Fungsi
Planning dalam perusahaan (manufacture) dijalankan oleh bagian PPIC (
Production Planning and Inventory Control ). Disamping memiliki fungsi production planning, PPIC juga memiliki
peranan dalam manajemen Inventory.
Inventory atau barang persediaan merupakan
aset perusahaan yang berupa persediaan bahan baku/raw material, barang-barang
sedang dalam proses produksi, dan barang-barang yang dimiliki untuk dijual.
Karena inventory disimpan di gudang, maka
manajemen inventory dan gudang sangat
berkaitan. Pergudangan sendiri adalah kesatuan komponen didalam Suplay
Chain product. Gudang berfungsi sebagai
tempat penyimpanan barang ya, sampai digunakan dalam proses produksi. Fungsi penyimpanan ini sering disebut ruang
persediaan, gudang bahan baku, dll. Perusahaan besar atau kecil, untuk
pengadaan dan penyimpanan barang ini diperlukan biaya besar. Biaya penyimpanan
ini setiap tahun umumnya mencapai sekitar 20 – 40% dari harga barang (Indrajit, R,E., Djokopranoto,R., Manajemen
Persediaan, 2003, Gramedia, hal.3). Untuk itu diperlukan strategi atau
manajemen inventory yang baik agar biaya persediaan optimum.
Dalam Struktur
Organisasi ada beberapa variasi untuk mempertegas fungsi Planning dan Gudang
(material ware house dan Final Product ware house), untuk kondisi seperti ini, PPIC bertanggung jawab
pada Monitoring Persediaan ( Safety
Stock, Mengeluarkan Bill of Material, akurasi data inventory, efektivitas sistem
invormasi ).
Sedangkan aktivitas
pergudangan, seperti; 1) Penerimaan, Penyimpanan, dan pengiriman raw material
ke bagian processing, 2) Penerimaan, Penyimpanan, dan pengiriman final product
ke Customer, 3) Mengoperasikan
Sistem informasi, Umumnya dibawah kendali
Head Ware House setingkat Supervisor atau Manager, disesuaikan dengan
Lingkup tanggung jawabnya.
Production
Planning Control
Tugas umum
dari PPIC adalah menerima order dari
bagian Penjualan ( Sales/marketing ) lalu memastikan order ini selesai
dan dikirim ke customer pada waktu yang sudah disepakati. Simple bukan ?
Tidak sesimple
definisinya, fungsi PPIC berkaitan erat dengan fungsi
Marketing, Purchasing, dan Produksi. Disamping itu Informasi mengenai level of raw material, Work In Process (WIP), Final Product, dan data
stock opname untuk bagian Finance terutama dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan juga termasuk dalam tanggung jawab PPIC .Beberapa
perusahaan memiliki gaya manajemen production
planning yang tampak berbeda secara teknis, tapi secara umum fungsi ini
tidak jauh berbeda. Situasi Market menuntut produsen mampu menerapkan strategi
operasi yang paling tepat. Salah satu contohnya, untuk menekan biaya
penyimpanan, customer menuntut produsen menerapkan model produksi make to order, dengan variasi item
product yang tinggi dan pemesanan dalam quantity kecil. Faktor ini akan sangat mempengaruhi model system planning diperusahaan tersebut.
Saya mengajak
anda untuk mendalami peran PPIC secara spesifik. Ada cerita yang dapat
menjelaskan pola ini, Kami memiliki model produksi MTO, dengan market Jepang sebagai salah satu "potensial market" , pola order barang dari sisi Customer/Distributor Jepang sangat menarik. Saat barang datang di pelabuhan, kontainer langsung didistribusikan ke Customer mereka. Jadi produk kami tidak perlu dikeluarkan dari kontainer. Distributor
ini sudah memasukkan jadwal kedatangan atau bongkar muat saat sampai di
Pelabuhan disana, jadi mereka tidak memerlukan Gudang perantara untuk menyimpan. Tidak hanya ini, biasanya pola MTO ini diikuti oleh variasi
product yang sangat tinggi dalam Lot-lot order yang kecil, yang dalam prakteknya akan membuat aktivitas produksi menjadi lebih sulit dan berpotensi menaikkan cost.
Case seperti diatas menununjukkan begitu sulit bagi Manufacture untuk mengendalikan customer. Bermain di “ceruk” yang ketat, kita tidak boleh hanya berbicara function, tapi aspek-aspek lain yang dimiliki product akan menjadi nilai tambah, dalam memenangkan persaingan. Jika anda seorang praktisi PPIC yang familiar dengan proses Make To order (MTO), memiliki variasi item produk sangat tinggi, dan menerima oder dalam lot-lot kecil, model order seperti ini biasanya sangat merepotkan, terutama dalam tahap realisasi product. Entah ini kebetulan atau tidak, kondisi ini menjadi semacam bumerang bagi proses manufacturing secara keseluruhan. Salah satu problem internal terbesar manufacture kita yaitu fleksibilitas yang rendah, kemampuan bagian produksi dalam mengikuti strategi marketing kadang masih masih sangat kurang. Untuk itu PPIC bertanggung jawab dalam menentukan dan mengevaluasi sistem produksi, apakah harus dilakukan secara manual atau menggunakan soft ware dalam mengelolanya, mutlak sistem ini ada dibawah tanggung jawab PPIC. Terkadang, lemahnya pemahaman dan kesadaran leader-leader produksi akan hal ini menyebabkan sering adanya konflik internal antara PPIC dan Produksi. Saya ibaratkan hubungan PPIC dengan bagian produksi ibarat “Tom and Jerry”. Meskipun tidak menutup kemungkinan, dengan pertimbangan tertentu seperti fleksibilitas perubahan arah produksi, suplay material, dan distribusi data, antara PPIC dan Produksi berada dalam satu atap atau Divisi Operasional. Masing-masing dipimpin oleh Level Manager. Dari contoh case yang pernah saya temui dilapangan, model seperti ini memerlukan sosok Operasional Manager dengan leadership & knowledge yang sangat kuat, jika tidak akan terjadi over lapping Job, batas tanggung jawab yang tidak clear, dan yang paling bahaya yaitu konsesi-konsesi atau kesepakatan negatif yang berpengaruh pada mundurnya schedulle delivery dan konsumsi material yang relatif tinggi.
PPIC bukanlah robot, yang hanya menjalankan aktivitas sesuai prosedure yang berlaku. Tetapi secara Tim, PPIC berisi sekumpulan orang dengan qualifikasi dasar diantaranya, memiliki sifat pembelajar/learning people, memiliki analitycal skill, dan Sistematis. Jadi tidak hanya menjalankan sistem yang sudah ada, tetapi lebih pada memastikan sistem yang dijalankan efektif atau istilah saya "Rule Maker".
Case seperti diatas menununjukkan begitu sulit bagi Manufacture untuk mengendalikan customer. Bermain di “ceruk” yang ketat, kita tidak boleh hanya berbicara function, tapi aspek-aspek lain yang dimiliki product akan menjadi nilai tambah, dalam memenangkan persaingan. Jika anda seorang praktisi PPIC yang familiar dengan proses Make To order (MTO), memiliki variasi item produk sangat tinggi, dan menerima oder dalam lot-lot kecil, model order seperti ini biasanya sangat merepotkan, terutama dalam tahap realisasi product. Entah ini kebetulan atau tidak, kondisi ini menjadi semacam bumerang bagi proses manufacturing secara keseluruhan. Salah satu problem internal terbesar manufacture kita yaitu fleksibilitas yang rendah, kemampuan bagian produksi dalam mengikuti strategi marketing kadang masih masih sangat kurang. Untuk itu PPIC bertanggung jawab dalam menentukan dan mengevaluasi sistem produksi, apakah harus dilakukan secara manual atau menggunakan soft ware dalam mengelolanya, mutlak sistem ini ada dibawah tanggung jawab PPIC. Terkadang, lemahnya pemahaman dan kesadaran leader-leader produksi akan hal ini menyebabkan sering adanya konflik internal antara PPIC dan Produksi. Saya ibaratkan hubungan PPIC dengan bagian produksi ibarat “Tom and Jerry”. Meskipun tidak menutup kemungkinan, dengan pertimbangan tertentu seperti fleksibilitas perubahan arah produksi, suplay material, dan distribusi data, antara PPIC dan Produksi berada dalam satu atap atau Divisi Operasional. Masing-masing dipimpin oleh Level Manager. Dari contoh case yang pernah saya temui dilapangan, model seperti ini memerlukan sosok Operasional Manager dengan leadership & knowledge yang sangat kuat, jika tidak akan terjadi over lapping Job, batas tanggung jawab yang tidak clear, dan yang paling bahaya yaitu konsesi-konsesi atau kesepakatan negatif yang berpengaruh pada mundurnya schedulle delivery dan konsumsi material yang relatif tinggi.
PPIC bukanlah robot, yang hanya menjalankan aktivitas sesuai prosedure yang berlaku. Tetapi secara Tim, PPIC berisi sekumpulan orang dengan qualifikasi dasar diantaranya, memiliki sifat pembelajar/learning people, memiliki analitycal skill, dan Sistematis. Jadi tidak hanya menjalankan sistem yang sudah ada, tetapi lebih pada memastikan sistem yang dijalankan efektif atau istilah saya "Rule Maker".
Design Planning
dan Inventory Control
Peran
Sistem Informasi dalam aktivitas production
planning sangat besar, begitu besarnya sampai saya berani jamin, tanpa
bantuan software, aktivitas planning tidak akan optimal. Planning tidak hanya
mengerjakan masalah perencanaan saja, tapi terkait dengan manajemen inventory.
Otomatis Planning harus memiliki Link dengan Sistem Purchasing dan Ware house
secara real time dan up date. Ini masih dalam scope inventory, belum termasuk
aktivitas pengawasan proses produksi. Setiap perubahan dalam proses yang terkait
dengan Penjadwalan ulang (reschedulling), Pembuatan ulang (Remake), Permintaan
tambahan material, dll, pastinya akan mempengaruhi alokasi capasitas dan
seluruh penjadwalan. Pertanyaannya, mungkinkah Ms. Excel melakukannya? Jika
yang saya masuk sinkronisasi, yang saya tahu, jawabannya adalah “tidak
mungkin”. Excel hanya bisa mengerjakannya secara terpisah dan sangat tergantung
pada operator untuk melakukan rangkaian update.
Untuk
lebih jelasnya berikut saya sampaikan lingkup
kerja PPIC :
SAP for Manufacture |
Registrasi New Item dan Material
Setiap
Item Product harus memiliki Item Code. Begitu pula Setiap material dan
supporting material yang digunakan sekecil apapun harus tercoding. Ada dua jenis material, pertama Raw material, yaitu
seluruh material yang digunakan dalam proses pembentukan produk, dan kedua
yaitu Supporting material, yaitu material pembantu, yang digunakan untuk
melengkapi unit Final product, seperti plastic packaging, sticker, cartoon box,
kertas label, dll.
Code untuk
Regristasi ini berupa urutan numerik/angka. Kode numerik digunakan agar dapat
terbaca oleh sistem. Dalam perkembangannya, untuk mempermudah input data, kode angka dikonversi lagi
kedalam barcode, sehingga proses input
menggunakan scanner. Selain untuk mempercepat waktu iniput, proses scanning menghasilkan data yang sangat akurat dengan
tingkat human error sangat rendah.
Item-item
baru biasanya didapat dari bagian
R&D, setelah melalui uji coba dan berhasil, setelah di verifikasi oleh
Quality Control (QC), produk baru harus diregristasi oleh PPIC lengkap
dengan komponen penyusun dan formulasi per unit produk ( Material Requirement
Planning/MRP )
Pengelolaan Inventory atau barang persediaan
Barang persediaan
terdiri dari : 1) Material dan Supporting Material, 2) Work In Process (WIP),
dan 3) Final Product.
Material
dan Supporting Material (M&SM). Ada dua hal yang harus selalu diperhatikan untuk pengadaannya,
yaitu; 1) M&SM tanpa melihat order
customer , 2) M&SM berdasarkan order
customer. Dengan pertimbangan minimalisir biaya pengadaan dan buffer, memiliki
stock M&SM dalam batas optimum dengan beberapa metode peramalan memberikan
jaminan akan kelancaran proses ( fluently production process ). Namun
tidak menutup kemungkinan adanya emergency order atau order spesial sehingga menyebabkan keluarnya Bill of material (BOM)
setelah kedatangan order customer atau setelah arrange order ( master production schedulle/MPS )
Work
In Process ( WIP ). Kondisi ideal, tahapan process dari satu
station ke station lainnya berlangsung secara continue. Namun ada beberapa
proses memerlukan pengelolaan khusus, akibatnya
produksi terbagi kedalam beberapa
divisi berdasarkan proses. Pergeseran barang ½ jadi terkadang tidak bisa
sempurna atau satu banding satu. Karena
aspek kerumitan dan ongkos pengerjaan yang ekonomis, produk dari Divisi A yang
menjadi bahan baku untuk proses di divisi B, terkadang tidak
dibuat pas atau sesuai dengan order customer, mempertimbangkan aspek
yang saya sebut sebelumnya, quantity yang diproduksi kadang berlebih. Inilah
yang disebut WIP, bagian PPIC
bertanggung jawab penuh dalam mengendalikan
barang persediaan jenis ini. Peranan Sistem Informasi dan penerapan
logic proses yang tepat dapat menjamin
pengendalian WIP. PPIC akan selalu dapat memantau progress produksi di semua tahapan proses.
Final
Product. Barang persediaan jenis ini relatif lebih mudah dikendalikan, karena posisinya sudah di tahap akhir, dengan manajemen
ware house yang baik, pengendalian final product bisa dilakukan dengan baik.
Poinnya, PPIC harus secara real time dan up to date dalam menerima informasi
mengenai final product siap dikirim ke customer.
Planning
dan Monitoring Proses Produksi
Mari memasuki
intinya. PPIC menjadi semacam Conection
point dan Gate, antara dunia luar dan
Internal perusahaan dalam konteks
realisasi produk. PPIC harus memberikan informasi yang akurat mengenai proses
internal ke Sales/Marketing, untuk diteruskan ke Customer. Sama dengan
dikehidupan sehari-hari, misal kita di posisi customer, mau beli Gado-gado,
kalo penjualnya lambat dan gak jelas kapan selesainya, setiap ditanya
jawabannya tidak tahu atau berulangkali
sampaikan,”maaf saya cek dulu”, hampir tidak ada kepastian kapan
selesainya dan berapa banyak yang bisa diselesaikan. Ini baru masalah gado-gado
lho ya. Dalam sebuah industri, bisa saja final product perusahaan kita menjadi
material bagi industri lainnya. Misal
Industri kancing dan resleting menjadi material bagi industri Garment. Inilah salah satu konsep dari “customer satisfaction” . Customer
tidak bisa melihat langsung ke dalam “dapur” anda, tapi bagaimana
meresponse datangnya order, akan memberikan gambaran seberapa kuat
kemampuan manufacturing perusahaan anda. Disinilah vitalnya peranan PPIC dan Sistem
Informasi dalam proses planning dan
monitoring .
Tahapan
dalam planning dan monitoring proses produksi
Arrange Order
Ini merupakan tahap awal dari planning, yaitu
menerima order dari Sales. Order ini bisa berupa direct order dari customer, atau pembuatan stock untuk buffer saat peak
season. Kombinasi Make To order (MTO) dan Make To Stock (MTS). Beberapa
perusahaan menyebutnya Schedulling Rencana induk atau pembuatan Master Planning
Schedule (MPS). Schedulling ini masih belum detail, masih bersifat global dan
memiliki periode yang panjang 3 – 6 bulan. Data-data di MPS sangat penting
untuk memberikan informasi ke bagian produksi untuk mempersiapkan resourcesnya,
dan ke bagian purchasing untuk
mempersiapkan material.
Meski
masih didalam scope PPIC, beberapa perusahaan yang sudah terintegrasi sistem
informasinya, memberikan tugas input arrange order ke bagian sales. Lho koq
bisa…. Inilah keunggulan penerapan
sistem informasi yang integral. Purchase
order dari Customer, langsung diinput oleh sales, dan “real time”
langsung masuk kedalam Master Planning
Schedulle. Bayangkan tinggal 1 klik
saja, sistem sudah melakukan arrange order secara automatis. Bagaimana
melakukannya ?
Konsep
dasarnya sebagai berikut. Dasar dari konsep ini, yaitu menyerahkan pekerjaan
reguler pada sistem. Karena logika manusia sulit untuk mengolah informasi yang
begitu banyak dan dalam waktu singkat, sistem
menggunakan logika machine, meski masih di back up dengan proses manual
operator. Ada beberapa parameter yang harus terpenuhi :
1.
Sistem memiliki data base mengenai sistem
Grouping, yaitu menyatukan item produk yang melalui jalur proses yang sama, ibaratnya
anda harus memiliki jalur seperti rel kereta api, untuk jelasnya saya sudah
menulis detail teknisnya dalam artikel di link ini : http://www.dedylondong.blogspot.com/2012/01/bagaimana-cara-menentukan-lead-time.html . Sebanyak apapun variasi produk yang anda
miliki, produksi sudah terbagi kedalam line-line / jalur imaginer, yang dapat
teridentifikasi oleh sistem.
2.
Informasi ( data base ) mengenai
capasitas setiap line produksi
3.
Informasi
( data base ) mengenai lead time setiap line produksi
4.
Informasi
(data base )stock material
Dengan
melihat sistem, PPIC secara manual dapat memperkirakan keamanan suplay material
yang dieprlukan, dan segera membuka Purchase order jika dieprkirakan material
tidak mencukupi. Input data Bill of material (BOM), memiliki menu tersendiri, sehingga data base yang
tersedia tidak hanya kondisi aktual stock real time, tetapi progressnya, mulai
dari status : 1) purchase order (pembelian), 2) Arrive status ( tanggal
kedatangan ). Informasi ini progress ini
sangat penting, karena sistem hanya bisa
melakukan alokasi order , jika status
seluruh component material lokasinya sudah di factory.
Logic Arrange Order |
Alokasi & Monitoring Order
Setelah
PO Customer ter input kedalam database,
secara real time sistem menginformasikan pada PPIC estimasi schedulling dan status component
material. Seperti yang saya sampaikan data dalam Arrange order masih sangat
kasar dan belum bisa dibaca oleh bagian processing. Perusahaan yang terdiri
dari beberapa divisi-divisi yang saling
tergantung ( dependent) memiliki
kode-kode Gruping yang berbeda-beda. Semakin mendekati proses akhir, pembagian
grup/ Line ini semakin terpecah semakin banyak. Disinilah pentingnya PPIC
memahami total alur proses realisasi produk.
Alokasi
order bertujuan untuk membagi Item yang diorder kedalam tahapan-tahapan proses
mulai awal sampai delivery. Berbeda
dengan arrange order, alokasi order biasanya memiliki periode schedulling yang
lebih pendek, yaitu sekitar 2 – 4 minggu , kecuali jika suatu Line benar-benar
mendapat order yang kapasitasnya
melebihi dari 30 hari ( tentunya
ketentuan ini bervariasi disetiap perusahaan ). Tidak semua item dimulai dari
proses awal, inilah pentingnya database WIP, beberapa komponen-komponen
pendukung reguler juga distock dalam
batas optimal di masing-masing divisi. Sistem memberikan pergerakan barang
persediaan diseluruh tahapan.
Istilah
lain dari Alokasi Order yaitu Dispatching, aktivitas pengeluaran work
order/perintah kerja pada bagian produksi terkait. Item-item produk yang ter-alokasi berarti sudah memiliki raw material yang complete. Yang perlu
diperhatikan dalam melakukan alokasi &
Monitoring order :
1)
PPIC memastikan kesiapan capasitas produksi,
biasanya untuk order-order dengan kapasitas yang melebihi, jika masih berada
direntang capasitas produksi yang disepakati, dan sudah terinput ke dalam
database, asumsi yang digunakan yaitu bagian produksi setuju berapapun jumlah order yang diturunkan selama tidak
melebihi capasity. Sistem Line memberikan fleksibilitas tinggi. Anda pernah
melewati jalur puncak-Bogor ? Anda pernah mendengar sistem Buka Tutup jalur ?
Konsepnya seperti ini, dengan menerapkan sistem line, PPIC dapat menerapkan
sistem buka-tutup, menambah kapasitas di line tertentu, dengan terlebih dahulu
mengurangi atau bahkan menutup line lainnya, tentunya dengan terlebih dahulu
berkoordinasi dengan produksi, terutama perihal capasitas mesin dan
ketersediaan personel.
2)
Mengkomunikasikan ke bagian Sales, untuk
diteruskan ke Customer, jika karena sesuatu hal, harus dilakukan schedule
yang berbeda, terutama jika terjadi
percepatan dan perlambatan penyelesaian.
3)
Melakukan response yang cepat jika terjadi
masalah yang menyebabkan keterlambatan, denan mengambil option re-Schedulling
atau mengontrol Delay.
4)
Memastikan
order yang sudah ter-alokasi ( dalam sistem) ter-Print out agar bisa
dikerjakan oleh bagian produksi. Ini sangat penting, karena print out Work order menjadi dasar bagi personel di lantai
produksi. Untuk itu Work Order harus memberikan Informasi-informasi penting
terkait : 1) Nama item product, 2) Component Material, 3) Code numeric atau
Barcode, 4) Quantity, 5) Tanggal mulai produksi ( start date ) , 6) Tanggal
target selesai ( Finish Date), 7) Info lain terkait dengan Spesifikasi
produt ( warna, dimensi, dll ), 8) No.
Regristasi Customer Order, 9) No. Regristasi Work Order, 10) Identifikasi untuk
mampu telusur proses. Konsep yang saya sampaikan ini biasa disebut dengan “
KANBAN” dibeberapa perusahaan Jepang. Tidak hanya informasi diatas, penerapan
sistem Kanban menuntut adanya standarisasi tempat-tempat penyimpanan. Misal,
product dalam sebuah Box berisi maksimal 400 pcs, jika order dari customer untuk item ini totalnya 1000 pcs, maka Work
Instruction Sheet/Kartu kanban terpecah menjadi 3 sheet. Berturut-turut memiliki quantity 400, 400, 200 pcs/sheet. Dengan masing-masing sheet memiliki No. Regrestasi sendiri ( angka dan barcode), dalam prosesnya,
Shet-sheet ini selalu mengikuti pergerakan produk. Sepintas memang terlihat
boros kertas, tapi melihat akurasi dan kemudahan dalam processingnya, saya
pikir masih jauh lebih besar manfaatnya. Saya
rekomendasikan sistem ini untuk anda terapkan.
Kartu Kanban |
5)
Melakukan
monitoring terhadap progress di setiap stasiun kerja (work station).
Delay di satu station akan
mempengaruhi ketepatan waktu station
didepannya. Jika benar-benar ini terjadi, PPIC harus mengambil langkah-langkah
untuk melakukan koordinasi dengan
bagian-bagian terkait untuk mendapatkan solusinya.
6)
System bersifat Close Loop atau siklus
tertutup, untuk setiap Perintah kerja / Work Instruction, progress dan
Resultnya harus dapat dimonitor sehingga
menjadi informasi balik yang akurat untuk seluruh bagian terkait (
glass wall management ), mulai dari Sales, PPIC, bagian Operation, dan
Management.
Logic Alokasi Order |
Display Menu Alokasi Order (Ilustrasi Penulis) |
Sepanjang karir saya dalam industri manufacture, PPIC merupakan bagian yang sangat unik.JIka melihat personel HRD, Finance, Produksi, Engineering, GA, Logistic, Continous Improvement (CI), dan QC, mereka ini memiliki basic knowledge yang bisa terpakai jika diterapkan di perusahaan yang bergerak dalam industri berbeda. Dengan tingkat adaptasi relatif lebih mudah, orang-orang yang berada dalam spesialisasi yang saya sebut diatas tingkat perputarannya relatif tinggi, apalagi bagian HRD bsia saya sebut luar biasa tinggi.
Berbeda kondisinya dengan PPIC ( dan R&D), basic knowledge tidak banyak membantu jika orang-orang ini berpindah kerja di indsutri dengan bidang dan model operasi yang berbeda. Tidak bisa 'Copy Paste'. Mereka seperti mulai dari awal dalam memahami total system yang berkaitan dengan Produksi, Logistic, Marketing, bahkan Finance. Barangkali tiga fungsi yang saya sebut terakhir relatif mudah, namun system produksi memerlukan pemahaman yang sangat tinggi. Karena pengetahuan dan pemahaman terhadap keempat system ini merupakan basic knowledge saat memasuki perusahaan yang baru, ini saya asumsikan anda tidak memiliki masalah dalam komunikasi dan interpersonal saat masuk dalam organisasi perusahaan yang baru lho ya. melihat situasi ini, saya sangat maklum jika perpindahan orang PPIC ke perusahaan lain biasanya berada dalam bidang yang sejenis atau mirip, akan lebih safe. Dan saya sangat kagum plus Salut bagi anda, yang berani keluar dan mencoba memasuki bidang industri yang berbeda.
Berikut 3 Tips dasar bagi PPIC Leader ( Chief atau Manager level ) agar sukses dalam industri manufacture :
1. Memahami seluruh prosedure operasional terkait dengan produksi, inventory, logistic, marketing. Tidak hanya tekstual, tetapi kondisi actual wajib untuk dipahami. Knowledge ini akan sangat berguna dalam menganalisa permasalahan yang melibatkan beberapa bagian. Pemahaman mutlak akan prosedure menjamin rasa hormat personel dari bagian lain.
2. Memahami proses produksi dengan aktual & detail. Jika anda berfikir, bisa memahaminya dengan hanya mempelajari flowchart, Instruksi kerja, SOP, dll. Ini masih sangat kurang, Pemahaman anda sebagai orang PPIC harus sama baiknya dengan skill & knowledge Supervisor dan Manager Produksi bahkan lebih baik, jika PPIC berperan sebagai 'Rule Maker' .
3. Positioning yang jelas dan tepat. PPIC bukanlah perpanjangan tangan Produksi dan Marketing. Untuk itu dengan dilandasi dua poin diatas, PPIC harus berada di posisi yang proporsional, dengan fokus pada target utama, yaitu ketepatan Delivery dan Stabilitas Capasitas Produksi.
Saya sadar
sepenuhnya artikel ini bukanlah sebuah manual book yang berisi ratusan halaman tentang detail alur proses, prosedure, sistem informasi, dll. Sulit bagi saya untuk mentransfer secara lengkap ke dalam format tulisan yang singkat ini. Karena setiap manufacture memiliki model production planning yang (sedikit) berbeda, maka artikel dapat berperan sebagai kondsep dasar dan cara berpikir. Tentunya masih banyak aspek yang bisa dikembangkan dalam mensupport manufacture dalam memenuhi kepuasan pelanggan dari sisi realisasi product.
Akhir kata,
ditengah berbagai kekurangan, semoga artikel
ini memberikan manfaat bagi rekan-rekan dalam membangun sistem Production Planning
dan Inventory. Sehingga, untuk kedepannya, perusahaan anda memiliki grand desain
sistem production planning dan inventory yang terintegrasi dengan sistem IT
yang mudah dipahami, efektif, akurat, update dan mampu menyajikan informasi
secara real time.
Terima
kasih.
terima kasih atas penjelasannya sangat bermanfaat
ReplyDeletesaya bekerja di dep PPIC, jujur saya stres akan bagian ini....
ReplyDeleteScope kerja PPIC sangat luas, kaena harus mensingkronkan kemauan Marketing dengan Internal Factory, mulai dari Operation, Purchasing, warehouse, dll. Hukum dasarnya mudah, jika dalam mensinkronkan fungsi2 ini dengan bantuan software yang tepat dan complete akan semakin mudah, namun sebaliknya, jika peranan Ms. Excel masih sangat dominan ... akan sangat berat terutama untuk aktivitas administratf. Belum jika ada internal konflik dengan bagian lain ( produksi, purchase,dll ). Agar tidak stress, saran saya upgrade sistemnya.
Deleteklo software yang sering dan bamyak digunakan di ppic ini apa pak selain ms excel
DeleteSaran :
DeleteBikin krangkanya dan minta dibikinin system sendiri yang mencakup semuanya tidak baku supaya bisa di kembangkan.
terima kasih untuk infonya..Alhamdulilah perusahaan saya sudah menggunakan sistem SAP atau implementasi ERP,,jadi sangat membantu sekali dalam PPIC..
DeleteSaya Punya Sofware PPIC www.talagasoft.com
DeleteSaya dari bagian QA, ada tawaran pindah ke PPIC. Gmn menurut bapak?
Deletememang susah bagian ppic , saya juga ppic di perusahaan swasta , meleset terus dari estimasi / perkiraan , trouble di bahan dan proses produksinya, dan masalah external (jasa ) juga
Deletewah, saya bisa download disitu ga boz?
DeleteSaya justru memiliki masalah yang berbeda, rencana produksi yang telah dischedulkan tidak berjalan dengan baik karena disabotase oleh kepala produksi. Sehingga semuanya berantakan. Ada yang tahu cara mengatasinya?....
Deleteterimakasih sekali mas, sangat complate sekali,selama ini fungsi ppic agak terabaikan ternyata begitu dominan di industry maufacturng, sekali lagi terima kasih sekali...
ReplyDeleteSip, mg sukses
DeleteAss .. Saya mahasiswa teknik industri yg akan melakukan penelitian di bagian ppc sebuah perusahaan. Mohon rekomendasi buku mengenai ppc yg bagus judul dan pengarangnya pak? Terutama yg berbahasa indonesia.. Terimakasih sebelumnya..
Deletethx, cukup mencerahkan saya yang newbie ini...
ReplyDeletePPIC emang terkadang di abaikan.....tetapi sebenarnya sangatlah penting buat management
ReplyDeleteYang mengabaikan PPIC berarti belum memahami sistem manufacture. Jika kuliah S1, dan mengambil konsentrasi sistem manufacture ( teknik industri ), Production Planning & Inventory control bahkan dipelajari beberapa semItu masih basic lho ya, jika terjun ke aktual, setiap bidang usaha dalam manufacture akan memiliki format yang berbeda-beda.
Deletekebetulan saya kuliah jurusan teknologi industri, PPIC ini dipelajari 1 semester..itupun masih dasarnya saja seperti forecasting,perencanaan agregat, dll. Makasih artikelnya, full knowledge :D
DeleteTerima kasih terima kasih
terimakasih artikelnya sangat bermanfaat bagi saya, mohon ijin sadur untuk membuat resume job desc di tempat kerja
ReplyDeleteGo a head mas ...
Deletesaya bkerja sbgai PPIC
ReplyDeletedan smua yang telah anda sampaikan di atas memang benar dan sesuai dengan apa yang saya lakukan saat ini....
membuat otak terus berputar... tp saya sangat menyukai kesibukan saya sbgai PPIC karna sangat menantang bagi saya....
btw, thnkz
Great & wish u success. Jangan sungkan untuk discuss mengenai problem seputar PPIC. Masukan dari teman-teman praktisi yang lain mudah-mudahan dapat membantu.
DeleteSaya juga bekerja sbg PPIC di perusahaan , ya :) otak selalu berputar
DeleteArtikel Bagus mengenai PPIC...Terima kasih dah memberi tambahan ilmu untuk implementasi dilapangan...
ReplyDeleteMateri yang bagus... berarti sekali buat saya. Ijin copas ya...?
ReplyDeleteSaya paste-kan di http://ahmadzidni.wordpress.com/2012/09/30/memahami-fungsi-ppic-production-planning-inventory-control/
Apabila Anda tidak mengijinkan, saya berjanji akan mencabut artikel tsb di blog saja. Apabila diijinkan, saya berterima kasih.
Silahkan & keep blogging
Deletemungkin karena minim sostware jadi pekerjaan saya sebagai PPIC amat sangat berat dan terlalu memeras otak, semangat dan terimakasih :)
ReplyDeletecb di review lagi prosedure aloaksi order dan sistem produksinya. buat batasan yang clear antara tanggung jawab PPIC dan Produksi.Wish U succes
DeleteTerima kasih Share nya kang, sangat membantu :)
ReplyDeleteWAH BLOGNYA SANGAT MEMBANTU NE. JDI ADA PANDANGAN BUAT NGELAMAR PPIC. TERIMA KASIH
ReplyDeleteMas kalo boleh tau ini reverensi blognya dari buku atau sesuai pandangan ya?? klo dari buku juga, saya mau nanya judul bukunya apa? terbitan siapa? yang mengenai PPIC dan Supply Chain Management? mohon sharenya mas. terima kasih :)
ReplyDelete@asty: Informasi utama dalam artikel ini dari literature, observasi dan experience, Jadi tidak berdasr buku tertentu. Sebenarnya bebrapa alur tidak ada yang baku. Seperti, apakah Logistic harus mengikuti MPS atau MPS yang mengikuti jadwal ETA material dari logistic. Different company, different model. Inilah uniknya PPIC dibanding orang quality, produksi, HRD, finance, marketing. Jadi dituntut harus dinamis. Good Luck!
DeleteTerima kasih, artikel ini sangat membantu...saya sekretaris, tp terpaksa belajar ttg monitoring dan saya menikmatinya.
ReplyDelete@Rena,Wish U Succes!
DeleteDalam perusahaan pabrikan "manufacturing company", bagaimana struktur PPIC ini, bagaimana relasinya dengan bagian produksi, bagian pembelian.
ReplyDeleteApakah benar departemen PPIC ada di bawah departemen PRODUKSI ?
Relasi yang anda maksud dapat dilihat di link artikel berikut :http://www.dedylondong.blogspot.com/2012/09/ppic-yang-berhasil-dalam-konsep-balance.html
DeletePPIC sangat tidak disarankan berada dibawah produksi. Dari sisi perusahaan, terlalu banyak konsesi dan toleransi antara PPIC-Produksi sangat melemahkan fungsi produksi itu sendiri.
Mas, ada saran ebook atau buku yang bagus ngga untuk belajar PPIC? Mohon infonya mas, terimakasih.
ReplyDelete@harry,kebetulan sy sdng susun materi u/ basic PPC. mudh2an tahun ini selesai. buku yg beredar lbh bnyak saduran asing. itupun u/ materi kuliah.
Deletemakasih bgt buat mas dedy londong atas artikelnya yg asli yaa ga boong keren abis. ciyus deh gw. inspiring banget
ReplyDeleteyou do the great job! you are the best! ujian PPIC gw bakalan tertinggi satu kampus :)
You're welcome & Good Luck !
DeleteThanks buat artikelnya..,kebetulan saya bekerja di bag. PPIC, selama ini kami belum memakai sofware khusus PPIC, kita baru menggunakan sistem sharing data antar bagian yang terkait dengan PPIC, dan semuanya bisa diakses oleh PPIC dan data sudah terupdate tiap harinya. Untuk sofware kira-kira menggunakan apa??dan dimana membelinya??
ReplyDeleteTerima kasih
Coba contact provider ini ya: CS ERP Indonesia. PT. Nukleuus Indonesia. Phone: 021-2153153783
DeleteYang Bagus Pake Microsoft AX
Deletesiiiiippppp......moga ilmunya menjadi pahala yang mengalir di hari akhir nanti, doakan juga saya ya pa dedy londong moga lancar urusan bisnis saya amiiin
ReplyDeleteMas dedi saya baru bekerja di bagian PPIC dan ternyata rumit sekali. Di tempat saya bekerja tenaga produksi lebih dominan menggunakan tenaga manusia sehingga human error lebih banyak kemungkinan terjadi. Untuk mencari standar waktu kerja gimana caranya? Saya mohon bantuannya.....!
ReplyDeleteHallo, ada beberapa cara,1) Time Study,cara ini biasa digunakan oleh Divisi Continous Improvement (CI) di Industri Padat Karya (Garment,Sepatu. Atau untuk simplenya gunakan data history record produksi, gunakan nilai rata-ratanya. Record tadi gunakan sebagai estimasi record produksi dalam melakukan schedulling/MPS. Jadi bisa langsung didapat lamanya waktu prosesnya. Salam Sukses
DeleteSelamat siang pa Dedy, menarik sekali penjelasan bapa. Sya ingin menanyakan apakah ada software / program untuk ppic ini. dimana bisa saya dapatkan dan apa nama programnya. terima kasih
ReplyDeleteAda beberapa platform program diantaranya Visual Basic, oracle, SAP. Coba contact provider ini ya: CS ERP Indonesia. PT. Nukleus Indonesia. Phone: 021-2153153783.
DeleteGood Luck.
sangat membantu mas
ReplyDeletebagaimana dengan PPIC di pabrik kelapa sawit?apakah sama?
ReplyDeletePada prinsipnya lingkup kerja ppic sama. Tapi untuk sistem manufacturenya /detail bisa berbeda. Misal jk anda install software. Biasanya yg ready make modul inventory,sales, dan finance. Tp u/ ppic - produksi harus costumize. Krena modul manufacture tiap company itu unik. Trmasuk u/ klp sawit
ReplyDeleteArtikelnya sangat bagus pak, kebetulan saya bekerja sbg PPIC,pd perusahaan manufacture , yang memperkerjakan 70% tenaga manusia dan 30% machine.saya ada pertanyaan, apakah memang harus PPIC yang harus mengendalikan penuh Produksi? kalau untuk schedule mungkin ya, tp utk sampai detailnya apakah juga PPIC pak? sementara di masing" bagian produksi ada kepala bagian dan ada operation manager. mohon advisenya pak.... dan sebetulnya saya masih banyak pertanyaan yang masih ingin saya tanyakan :)...terimakasih
ReplyDeletePPIC tidak bisa mengendalikan Produksi. Fungsi utama PPIC yaitu melakukan penjadwalan produksi dan pengaturan suplay logistic jadi bukan justru mengendalikan operasi produksi seperti yang anda maksud. Hanya dalam praktiknya, secara alami bagian produksi ini terbentuk dengan ego yang super tinggi. kadang PPIC atau bagian supporting lainnya, hanya bisa menghadapi bagian yang satu ini dengan pemahaman (knowledge) yang sangat kuat dan detail terhadap sistem operasi yang terkait. Jika tidak, PPIC yang balik dikontrol oleh produksi, biasanya terkait dengan pemunduran jadwal delivery/reschedulling, dan permintaan material/remake.
Deleteartikel yang sangat bermanfaat. trimakasih
ReplyDeleteartikel yang sangat bermanfaat. trimakasih
ReplyDeleteartikel yang sangat bermanfaat. trimakasih
ReplyDeleteArtikel yg luar biasa !
ReplyDeleteSangat bermanfaat bagi kami. Izinkan copas ya Mr. DedyLondong!
Best regards, Mus Koto
Silahkan pak.
DeleteNice article bro, can i copy paste for my ref..thx a lot.
ReplyDeleteOk. No.prblm
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteGilak pak mantab...
ReplyDeleteulasan bapak dalem dan tuntas mngenai PPIC sepanjang yg pernah saya baca dr blog2 lain...
Smoga pahala anda trus mengalir spt ilmu yg telah bpk sebarkan ke sesama...
trims, artikel ini membantu saya memahami fungsi ppic itu sendiri. God bless
ReplyDeleteluar biasaa..!! terima kasih pak Dedy atas pencerahannya, mohon ijin copas ya, smg anda tetap sehat dan terus berkarya! amien
ReplyDeleteBenar!!! LUAR BIASA BeGeTe.... Amat Sangat membantu Pak.... Semoga Tuhan menambah kebaikan yang banyak kepada Bapak.... Amin
ReplyDeletemas dedi bagaimana soal kelanjutan materi ppic yang sedang anda susun? saya tertarik ingin mempelajari materi ppic ini dikarenakan saya baru akan mempelejari hal ini. sebelumnya saya ingin mengatakan ini artikel yang bagus :D. semoga sukses selalu.
ReplyDeleteMateri yang bermutu, ijin untuk copy. Terimakasih
ReplyDeleteThks atas pencerahannya
ReplyDeleteThank's mr. ilmu ini sangat berguna...
ReplyDeletematerinya bagus bgt cocok dan ngena sekali di PPIC tempat saya bekerja,klo boleh mau minta saran cara membuar MRP berdasarkan history atau ada cara lain untuk membuatnya?terima kasih...
ReplyDeleteHallo Nur,
DeleteMRP intinya teknik merencanakan ketersediaan material, saat produksi membutuhkan sudah tersedia. pembuatan MRP berdasarkan History banyak menggunakan data purchasing, jadi berapa lama lead time mulai buka PO Suplier sampai material sampai di Gudang pabrik. lead time ini ditambah allowance digunakan sebagai base perhitungan kedatangan material dan penjadwalan di produksi. Disamping juga digunakan sebagai dasar perhitungan Buffer Stock dan Economic Order Quantity ( EOQ).
Thanks, semoga dapat membantu
Terima Kasih Atas Materinya Bapak atau Ibu semoga bermanfaat bagi kita semua amiieeen
Deletesistem yang baik itu yang gimana Om dedy ?
ReplyDeleteboleh dong kali2 posting alur diagram ppic yang baik , thanks :D
Dear Dadang,
DeleteSistem dikategorikan baik jika efektif dalam menunjang tercapainya target perusahaan. Jika Sistem Planning, biasanya indikator targetnya misal : Delivery customer, Optimalisasi pemakaian material (material cost), utilisasi mesin, overtime cost, dll.
Ok, next time sy akan posting artikel terkait.
Good Luck!
Thx thx thx... mohon izin jadi materi presentasi ya...
ReplyDeletego a head
Deletegood artikel,, izin copas ya mas,,
ReplyDelete- Andi Pekanbaru -
Terima kasih Pak, Materinya sangat berguna.. Saya kebetulan ada panggilan pekerjaan sebagai PPIC. Saya belum begitu memahami posisi ini, tapi setelah saya baca artikel ini saya bisa menangkap job desc dari PPIC. Lumayan berat juga pekerjaannya tapi Saya sangat menyukai tantangan kerja. Semoga saya bisa memulai pekerjaan ini. Mohon izin Copy ya Pak..
ReplyDeleteTrims,
Aldy
Terimakasih untuk artikelnya pak, sangat berguna sekali.
ReplyDeletesaya baru saja di mutasi kebagian PPIC, dan saya sangat bingung bagaimana mengontrol stok agar tidak terlalu penuh dan tidak stock out, pertanyaan saya bagaimana menghitung buffer stok yg ideal?
Buffer Stock ditentukan oleh 3 variabel, yaitu :1) Konsumsi Material perhari, 2) Lead Time kedatangan material, 3) Inventory Cost.
DeleteUntuk simpelnya, PPIC hanya menggunakan variabel 1 dan 2. Jika Kedatangan memerlukan waktu 10 hari, dengan rata-rata konsumsi material 2 ton/hari, maka : material harus memiliki buffer (10 + 5 (toleransi 1/2 - 1 x leatd time normal)) x 2 (Ton ).
Buffer efektif digunakan untuk material yang memiliki konsumsi dg quantity besar, Lead Time relatif lama, jarak yang jauh (import), ketersediaan yang fluktuatif (tergantung dg kondisi tertentu, seperti bijih plastik, daging ).
Namun untuk material yang mudah didapat, jarak dg suplier relatif dekat, harga relatif stabil, dan item yang relatif banyak, dan slow moving, lebih efektif tidak memiliki buffer, jadi sangat tergantung dengan kemampuan logistic/purchasing. Pertimbangan ini lebih banyak dipengaruhi aspek inventory cost.
wahhh artikel yang sangat berguna untuk para PPIC,
ReplyDeletesedikit berbagi pengalaman saya menjadi PPIC disebuah perusahaan consumer goods yang memiliki banyak outlet di indonesia dan mulai merambah ke beberapa negara di asia, kewajiban PPIC diperusahaan saya support permintaan outlet 100% bikin otak harus bekerja super keras dan di putar2, apalagi jika sedang menghadapi event seperti lebaran dan natal, harus menghitung kebutuhan penambahan tenaga kerja, dan seorang PPIC harus bermental baja, untuk menghadapi konflik baik dari produksi, penjualan, finance.
woww banget dehh jadi ppic :D
Semoga sukses, umumnya bagian PPIC tidak menghitung kebutuhan penambahan tenaga kerja. Yang dihitung sebatas Capacity Requirement Planning/CRP atau kapasitas yang dibutuhkan. Disini peranan Produksi jauh lebih besar, mereka harus menyediakan capacity dari sisi machine dan working hours. Pilihannya cukup 2 saja, jika keterbatasan ada pada machine capacity, maka dilakukan penambahan jam kerja / overtime, jika terbatas pada jam kerja orang, normalnya dilakukan overtime atau jika high season berlangsung dalam waktu lama (>3 bulan, lebih efektif dengan recruitment kontrak (KKWT). Keputusan terakhir keputusan ini ditangan produksi atas persetujuan PPIC.
Deleteit's such a nice description about PPIC, ask 'ur permission to copy Mr.Dedy Londong
ReplyDeletesori bang ,, males baca ,, wkkwkw panjang
ReplyDeleteapakah PPIC = Gudang ?
wah lengkap dan panjang. saya lagi diminta untuk SOP PPIC, ada masukkan ga ya? atau literatur khusus
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteterimakasih banget artikelnya sangat bagus, saya seorang mahasiswi teknik industri, jadi artikel ini sangat bermanfaat sekali.
ReplyDeletePerusahaan yang mengabaikan PPIC = perusahaan tinggal menunggu kehancuran karena PPIC adalah otak perusahaan manufacturing .
ReplyDeletethajs mas bro,,, artikel nya sangat bagus,,, suatu saat boleh saya discus,,,, minta no mail nya mas
ReplyDeletemail address ada di profil. Don't be hesitate to contact me. Tq
Deletewah, terima kasih mas suatu ilmu yg berharga nih buat saya, kebetulan besok saya test interview untuk lamaran di bidang ini, jd ngerti dikit kalo misalkan ditanya hehe
ReplyDeletenice artikel,sangat membantu sekali...
ReplyDeletesaya mau tanya nih,saya bekerja di karoseri mobil,disini akan ada pemakaian programnya,bagaimana membuat alur dari input dan output data dari brg pembelian hingga pengeluaran.yg berawal dari gudang hingga accounting.?
Dear Bung Wali Komara,
DeleteDibuat dulu sequence chart. di bagian kolom letakkan bagian / divisi. dan di bagian baris flow chart prosedurenya. lalu hubungkan fungsi antar divisi dan bagiannya. Maka anda akan memiliki alur prosedure yang saling berhubungan antar bagian. ini akan menjadi konsep dasar pembuatan program, yaitu integrasi.
pak dedi saya minta tolong klo membuat penjadwalan di bagian finishing ( pabrik karung plastik) kira2 bagaimana ya pak? apa saja yang harus di perhatikan .. terima kasih
ReplyDeleteTentukan ;
Delete1. Tentukan family produk anda, satukan item produk yang memiliki proses yang sama.
2. Capasitas per jam, per shift, per hari di setiap work station/ proses.
3. Jika anda gunakan Excel, kelompokkan proses yang sama dalam satu kelompok data, tapi tetap dalam satu work sheet, gunakan format yang bisa diproses kedalam bentuk pivot untuk dapatkan resume.
4. Tentukan Due date atau Estimate Finish Date untuk setiap Item Proses
5. Buat urutan proses untuk setiap item, lebih mudah jika setiap item sudah memiliki lead time produksi. Namun untuk model Gruping, sepertinya agak sulit, karena kadang satu mesin dipakan untuk beberapa Item dan family produk lain.
Tq
pak PPIC itu bagian Forecasting kah atau bagian dari Planning Porudction kah atau bagian Budgeting pak ?
ReplyDeletemohon pencerahan
terimakasih pak
PPIC berfungsi untuk planning produksi, forecasting atau peramalan tugas marketing.
DeleteTq
wow..lumayan berat tp kereeenn..
ReplyDeleteOm..lg donk artikelnya..
Saya baru saja diterima sebagai PPIC staff di pabrik kemasan di mojokerto,kebetulan saya ada di bagian perencanaan produksinya, disana masih masih menggunakan excel, dan tidak ada sistem training yang pas, saya hanya belajar sendiri, tidak ada manual book SOP dll,dan sekarang saya bingung harus mempelajari yang mana dulu?? dan satu lagi ditempat saya MPS dibuat setiap minggu lalu dikonversikan ke weekly schedule,jadi MPS yang dibuat minngu lalu akan terus berubah karena order baru akan datang setiap minggu, apakah pembuatan mps memang setiap minggu?setau saya MPS dibuat untuk jangka waktu beberapa bulan sekali.. mohon pencerahannya..
ReplyDeleteDear Bung Ali,
DeleteJika menggunakan Excel, pembuatan dan update MPS cukup merepotkan (pada awalnya) jika terbiasa anda akan menikmati.
Perubahan/update schedule produksi di MPS diakibatkan oleh bebrapa hal :
1) Turunnya order baru
2) Cancel Order
3) Capasitas produksi tidak sesuai rencana ( naik atau turun secara ekstreem )
4) Keterlambatan Jadwal kedatangan material
5) produksi tidak bekerja sesuai wequence/urutan yang telah ditetapkan
Jika anda memiliki satu diantara sebab diatas, anda harus lakukan update MPS, minimal weekly. Dan harus ada monitoring data progress produksi secara akurat.
Komunikasikan dengan bagian marketing, minimal closing order dilakukan sebulan sekali, cukup sulit untuk menerima order secara weekly, terlebih untuk bagian logistic untuk mendatangkan material/sub material. Tanpa garansi kedatangan material, PPIC akan kesulitan dalam schedulling.
Tq
pak dedy mungkin bisa kasih contoh yang lebih rinci dan rril karena saya bener masih awan di PPIC terima kasih ( pak dedi saya minta tolong klo membuat penjadwalan di bagian finishing ( pabrik karung plastik) kira2 bagaimana ya pak? apa saja yang harus di perhatikan .. terima kasih)
ReplyDeleteMembuat penjadwalan kadang setiap perusahaan memiliki keunikan sendiri. Lebih baik, kita contact by mail, karena terkait dengan confidential data anda. Anda harus memahami type proses produksi apakah make to order atau stock, apakah menganut sistem JIT atau MRP. Push atau pull system. ( silahkan baca di artikel-artikel di blog ini )
DeletePastikan anda memiliki data Capasity Proses Produksi, LEad Time PRoses,setelah MPS dibuat secara periodic ( weekly atau monthly ), anda harus terjemahkan kedalam daily activity.
Lebih jelasnya silahkan contact di mail saja.
Tq
pak dedy gambarn PPIC yang saya buat dah saya kirim ke email bapak ( dedylondong@yahoo.com) terima kasih banya ya pak
DeleteOk. Saya peljari dl ya. Untk confidential Kt contact by mail nextnya. Tq
Deletekalo boleh saya tahu gimana sih teknik penjadwalan dengan MPS?kalo ada boleh minta contohnya?,,soalnya skripsi saya ttg analisis penjadwalan supaya efektif tp saya pake analisis teknik sequencing,,dan saya masih ragu karena koq kurang efektif
ReplyDeleteCb km kirim soft copynya ke sy by mail. Ntr kt discus lbh detail. Tq
Deletepa dedy, saya mau tanya .,biasanya kalo bagian PPIC udh dapet work order dari marketing d perusahaan manufaktur, apa tahap selanjutnya yang akan dilakukan bagian PPIC pa biasanya? pasti cek material kan? kalo pada proses penjadwalan nya se[erti apa ya pa alurnya., minta gambarannya pa ., :) terimakasi
ReplyDeleteSimplenya sprti ini . Setelah terima order. Selnjutnya membuat material plnning yg mnjadi inpuy bagian purchasing mndatangkn material. Setelah ada estmasi tanggal kedatngan material. Planner membuat schedule produksi. Atau beberpa case purchsing yg mngikuti jadwal prodksi/mps.
ReplyDeleteterimakasi atas jawabannya pa , ada beberapa pertanyaan lagi, hehe...
Deleteyang akan saya tanyakan kali ini adalah mengenai penjadwalan penggunaan mesin pada perusahaan manufaktur mesin, penjadawalan tersebut kan diatur oleh bagian PPIC, saya minta gambaran mengenai alur proses pembuatan jadwal mesin yang akan digunakan untuk produksi, apabila diasumsikan kebutuhan material telah disiapkan??
kemudian data apasaja yang dibutuhkan untuk membuat jadawal yang baik?efisien dan efektif tentunya?
kebetulan perusahaan manufaktur ini bersifat jobshop dan melakukan kegiatan produksi berdasarkan make to order., mohon penjelasannya pa :)
terimakasi :) oia sebelumnya saya telah menanyakan hal ini pada email bapa :)
Dear Bung Anas,
DeleteBaik itu penjadwalan secara manual maupun dengan software, informasi utama yang diperlukan yaitu lead time.
Saya bahas mengenai lead time ini di artikel : http://www.dedylondong.blogspot.com/2012/01/bagaimana-cara-menentukan-lead-time.html
Biasanya Design manufacture yang menganut Job Shop agak rumit, karena satu mesin biasanya dipakai untuk memproses beberapa item product yang berbeda.
Untuk antisipasinya, lead Time dikelompokkan berdasar proses mesin. Istilah lainnya yaitu di Grouping. Jadi Item produk yang memiliki proses mesin sama dikelompokkan dalam satu Line. Tinggal capasitas perline tadi dibagi berdasar quota.
jika masih belum jelas bisa contact saya by mail, dan menggambarkan alur proses anda dengan lebih detail.
Tq
oke makasi bung deddy :)
DeleteSUPER artikel ,, thanks ini baru online yang bermanfaat
ReplyDeletedear pak dedy,nama saya cepi, lulusan teknik industri.
ReplyDeletemenjadi orang yang bertanggung jawab sebagai ppic memang berat.
itu terbukti saat saya menyusun skripsi S1 saya di teknik industri, terbayang gimana beratnya tanggung jawab menjadi PPIC, harus mengetahui dari mulai pengadaan ketersediaan bahan baku, proses produksi, waktu produksi, sampai barang jadi yang akan di kirim.
ada beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan.
1. PPIC mencangkup orang marketing (jumlah produk), gudang pengadaan (ketersediaan raw material), sampai produksi(kapasitas produksi). pertanyaannya, selalu ada konflik antara pengadaan dengan produksi dan imbasnya ke orang PPIC, bagaimana solusi yang bijaksana untuk menyelesaikan hal tersebut?
2. Perusahaan yang selalu merubah kebijakan semena-mena, seperti MTS menjadi MTO, padahal penjadwalan produksi sudah di rilis, bagaimana cara membuat reschedulling yang cepat dan tepat. (kasus teman saya sebagai PPIC di industri makanan).
3. ini lumayan sensitif pak, hehe. untuk calon karyawan fresh graduad yang ingin bekerja di bagian PPIC industri tekstil. salery yang cocok brapa pak untuk daerah bandung - cimahi(butuh referensi salery). karena hampir semua orang tau bagian ini cukup besar tanggung jawabnya dan cukup berpengaruh terhadap kelancaran produksi. kalo saya bilang ini bagian mesin penggerak dalam perusahaan.
terimakasih
Dear Bung Cepi,
DeleteSaya cb bantu jawab ya
1) PPIC unik, karena disetiap perusahaan memiliki teknis operasional yang berbeda, meski memiliki main job yang sama. Marketing normalnya tidak bisa mengakses produksi/operasional , begitu pula sebaliknya. Jalur instruksi dan komunikasi harus melalui PPIC. Dalam operasional sendiri, Alur instruksi pengeluaran material harus dilakukan PPIC, karena PPIC bertanggung jawab pada pengadaan stock material dan Reorder. Jadi In - Out material harus dikontrol sepenuhnya oleh PPIC. Jika tidak, segera koreksi sistem anda. Dan paksa semua pihak mengikuti prosedure baku ini. Harus diingat, produksi memiliki kepentingan terhadapa suplay material terkait dengan upaya menutupi kegagalan proses. Semakin mudah mereka mengakses warehouse, akan berdampak pada tidak terkendalinya biaya material. Dan biaya penggunaan material ini ada dibawah kendali PPIC. Oleh karena itu biasanya PPIC yang meminta dan mengkoordinir dilakukannya Stock Opname.
2. Permasalahannya bukan MTS dan MTO. Pada prinsipnya semua order yang harus diarrange PPIC harus disechedulkan. Karena keterbatasan kapasitas produksi, untuk item produk yang fast moving, Marketing minta dibuatkan stock. Barangkali ini yang anda kira MTS. Ini sangat normal. Jadi selama ada PO dari Marketing perusahaan masih tidak keluar dari konsep MTO. Kecuali PPIC sendiri yang memutuskan membuat Stock tanpa persetujuan marketing, ini yang melenceng dari konsep MTO ( dan JIT ). Pembuatan Master Schedule dibuat perperiode, dan harus selalu update mengikuti perkembangan. Jika anda menggunakan Excel yang harus extra, berbeda jika perusahaan sudah menggunakan sistem terintegrasi dengan software.
3) Maaf saya tidak bisa menjawab ini, karena dari sudut pandang masing-masing bagian, pasti menganggap bagian merekalah yang terpenting. Di tingkat operasional ( PPIC, Produksi, Logistic, Engineering ) setahu saya di manufacture memiliki standard yang sama, bedanya ada di percepatan kenaikan karirnya.
Tq
haram gak itu pak klo kita bikin stock tanpa po dari marketing? hehe
DeleteArtikel yang sangat membantu memberikan gambaran bagi saya mengenai PPIC. Beberapa hari lagi saya akan ditempatkan di bagian PPIC, sekarang ini saya masih di bagian pemasaran. Terimakasih pak Dedy.
ReplyDeleteTerima kasih atas informasinya yang lengkap sehingga sangat membantu saya dalam menyusun job discription untuk PPIC.
ReplyDeleteTerima kasih, artikel ini menambah wawasan ke PPICan.
ReplyDeleteMohon izin untuk copas artikelnya?
thanks
Kalau tugas keseharian PPIC selain me-rekap data produksi, inventori, dan membuat SPK. Biasanya atasan selalu minta dibuatkan print realisasi produksi yang sudah di-packing. selain itu apa lagi yang sangat berpengaruh kepada penilaian atasan terhadap hasil kerja kita?
ReplyDeleteartikel yang bermanfaat sekali
ReplyDeleteijin copas artikelnya
Saya sangat berterima kasih atas postingannya pak , ini akan sangat membantu saya dalam menyelesaikan tugas saya di perusahaan industri .
ReplyDeletebesok saya tes kerja di bagian gudang, itu biasa nya ada ga tentang ppic nnti tesnya pak?
ReplyDeleteGudang merupakan customer dari ppic. Jadi semua data out material berdasar instruksi ppic.
Deletepak dedy, data yang dbutuhkan daam ppic apa saja? semester depan saya muai kerja praktek, dan tema yang mau saya ambil adalah inventory control, mohon pencerahannya
Deleteini adalah pencerahan buat yang mo terjun ke manufaktur...
ReplyDeletesaya sendiri masih suka bingung..
tapi klo sistemnya mendukung semua jadi mudah di lakukan..
thanks buat postingnya..
bagus banget, komprehensif mudah2 an bermanfat, boleh diemailkhan tentang Human resources managment yg komprehensive juga.
ReplyDeletethank's
Bambang
koalaemas@yahoo.co.id
Nice info,
ReplyDeleteberguna sekali utk saya yg akan terjun ke bidang PPIC
Pak Dedy, apakah buku yg Bapak susun sudah terbit atau belum? Saya sangat tertarik.
ReplyDeleteSaya pernah dengar kalau Departemen PPIC bisa dibagi menjadi dua divisi, yaitu PPC dan ... (saya lupa), apakah memang demikian?
Dalam Industri manufaktur, Departemen PPIC apakah merupakan departemen tersendiri atau di bawah departemen tertentu?
ReplyDeleteTerimakasih atas paparannya, Mohon maaf ikut SPAM, kebetuln di perusahaan saya membutuhkan tenaga logistik (PPIC, Supply Chain). posisi yang diari adalah senior Supervisor atau asiten Manager dengan gaji antara 5 sampai dengan 8 jt tergantung kwalitas kerja dan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. bagi yang berminat silahkan kirim lamarannya ke sonymahili@yahoo.com. Lamaran di tunggu paling telat 20 Juli 2013.
ReplyDeleteTerimakasih bagi pak Dedy atas paparannya.
Apakah pendidikan ideal untuk seorang PPIC ?
ReplyDeletetidak ada yang ideal menurut saya namun yang paling mendekati saat ini adalah Teknik/managemen Industri
Deleteartkel yang bagus,
ReplyDeletesekian lama kerja di Produksi, baru ini tau ppic.
terima kasih P' Dedy
Mas Dedy
ReplyDeletethx for the info
saya kebetulan bekerja divisi logistic supply chain perusahaan distributor. Fokusnya di logistik dan bisnis proses. Apakah dengan background saya ini memudahkan saya untuk terjun di PPIC manufacture? dasar ilmu apa lagi yang harus saya pelajari?
terima kasih
Maulana
salam PPIC Lovers
ReplyDeleteNama ane Muhammad Arham
Basicly PPIC
1 Supply Chain Management:biasanya Seorang Ahli PPIC atau staf inventory control dibawahi langsung oleh SCM departement:(Departemen rantai pasok)departemen ini sangat bepengaruh luas tentang aktififtas PPIC mulai dari tahap planning sampai pada cutomers satisfaction.
2.demand planner (demand team)
seorang demand Planner harus mengetahui aktifitas PPIC,kapasitas produksi,JIT Just in time,raw material,forecast analist,demand market,lead time produksi.
3.Forecaster :
Forecaster adalah istilah lain dari PPIC staf,biasanya akurasi forecast menjadi KPI bagi seorang PPIC dalam job descriptionya,semakin tinggi akurasi forecast dalam perencanaan maka hasil yg dicapai akan maksimal,(konsep make to order )ERP ataupun lot size.hal hal yang menjadi pertimbangan dalam forecast :
1 identifikasi product,lead time,delivery,warehouse oprations,demand market,positioning product,promotion,dan historical sales vs target sales.
4.kanban
kanban adalah bahasa jepang :kartu kontrol utk menetukan jumlah persediaan (kanban system)
dengan adanya kanban diharapkan menghilangkan semua aktifitas yg tidak memberikan nilai tambah terhadap produk yg dihasilkan,menjaga kualitas,mendorong perbaikan.
jenis kanban :
1.kanban produksi
menentukan jumlah produksi pada proses sebelumnya.
2.kanban penjualan
untuk membertahu pemasok agar mengirimkan komponen atau bahan yg diperlukan utk produksi
3.kanban penarikan
utk mengetahui jumlah yg hrus diproduksi pada proses sebelumnya.
PPIC demikian penting peranannya dalam operasional perusahaan karena berkaitan erat dengan “cash flow/ alira dana” & kinerja bagian produksi secara umum
Fungsi PPIC
Men-sinergi-kan kepentingan marketing dan manufacturing
Mengintegrasikan/ memadukan pihak-pihak dalam organisasi (marketing, produksi, personalia, dan keuangan) agar dapat bekerja dengan baik.
Syarat agar PPIC bisa bekerja optimal
Ada rencana Sales dari marketing Department
Ada formula standard dari semua produk
Ada standard kapasitas produksi dan tenaga kerja
Ada standard yield dari semua produk
Ada pedoman waktu (delivery time) untuk pengadaan bahan/material, baik lokal maupun impor.
Ada batasan minimum dan maksimum stock
Ada koordinasi dan komunikasi yang baik dengan elemen terkait antara bagian marketing, inventory, produksi, personalia, quality control dan F&A (Finance & Accounting)
Tugas-tugas PPIC
Membuat rencana produksi dengan berpedoman rencana Sales Marketing
Membuat rencana pengadaan bahan berdasarkan rencana dan kondisi stock dengan menghitung kebutuhan material produksi menurut standard stock yang ideal (ada batasan minimal dan maksimal yang harus tersedia)
Memantau semua inventory baik untuk proses produksi, stock yang ada di gudang maupun yang didatangkan sehingga pelaksanaan proses dan pemasukan pasar tetap berjalan lancar dan seimbang
Membuat evaluasi hasil produksi, hasil penjualan maupun kondisi inventory
Mengolah data dan menganalisa mengenai rencana dan realisasi produksi dan sales serta data inventory
Menghitung standard kerja karyawan tiap tahun berdasarkan masukan dari bagian produksi atas pengamatan langsung
Menghitung standard yield berdasarkan realisasi produksi tiap tahun
Aktif berkomunikasi dengan semua pihak yang terkait sehinggga diperoleh data yang akurat dan up to date
Sebagai juru bicara perusahaan dalam bekerja sama dengan perusahaan lain, seperti : toll manufacturing.
mas kalo tugas dari divisi sale logistik tu biasanya apa aja?
ReplyDeletemohon penjelasannya
terimakasih banyak sebelumnya..mohon jawabannya
oia kelewat..
ReplyDeleteterutama dalam bidang manufaktur mas.kya perusahaan mobil mas
mksh sblmnya
Yeni
ReplyDeleteTerima kasih artikel ini sangat membantu
Sebelumnya saya pernah bekerja di perusahaan manufaktur, tetapi sekarang saya bekerja di bidang jasa pembuatan reklame. sungguh sangat berbeda dengan system manufaktur, karena sebagai perusahaan job retail apakah perlu ada PPIC..Mohon masukannya. Dan bagaimana sebaiknya system dalam perusahaan job retail.
Terima kasih
sejauh itu ada proses produksi meurut hemat saya masih diperlukan departemen yang mengontrol proses operasional (PPIC) hanya saja seberapa besar skup perusahaan ini yang lbih peting apakah cukup dengan dikontrol oleh ower saja atau pimpinan dimasing2 departemen saj atau memag harus ada yang khusus bertugas untuk melakukan control
DeleteSaya bekerja di HR, sepintas spt tidak ada hubungan dgn PPIC secara langsng, tapi pada saat penilaian kinerja.. termasuk utk staf2 terkait PPIC baru timbul masalah (subyek dan obyek-nya). Terima kasih atas tulisannya mas.. komprehensif penjelasannya.
ReplyDeleteSaya seorang HRD sekarang dipercaya sebagai kepala cabang, sekarang saya harus berpikir mengenai PPIC dan menepatkan orang pada porsinya, setelah membaca artikel ini makin terbuka bagi saya bahwa kunci keberhasilan perusahaan juga ditentukan kemapuan PPIC dalam menjalankan tugasnya. sukse untuk semua.
ReplyDeleteSuper dan lengka sekali ulasannya Pak.
ReplyDeleteSalam kenal, kita satu almamater, saya juga dari Teknik Mesin Politeknik Gajah Tunggal angkatan 18. Background di QC kebetulan sekarang lagi dapet job men set up Diviisi PPIC, sangat terbantu dengan ulasan ini,
data apa saja yang dibutuhkan dalam PPIC???
ReplyDeleteBagaimana ppic bisa bekerja apabila tdk ada forecast dari marketing?
ReplyDeleteSibuk dengan pekerjaan ya Pak! menyusun bukunya sudah rampung?seharusnya juni 2013. thank you for your great explanation. semakin sukses Pak Dedy Londong!
ReplyDeletemas mau tanya, kalo perusahaan sudah memakai SAP yang sudah terintegrasi dari hulu sampai hilir pengaruhnya apa? khususnya di PPIC
ReplyDeletemenurut saya pengaruhnya sangat besar, Soft ware ERP baik itu SAP, X2, dll adalah soft ware yang menurut saya yang akan memudahkan kierja semua lini termasuk PPIC, Coba bayangkan anda akan dengan mudah mengakses hasil produksi tiap menit tiap detik sehingga fungsi PPIC sebagai Controlling akan semakin kuat karena jika ada suatu yang tidak sesuai akan lebih cepat ketahuan. biasanya Software2 ERP sudah dilengkapi dengan forecast sehingga ini akan memudahkan kita untuk membuat suatu perencanaan
DeleteJika pertanyaannya apakah setelah ada software ERP kita masih perlu PPIC la itu baru menarik.
menurut saya jawabnya masih sangt perlu karena Software adalah diibaratkan alat bantu/mesin dimana perlu seseorang dalam hal pengambilan keputusan, disinilah fungsi PPIC akan berperan besar dalam hal kelancaran proses manufaktur.
oya saya ucapkan selamat jika anda sudah menggunakan Software ERP yang sudah terintegrasi karena masih banyak kawan2 kita yang masih manual menggunakan "EXEL " BTW yang penting adalah kemampuan kita dalam mengorganisasi proses manufaktur agar berjalan dengan baik bukan sekdar software yang keren
Maju Terus PIC
By Banjar Edi S
Trimakasih penjabarannya mengenai PPIC..
ReplyDeleteIzin copy artikelnya yaa mas
Semoga Semakin Banyak Org yg mw berbagi Ilmu seperti anda saya yakin negara danindustri kita akan menjadi global leader di asia 10 thn mendatang....
ReplyDeleteSaya adalah seorang yang mendalami PPIC secara pekerjaan. Dengan background Accounting saya mencoba survive di dept. ini.
ReplyDeleteSetelah menjalaninya ada 2 macam ilmu yang penting di dept ini : Komunikasi dan Leadership
setuju sekali meskipu banyak tori2 yang disampaikan tentang PPIC ada 2 hal penting yang bisa digaris bawahi yaitu
Delete1. Planning dan Controlling dua itu adalah sesuatu hal yang biasa dilakukan oleh para leader dan memang PPIC menurut saya adalah Lead dari proses manufactur
2. Komunikasi yaitu sarana tepat guna merealisasikan planning serta sarana untuk merealisasikan segala improvement hasil dari Controlling
kalau boleh saya tambahkan satu lagi Improvement seperti yang telah diungkapkan diatas oleh Pak Dedy " PPIC bisa sebagai Role maker" ingat karena ada fungsi planning dan controlling maka PPIC adalah alah satu departemen utama dalam pelaksanaa program2 improvement di perusahaan terutama di lini manufaktur jika anda ingat falsafah Kaizan maka anda pasti ingat Plan-Do-Check- Action (PDCA) dan Standardize-Do-Check-Action (SDCA)
Mohon masukkannya
Banjar Edi S
mas saya mau nanya di bidang ppic.
ReplyDeletebagaimana cara mempelajari tentang ppic ini, selama saya pelajari di bidang ini susah banget untuk menangkapnya.
sedang saya kuliah di bidang managemen informasi, saya bekerja bagian ppic.
tolong bantu caranya mas..
terima kasih
jika boleh memberikan masukkan
ReplyDelete1. mulailah dengan mengetahui permintaan pasar belajar forecasting (peramalan)
2. setelah mengetahui expetasi permintaan pasar analisa fluktuasi permintaan/penjualan dan cari strategi yang cocok untuk sistem manufaktur yang akan dijalankan apakah maketo stock, make to order, make to demand, ataukah make to design.
3. jika anda sudah mengetahui jpola permintaan pada point 2 saya rasa anda akan mudah untuk membuat strategi yang optimal, saya sarankan mulailah dengan membuat perencanaan agregat.
4. hasil dari Aggregate planning tersebut kemudian ditarik sebagai pembuatan MRP dan MPS
5. setelah membuat MRP dan MPS saya rasa anda sudah bisa membuat schedul detil per harinya atau WO yang akan dijalankan.
demikian sekilas dan singkat agar anda bisa memahami PPIC degan mudah menurut saya. Ada baiknya anda perkuat dengan inventory & warehouse management. kalau secara detil pasti akan panjang dan saya rasa materi serta tanggapan rekan2 diatas cukup mumpuni
Menurut saya Artikel dari Pak Dedy ini bukan hanya sekedar menarik namun bagi saya yang telah berkecimpung didunia industri dan kebetulan memiliki basic di PPIC artikel ini cukup memadai dan boleh saya bilang sebenarnya lebih kearah mereka yang telah berpengalaman atau memiliki basic skill PPIC yang cukup mumpuni, wajar jika temen2 yang baru mulai atau berniat menimbal ilmu untuk pertamakalinya dan membaca artikel ini mkn sekali lagi "mungkin" sedikit kesulitan. BTW artikel ini sangat bagus dan kandungan materinya cukup berbobot. semoga kelak suatu hari nanti ada wadah yang bisa mengorganisasikan para praktisi PPIC disuluruh Indonesia, sehingga bisa meningkatkan komunikasi dan juuga perkembangan ilmu PPIC serta bisa menyumbang bagi kemajuan bangsa khususnya dibidang industri
ReplyDeleteSekedar Info aja bagi temen2 yang mau belajar detai tentang PPIC anda bisa baca2 bukunya teman2 kita yang kuliah di Teknik Industri disana ada mata kuliah yang mengupas tuntas tentang PPIC bahkan sampai 6 sks (3 sks per semester) dan juga sangat banyak mata kuliah lain yang juga menunjang mata kuliah tentang PPIC
Best regards
Banjar Edi Satoto
simpel dan sederhana penjelasannya, jadi mudah dipahami dan sangat bermanfaat, terutama bagi newbie seperti saya di dunia kerja, terutama di perusahaan manufaktur tersebut.
ReplyDeletereally appreciate your write bro...
d ^.~ b
Terimakasih atas penjelasannya :)
ReplyDeletewow, tulisannya sangat mudah dibaca bahkan oleh orang awam seperti saya :D terimakasih..
ReplyDeletesiiip dah,,,, tpi emang kerja d ppic memicu otak banget,,,,,,,
ReplyDeletedi ppic yg penting adlh komunikasi antar departemen dngn baik,pasti kerjanya mudah,,.yg penting buat dulu scedule yang d bwt mas dedy , ,,,, pasti seru dan banyak tantangan .....
saya juga sekarang kerja sebagai ppic di perusahaan garmen. mohon bantuannya ya
ReplyDeleteArtikel super mas Dedi, izin copas ya. tq
ReplyDeleteLuar Biassaa SUPERRR skali sluruh informasi terkait PPIC ini Mas...
ReplyDeleteSaya mahasiswa yg sedang menyusun skripsi, kebetulan dari materi skripsi saya ada sepintas saya membahas tentang PPIC di Garmen..
Kalo boleh saya minta bantuannya mas untuk contoh Joblist dari "Material Consumption" untuk sekali produksi pada garmen/pakaian jadi.
terimakasih bgt sebelumnya utk kesediaannya, Mas..
Salam Sukses
Luar Biassaa SUPERRR skali sluruh informasi terkait PPIC ini Mas...
ReplyDeleteSaya mahasiswa yg sedang menyusun skripsi, kebetulan dari materi skripsi saya ada sepintas saya membahas tentang PPIC di Garmen..
Kalo boleh saya minta bantuannya mas untuk contoh Joblist dari "Material Consumption" untuk sekali produksi pada garmen/pakaian jadi.
terimakasih bgt sebelumnya utk kesediaannya, Mas..
Salam Sukses
Terima Kasih
ReplyDeleteSuper Sekali..
sangat bermanfaat
sangat2 gamblang dan manfaat, semoga menjadi tambah berkah ilmu nya, pak. aamiin
ReplyDeleteppic bisa diterapkan diperusahaan developer g yaaa ??????
ReplyDeleteThank's atas penjelasanya,,!!!!!!!!!!
ReplyDeletePerkenalkan nama saya Rahma..Pak,saya mau tanya..bagaimana cara kita merencanakan stockyard jika kita menggunakan sistem FIFO (First In First Out) ?
ReplyDeletenama saya dewi, saya baru lulus kuliah jurusan manajemen administrasi tapi sya sekarang baru akan memulai karir saya di bagian PPIC, jujur saya masih sangat awam dan tidak paham,, tolong beri tahu saya apa yang harus saya pelajri di awal agar saya mudah mengerti dan mengetahui apa yang harus saya kerjakan, biasanya softwere apa saja yang di gunakan? mohon sekali bantuannya,, saya baru akan memulai karir saya menjadi PPIC di manufactur kosmetik.. mail bapak apa ya? karena bnyak hal yang ingin saya tanyakan..
ReplyDeleteSaya belum tahu dunia PPIC sama sekali, baru kemaren saya ditawarin untuk jd staff PPIC saya ngeblang masih bingung jd saya masih ragu tuk menerima tawaran itu apalagi sudah 3 orng dibagian itu ganti2 terus gada yg kuat, setelah saya baca artikel ini baru sedikit mengerti ttng PPIC. selama ini sya hanya berkecimpung di produksi setelah ditawarin jd PPIC sya ragu. Mohon pencerahannya pak. terimakasih
ReplyDeletekeren banget gan.
ReplyDeleteterima kasih atas informasinya, dimana saya bisa menghubungi Pak Dedy Londong yaa,,,buat share Pak
ReplyDeletePak dedy bisa minta alamat email nya makasih,
ReplyDeletePak dedy bisa minta alamat email nya makasih,
ReplyDeletekeren.pa...
ReplyDeletelike it
pak, saya mau tanya
ReplyDeleteapa PPIC masih dibawah kendali Supply Chain secara struktural atau berdiri sendiri ?
terus sekarang ini banyak istilah planner dari mulai Material Planner, Demand Planner, Supply Planner.. apa scope2 yang ada di Planner ini sama dengan PPIC secara keseluruhan atau terpisah sendiri ?
Terima kasih ya artikelnya Pak.,
ReplyDeleteAhkirnya saya dapat menyelesaikan tugas Kuliah saya Sistem Informasi Koorporat.,
Artikel ini sangat membantu karena pembahasannya padat dan mudah untuk di mengerti
Selamat Pagi.,
Terima kasih artikelnya Pak.,
ReplyDeleteAhkirnya saya menemukan ide dengan topik PPIC dalam pembuatan Skripsi saya nantinya.,
Selamat Pagi.,
saya bekerja di bagian warehouse hampir 4 tahun. dan sekarang saya masuk menjadi bagian PPIC. ternyata rumit dan sampai sekarang pun masih terus belajar. dengan artikel ini setidaknya saya bisa lebih memahami bidang pekerjaan saya. terima kasih artikelnya.
ReplyDeleteJadi tambah pengetahuan ya. Apa itu PPIC.
ReplyDeleteThanks Bro,,
Terimakasih
ReplyDeleteTerimakasih Pak, berkat blog bapak saya dapet promosi jd spv di PPIC
ReplyDeleteMateri ppt saya 90% dari blog bapak
Terima kasih info nya,sangat bermanfaat. saya menjabat sebagai assistant manager PPIC dan jujur sangat stres dengan pekerjaan ini. berangkat pagi pulang tengah malam. tapi tetap di syukuri aja :)
ReplyDeleteAss .. Saya mahasiswa teknik industri yg akan melakukan penelitian di bagian ppc sebuah perusahaan. Mohon rekomendasi buku mengenai ppc yg bagus judul dan pengarangnya pak? Terutama yg berbahasa indonesia.. Terimakasih sebelumnya.
ReplyDelete
ReplyDeleteBună Ziua,
Sunt domnișoara. Halimat, o reputație, legitimă și o Creditor companie bani acreditat. Am împrumuta bani pentru a persoanelor fizice la rata de 3%, care au nevoie de asistență financiară. Ai un credit rău sau vă aflați în nevoie de bani pentru a plăti facturile? Vrem să folosim acest mediu pentru a vă informa că am oferi asistență beneficiar de fiabile ca vom fi bucurosi sa va oferim un împrumut. Nu de credit verifica, 100% garantat. (Misshalimatloanfirm1@gmail.com) solicitantul va începe rambursarea împrumutului 4 luni de la împrumutul a fost transferat cu succes la el / ea. Imposibilitatea de a plăti înapoi împrumutul de la acest așteptat, dată / perioadă, acțiuni legale vor fi luate împotriva reclamantului prin avocat nostru imediat. Solicitantul care nu este în măsură să se întâlnească cu rambursarea se va acorda două luni mai mult ca o perioadă de grație înainte de o acțiune în justiție vor fi taken.apply astăzi la:. Misshalimatloanfirm1@gmail.com ra Halimat firma împrumut pentru împrumut în condiții de siguranță și de renume. mulțumiri
FORMULAR ÎMPRUMUT CERERE de umplere și RETURN
Numele solicitantului: ...............
Adresa: ................
OraÈ™: ..................... ..
De stat: ........................
Èšara: .................. ..
Sex: ......................
Starea Civilă: ................
Varsta: .........................
Ocupatia: ...................
Rata Venituri: ...................
Spune: ...........................
Numărul de birou: ................
Mobil: ..................... ..
Suma solicitată: ...............
ÃŽmprumut Durata: ..................
Scopul împrumut .....................
Implementarea înainte da / nu: ..................
Astept un raspuns de urgenta ....
Domnișoara Halimat
izin copas ya Pak, buat panduan kerja juga.. karena baru terjun ke dept PPIC..
ReplyDeleteterima kasih
Terimakasih atas artikelnya pak, saya sudah membaca semuanya, saya mahasiswa teknik industri yg lagi magang disuatu company, dibagian ppic.
ReplyDeleteAda saran ga pa ? Soalnya saya lihat ppic sibuk sekali dengan komputernya dan berkomunikasinya.
Saya jd sungkan untuk bertanya, ada saran untuk saya yg lg magang? Terima kasih
ada yg tau ga buku tentang PPIC karangan siapa ?
ReplyDeletekeren mas PPIC tu unik dan penuh tantangan
ReplyDeletekeren mas PPIC tu unik dan penuh tantangan
ReplyDeleteMaterinya Sangat menginspirasi sy sebagai PPIC, bahkan tak punya pengetahuan tentang PPIC itu sendiri, mang benar PPIC dan Team produksi kadang tak pernah akur dan itu yang sy alami. sy ingin bertanya terkait dengan Inventory Finish Good Product dalam Cold Storage (CS), bagaimana cara managemen FIFO dalam CS jika kondisi penyimpanan Finish product lebih dari satu buyer dan cara trace codenya itu seperti apa??? terima kasih
ReplyDeleteterima kasih atas tutorialnya, sangat membantu sekali
ReplyDeleteselamat pagi,.mas mau minta saran, saya saat ini bekerja di PPC di perusahaan perakitan hardware, disini lebih fokus pada man power (kapasitas operator di tiap proses), yang menjadi kendala saya adalah saya diminta untuk membuat kapasitas man power berdasarkan order yang flexible datangnya (tetap mengaju pada kualitas juga tentunya), dan semua itu disajikan dalam bentuk laporan monitoring produksi dari tiap proses dan operatornya serta ukuran produktivitasnya,.menurut mas bagaimana seharusnya bentuk laporan yang disajikan???
ReplyDeletesebelum dan sesudahnya saya ucapkan terimakasih...
jika dalam suatu perusahaan memiliki berbagai macam item yang di produksi dengan bahan yang berbeda-beda pula , metode apa yang digunakan dalam ppic agar dapat mengefisiensikan proses produksi ? agar dapat memenuhi kebutuhan permintaan ?
ReplyDeleteThx pak udah mau berbagi banyak pelajaran dan pengalaman sekali lagi terima kasih
ReplyDeleteassamualikum bapak software yang baik untuk bidang ppic yang mencakup semuanya apa ya? mohon blasannya saya membutuhkannya
ReplyDelete..Waaahhh..Artikel yang sangat membantu sekali Pak Teddy ..Terima kasih atas ilmu'nya ..Saya sekarang bekerja di bagian PPC/Planning Production Control di salah satu Pabrik yang bergerak di bidang textile di daerah Cimahi,Bandung ..
ReplyDeleteSalam Sukses.. :)
Asslm.. teh sy diterima sbg staff follow up di salah satu pabrik textile di batujajar tp jobdesnya hampir sama kaya PPIC, staff follow up itu bagian dari PPIC bukan teh? mohon dibalas ya teh terimakasih
Deleteboleh minta saran untuk judul kp yang bagus tentang PPIC apa y kira2? bagi2 inspirasinya bang
ReplyDeletepak dedy minta tolong contoh program kerja bagian PPIC
ReplyDeleteterimakasih pak dedy..sy akan interview untuk pekerjaan bagian ppic ini,tp sy lulusan pertanian .. artikel ini sgt membantu utk memahami bagian ppic.. mgkin pak dedy bs memberikn saran utk interview nanti? agar interview sy berjalan baik.. terimakasih
ReplyDelete