Pages

Thursday, January 26, 2012

Resiko Resign dan Berpindah Kerja


Bukan fakta yang  mengejutkan jika karyawan yang Resign merupakan karyawan berpotensi. Dari sudut pandang  perusahaan  tentunya ini bukan kabar yang menggembirakan. Dalam laporan rugi laba, karyawan – karyawan ini  masuk dalam  laporan rugi laba perusahaan,  dalam bentuk  Biaya pokok produksi atau COGS/Cost of Good Sole, lho … kalu begitu  karyawan Resign akan mengurangi  Biaya pokok produksi dan tampak  seperti penghematan dong ? Jawabannya so pasti tidak. Inilah yang saya maksud  kerugian bagi perusahaan.

Posisi kerja yang  kosong dalam struktural  harus segera diisi dengan karyawan  baru tentunya dengan spesifikasi yang sama/bahkan lebih.  Disinilah masalahnya,  recruitment karyawan baru akan  menimbulkan  ongkos, mulai dari biaya recruitment itu sendiri, biaya trainning, dan  biaya kesempatan/opportunity cost karena biasanya diperlukan masa-masa adaptasi bagi personel baru, prakteknya +-3 bulan dibutuhkan untuk masa-masa adaptasi .

Nah itu dari sisi perusahaan, bagaimana dari sisi  yang lain ?  Karyawan yang akan Resign  dan tampak begitu bahagia  biasanya  menunjukkan   bahwa karyawan  ini seperti terbebas dari Tekanan, beban  atau Stress Kerja. Tentunya banyak faktor penyebab kondisi ini, baik dari Pekerjaan itu sendiri, hubungan kerja dengan rekan, dan hubungan kerja dengan atasan yang memburuk. Begitu  tingginya tingkat stress, beberapa kasus  diibaratkan seperti “ terbebas dari penjara “. Lebih dominan  faktor psikologis dibanding faktor lainnya ( ekonomi ) .  Kebanyakan  kondisi ini dialami oleh level middle-top  management .

Kalau dari sisi perusahaan bisa dibilang  ini kerugian, minimal untuk bulan – bulan awal. Tapi dari sisi karyawan saya lebih suka menyebut sebagai “ Resiko “.  Resiko yang saya maksud disini bukannya Resiko kehilangan pendapatan, tapi saya menganggap keputusan resign ini diambil setelah yang bersangkutan diterima sebagai karyawan baru di perusahaan lain. Saat menjadi karyawan baru inilah resiko mulai berlaku.

Kondisi ini harus benar diperhitungkan, tidak perlu menurunkan keberanian anda sebagai Risk Taker ya.  Saya  coba memberikan penilaian bahwa Risk Taker  lebih baik dari  aksi nekad. Nekad lebih didorong oleh intuisi dan feeling, minim perhitungan-perhitungan logis. Sedang Risk Taker  mengutamakan perhitungan logis, dengan  ditambah intuisi dan feeling. Saya harap anda  bukanlah orang yang masuk di kategori “nekad”.

RESIKO MENJADI KARYAWAN BARU

Saya coba uraikan  dengan Detail ya : 

1.       Recruitment dilakukan karena Posisi yang kosong
Ini logika sederhananya, kenapa perusahaan baru melakukan recruitment ? Jawabannya  Personel sebelumnya  meninggalkan Pos (Suka rela atau  dipaksakan).  Apapun latar belakangnya, jangan – jangan  personel itu memiliki alasan yang mirip dengan anda, wow ...

2.       Pengetahuan  mengenai perusahaan baru yang sangat terbatas.
Bagaimana tingkat pengetahuan anda mengenai hal-hal penting diperusahaan  yang baru? 
Visi perusahaan, misi, Budaya  Organisasi, Struktur organisasi, Sistem, dan (yang saya anggap) terpenting  Owner’s Want,  keinginan pemilik jika perusahaan ini belum go publik, atau keinginan management  dan Share Holder jika perusahaan ini  sudah punya nama di Bursa. Jika anda dibawah ekspectasi,  bersiaplah mengulangi penderitaan  seperti di perusahaan sebelumnya.

3.       Gagal melewati masa  percobaan / probation period
Pernahkah anda berpikir kalau anda tidak otomatis menjadi karyawan tetap ?  setahu saya sebagian besar perusahaan menetapkan prosedure “masa percobaan” rata-rata 3 bulan sebelum menjadi karaywan tetap. Atau status anda bukannya Karyawan tetap, tapi harus melalui periode menjadi karaywan Kontrak. Segala hal bisa terjadi, Untuk di level middle apalagi Top,  sangat beresiko bagi perusahaan jika tetap memberikan kesempatan seseorang meski dinilai tidak kompeten dan  memiliki  banyak nilai merah saat  3 bulan percobaan. Anda mengerti maksud saya ?

4.       Kehilangan  income
Inilah  Resiko  riil anda,  kehilangan  pendapatan. 
Sudah  jelas bukan ? Karyawan yang Resign  dan memasuki perusahaan yang baru juga memiliki resiko .

Meski terkadang informasi mengenai perusahaan yang baru sangat terbatas, pehitungan matang wajib dilakukan, sebelum kita mengambil keputusan.

Baca juga link berikut untuk artikel terkait

Good Luck & Salam Sukses

2 comments:

  1. berkat Tuhan yang menjadikan kaya,susah payah tidak akan menambahinya. Resiko berarti hidup dalam zona tidak nyaman,disinilah kita bisa melihat hidup penuh kasih karunia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sangat setuju, indah sekali kalimatnya ... trims

      Delete