Pages

Thursday, January 12, 2012

SMK ( Esemka ) untuk Indonesia

 
Awal tahun 2012 ini, kita  dilanda eforia kebanggaan adik-adik SMK . Yaitu kemampuan  merakit Mobil. Peristiwa ini  terpublish  luar biasa melalui media. Dari Sudut pandang  proses  belajar di SMK, pencapaian ini bisa dibilang sangat baik dan patut diapresiasi.

Dalam perkembangannya ada hal yang sangat mengganggu, issue  pencapaian adik-adik SMK ini berubah menjadi issue yang cukup panas. Kegemaran pejabat-pejabat dalam mempolitisasi sesuatu, memunculkan pandangan pro kontra antar pejabat-pejabat kita sendiri, hingga berita teranyar muncul issue menjadikan mobil rakitan anak-anak SMK ini menjadi Project Mobil nasional.

Melalui Blog ini, Saya akan memberikan  tanggapan mengenai issue Project Mobil Nasional.  Ini luar biasa omong kosong, absolutlly Shit !


Saya masih belum bisa mengerti dengan ide  menjadikan mobil esemka menjadi Project Mobil Nasional. Ini  seperti mimpi. Dari sudut pandang Teknik, Perancangan mobil melibatkan banyak  tenaga ahli multi disiplin ilmu untuk sampai pada tahap Prototype, hingga tahap pengujian.
Perhitungan kekuatan material,  pembebanan mekanis pada chasis dan Suspensi , system electricity, Sistem Hidrolik, Sistem Safety, dsb yang tertuang menjadi document-document teknik sehingga keseluruhan rancangan ini akan menjadi sebuah Blue Print Prototype mobil. Dan untuk  skala manufacture  jelas memerlukan investasi sangat besar.

Mobil – mobil Esemka  masih berada pada level project sekolah. Yang terbatas pada Assembling  Part. Jika benar ada Chasis yang dibuat, bagaimana mungkin membuat Chasis jika dasar teori yang dimiliki seperti teknologi material, mekanika teknik  masih sangat minim. Jangan sampai, mobil dipacu 100 km/jam di tol Cipularang, chasis  mengalami masalah  yang berimbas pada keselamatan.  Jadi pembuatan chasis tidak cukup hanya  pada prsoes menekuk plat, Keling, Welding dan aktivitas machining lainnya. Tapi kemampuan saat menerima semua jenis pembebanan ( tarik, geser, tekan, dll ) harus benar-benar diuji.  Sama halnya dengan Suspensi, Jenis Baja yang dipakai dipastikan lolos uji . 
Ini baru chasis dan suspensi  lho ya, belum kita bicara komponen lainnya ( Blok mesin, As, GearBox, Clutch, dll ) satu persatu harus dihitung dengan detail dan presisi tinggi, Overall mulai tahap pradesign hingga assembling harus  melalui  prosedure yang mengacu pada standard  manufacture di bidang automotif.

Mustahil pelajar tingkat SMK memiliki dasar teori yang cukup untuk mendesignnya, ini realitanya, karena tingkat SMK lebih banyak ilmu-ilmu praktis bukan teoritis. Kecuali jika masalah manufacturenyai diambil alih oleh “industry” otomotif  nasional atau luar negeri ( China, Hindia, dsb ) yang memang mereka memiliki kemampuan untuk ini. Dan dengan label Mobil nasional, dipasarkan di dalam negeri.
Apakah ini  bisa dinamakan Mobil Nasional yang sebenarnya ?

Jelas issue Mobil Nasional ini terlalu gegabah untuk di gulirkan dan lebih terasa aroma politiknya.  Terlepas dari pro Kontra,  lebih bijak jika kita memberikan tanggapan proporsional mengenai pencapaian adik-adik SMK ini sebatas pada “project sekolah “, jauh lebih penting dan bermanfaat Kementrian perindustrian bekerja sama dengan kementrian pendidikan untuk menyusun program-program yang menghasilkan  sesuatu yang real, dan praktis. Benar-benar kita butuhkan.

Sebaiknya kita melihat SMK ini dari sisi yang lebih luas, banyak  bidang keahlian praktis yang masuk didalam kurikulum pengajaran. Dengan arah yang tepat, akan didapatkan hasil karya yang benar – benar bermanfaat bagi rakyat dan  dapat memenuhi kebutuhan industry skala kecil dan menengah. Misalnya ; Traktor pengganti ternak untuk pertanian, pembuatan mesin-mesin workshop/bengkel ( bubut, Gerinda, Bending, Scrap, Trafo Welding, Tools, Freis, dll ), Pembuatan kapal Fiber bertenaga motor untuk nelayan, Perancangan system pembakaran yang efisien, pembuatan produk-produk logam, pembuatan blok mesin, dan masih banyak lain karya – karya yang praktis, real, sesuai kebutuhan dan memiliki nilai akademis dan ekonomis bagi SMK itu sendiri. Untuk itu bangsa ini memerlukan  visi yang kuat dari pejabat –pejabat tinggi Negara, sehingga tercipta sinergi antar  instansi.   Bukannya ide – ide mimpi seperti Mobil Nasional.

SMK terbagi kedalam banyak bidang keahlian, Seperti dapat kita lihat di daftar dibawah ( Sumber: Panduan Workshop “Up Date Kompetensi Kejuruan”, Direktorat Pembinaan SMK Jakarta, 2008 )

I.              TEKNIK BANGUNAN GEDUNG
001. Teknik Konstruksi Baja
002. Teknik Konstruksi Kayu
003. Teknik Batu & Beton
004. Teknik Pekerjaan Finishing
005. Teknik Gambar Bangunan
006. Teknik Plumbing & Sanitasi
007. Manajemen Properti
008. Teknik Furnitur
009. Interior Dekorator
II.            TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA
010. Teknik Survei & Pemetaan
III.           TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
011. Teknik Transmisi Tenaga Listrik
012. Teknik Pembangkit Tenaga Listrik
013. Teknik Pemanfaatan Tenaga Lustrik
014. Teknik Distribusi Tenaga Listrik
015. Teknik Otomasi
IV.           TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
016. Rekayasa Perangkat Lunak
017. Teknik Komputer & Jaringan
018. Multimedia
V.            TEKNOLOGI BROADCASTING
019. Teknik Siaran Radio
020. Teknik Siaran Televisi
021. Broadcasting Radio
022. Broadcasting Televisi
023. Periklanan
VI.           TEKNIK ELEKTRONIKA
024. Teknik Audio-Video
025. Teknik Elektronika Industri
026. Teknik Mekatronika
VII.         TEKNIK PENDINGIN & TATA UDARA
027. Teknik Pendingin & Tata Udara
VIII.        TEKNIK PEMESINAN
028. Teknik Mesin Produksi
029. Teknik Pengelasan
030. Teknik Fabrikasi Logam
031. Teknik Gambar Mesin
032. Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri
033. Teknik Pengecoran Logam
IX.           TEKNIK OTOMOTIF
034. Kendaraan Ringan
035. Sepeda Motor Kecil & Besar
036. Perbaikan Bodi & Cat
037. Teknik Alat Berat
038. Ototronik
X.            BISNIS DAN MANAJEMEN
039. Administrasi Perkantoran
040. Akuntansi
041. Pemasaran
042. Perbankan
043. Asuransi
044. Usaha Kecil Menengah
XI.           PARIWISATA
045. Usaha Jasa Pariwisata
046. Akomodasi Perhotelan
XII.         TATA BOGA
047. Jasa Boga
048. Patiseri
XIII.        TATA KECANTIKAN
049. Tata Kecantikan Kulit
050. Tata Kecantikan Rambut
051. Terapi Spa & Kebugaran
XIV.        TATA BUSANA
052. Tata Busana
053. Garmen
XV.         PEKERJAAN SOSIAL
054. Pekerjaan Sosial
XVI.        AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN
055. Budidaya Tanaman Pangan
056. Budidaya Tanaman Sayuran
057. Budidaya Tanaman Hias
058. Budidaya Tanaman Buah
059. Budidaya Tanaman Perkebunan
060. Perbenihan Tanaman
XVII.      AGRIBISNIS PRODUKSI TERNAK
061. Agribisnis Ternak Ruminansia
062. Agribisnis Ternak Unggas
063. Agribisnis Aneka Ternak
XVIII.     AGRIBISNIS PRODUKSI PERAIRAN
064. Agribisnis Ikan Air Tawar
065. Agribisnis Ikan Air Laut
066. Agribisnis Ikan Air Payau
067. Budidaya Rumput Laut
XIX.        AGROINDUSTRI PERTANIAN
068. Pengelolaan Hasil Pertanian Pangan
069. Pengelolaan Hasil Pertanian Non Pangan
070. Pengawasan Mutu
XX.         SENI RUPA
071. Seni Murni
072. Desain Komunikasi Grafis
073. Animasi
XXI.        KERAJINAN
074. Kria Tekstil
075. Kria Kulit
076. Kria Keramik
077. Kria Logam
078. Kria Kayu
XXII.      SENI PERTUNJUKAN
079. Seni Musik Klasik
080. Seni Musik Non Klasik
081. Seni Tari
082. Seni Karawitan
083. Seni Pedalangan
084. Seni Teater
XXIII.     TEKNOLOGI PESAWAT UDARA
085. Air Frame & Power Plant
086. Mechanic Repair
087. Electrical Avionic
XXIV.     TEKNIK PERKAPALAN
088. Pembangunan & Perbaikan Kapal Baja
089. Teknologi Las Kapal
090. Instalasi Pemesinan Kapal
091. Listrik Kapal
092. Gambar Rancang Bangun
093. Bangunan Kapal Non Baja
094. Interior Kapal
XXV.      TEKNOLOGI TEKSTIL
095. Teknik Pemintalan Filament
096. Teknik Pemintalan Stapel
097. Teknologi Pembuatan Kain
098. Teknologi Pencelupan
099. Teknologi Pencapan
XXVI.     GRAFIKA
100. Produksi Grafika
101. Persiapan Grafika
XXVII.   GEOLOGI PERTAMBANGAN
102. Geologi Pertambangan
XXVIII.  INSTRUMENTASI INDUSTRI
103. Kontrol Proses
104. Kontrol Mekanik
105. Instrumentasi Logam & Gelas
XXIX.     KIMIA
106. Kimia Industri
107. Analis Kimia
XXX.      PELAYARAN
108. Nautika Pelayaran Niaga
109. Teknika Pelayaran Niaga
110. Nautika Kapal Penangkap Ikan
111. Teknika Kapal Penangkap Ikan
XXXI.     TELEKOMUNIKASI
112. Teknik Transmisi
113. Teknik Suitsing
114. Teknik Jaringan Akses
XXXII.   KESEHATAN
115. Keperawatan
116. Keperawatan Gigi
117. Analis Kesehatan
118. Farmasi
119. Farmasi Industri
XXXIII.  KEHUTANAN
120. Pengolahan Hutan
XXXIV.  AGRO TEKNIK
121. Teknik Tanah & Air
122. Teknik Alat & Mesin Pertanian
XXXV.   KESEHATAN HEWAN
123. Kesehatan Hewan
XXXVI.  TEKNOLOGI
124. Teknologi Pengolahan Sampah & Limbah
125. Teknologi Biofuel
XXXVII.TEKNOLOGI INDUSTRI
126. Teknik & Manajemen Industri
127. Teknik & Manajemen Pergudangan
128. Teknik & Manajemen Transportasi
XXXVIII.       TEKNIK PERMINYAKAN
129. Teknik Produksi
130. Teknik Pemboran
131. Teknik Pengolahan Migas & Petro Kimia

Jika kementrian pendidikan, industry, pertanian, kelautan, UKM, perdagangan, Kepala-kepala Daerah, bisa bersinergi, saya yakin  kontibusi adik-adik SMK  ini bisa lebih besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kecil – menengah. Tidak hanya memberikan nilai tambah ekonomis bagi pelaku industry kecil, tapi bagi institusi pendidikan itu sendiri.

4 comments:

  1. Memang terasa aura politisasi "mobil". Proyek baru berarti ladang basah buat para pejabat, semakin tidak real semakin bagus.
    Semakin banyak mobil murah turun ke pasar ujung - ujungnya akan merusak harga mobil2 luar yang investasinya sudah besar - besaran di Inonesia. Lagian banyak mobil bukannya tambah bikin macet ya.
    Ini konsentarsinya dirjen perhubungan harusnya sudah mulai memikirkan gimana caranya membuat transportasi publik itu dilirik konsumen.
    Ijin share bung

    ReplyDelete
    Replies
    1. Project Mobil nasional=Mobil Murah=jumlah mobil tambah=Beban jalan naik=konsumsi bahan bakar naik=Suplay BBM kurang=Harga BBM naik=Daya beli turun=Kesejahteraan rakyat menurun...Coba liat ujung-ujungnya jelek kan? Mudah-mudahan pejabat-pejabat negara kita bisa lebih bijak dalam bertindak.

      Delete
  2. jangan terlalu pesimis bung
    apa salahnya anak SMK bikin mobil
    gak perlu sekolah tinggi-tinggi untuk punya mimpi
    henry ford aja cuma lulus sekolah SMP tapi dia punya mimpi dan lihat hasilnya sekarang adalah sebuah industri mobil terbesar di amerika

    Justru kita lah ( yang sekolahnya tinggi dan pengalamnnya banyak ) plus dukungan pemerintah ( kalo perlu pemerintah yang invest kayak proton di malaysia ) harus mendukung impian anak SMK itu untuk mewujudkan sebuah mimpi mobil nasional

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam Jumpa Bung Zolli, Saya sangat optimis dengan tingkat kecerdasan peljar di Indonesia, buktinya tidak hanya hal-hal prakstis, dalam olimpiade sains-pun kita disegani. Kelemahan kita yaitu sasaran kebijakan nasional yang selalu terputus dan terkadang bukanlah kebutuhan dasar bangsa. Kembali ke adik2 SMK, begitu banyaknya program study keahlian yang ada dalam kurikulum, dengan program pembinaan yang benar dan terintegrasi dengan dunia industri, pasti akan lebih efektif hasilnya. Salam ...

      Delete