this interesting! Check it out!
Escort Erotic Massage |
Lviv Erotic Massage |
Erotic Massage Petersburg |
Erotic Massage Prague |
Erotic Massage Amsterdam |
ReplyDeleteErotic Massage Melbourne |
Erotic Massage Vienna |
Erotic Massage Baku |
Erotic Massage Vancouver |
Erotic Massage Shanghai |
Erotic Massage Bogota |
ReplyDeleteErotic Massage Copenhagen |
Erotic Massage Kiev |
ReplyDeleteBarcelona Escort |
Thessaloniki Escort |
Riyadh Escort |
Brussels Escort |
Hong Kong Escort |
Perth Escort |
ReplyDeleteSydney Escort |
Melbourne Escort |
Vienna Escort |
Baku Escort |