Proses Produksi : Metode dan Teknik yang digunakan dalam mengolah bahan baku menjadi produk
Perencanaan Produksi : Tindakan antisipasi dimasa mendatang sesuai dengan periode waktu yang direncanakan. Aspek yang harus diperhatikan dalam perencanaan produksi yaitu ; Berjangka waktu, berjenjang, terpadu, berkelanjutan, terukur, realistis, akurat, dan menantang.
Pengendalian produksi : Tindakan yang menjamin bahwa semua kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan telah dilakukan sesuai dengan target yang telah ditetapkan
Continous Process : Proses produksi secara terus menerus untuk jenis produk yang sama dan tidak memerlukan waktu set up yang lama. Contoh, industri pengolahan air minum dalam kemasan
Intermittent Process : Proses yang terputus, karena memproduksi produk-produk yang memiliki spesifikasi yang berbeda-beda, sehingga memerlukan waktu set up yang relatif lama.
Repetitif Process : Kombinasi antara proses continue dan terputus, dalam operasinya menggunakan modul-modul. Modul yaitu komponen-komponen yang telah dipersiapkan sebelumnya, biasanya dihasilkan dari proses continue.
Product Layout : Lay out mesin produksi berdasarkan produk, masing-masing unit output membutuhkan urutan operasi yang sama dari awal hingga akhir. Contoh, Line perakitan mobil
Process layout : Lay out mesin produksi dimana pengelompokan mesin-mesin bedasarkan fungsinya. Contoh, Industri spare part mobil
MTO : Make To Order
ETO : Engineering To Order
ATO : Assembly To Order
MTS : Make To Stock
Special Purpose Machine : Mesin yang bersifat khusus, hanya bisa untuk memproduksi satu item produk
General Purpose Machine : Mesin yang bisa memproduksi beberap jenis spesifiaksi Produk
Flow Shop : Proses konversi dimana unit-unit output secara berturut-turut melalui urutan operasi yang sama pada mesin-mesin khusus, dan ditempatkan disepanjang lintasan produksi. Bentuk proses produksi flowshop biasanya bersifat MTS
Job Shop : Proses konversi dimana unit-unit mengerjakan spesifikasi item yang berbeda mengikuti urutan yang berbeda pula melalui stasiun kerja yang dikelompokan berdasar fungsinya. Ciri-ciri sistem produksi ini yaitu ; Volume produksi sedikit, variasi produk tinggi, lead time produksi relatif panjang, dan tidak ada lintasan khusus. Proses produksi biasanya bersifat MTO.
Batch : Merupakan perkembangan dari bentuk Job Shop dalam hal standarisasi produk. Sistem Batch memiliki kemampuan memproduksi produk dengan variasi item relatif tinggi, lead time pendek, dan satu lintasan dapat digunakan untuk beberapa jenis item produk.
Proyek : Proses penciptaan satu jenis produk yang agak rumit dengan suatu pendefinisian urutan tugas-tugas yang teratur akan kebutuhan sumber daya dan dibatasi oleh waktu penyelesaian.
WIP ( Work In Process ) : yaitu produk setengah jadi yang terkontrol atau tidak tercontrol, yang timbul sebagai akibat adanya ketidak seimbangan capasitas
Delivery : Kemampuan perusahaan dalam memenuhi pesanan berdasarkan waktu pengiriman yang di sepakati dengan customer
Delivery ratio : Ratio/perbandingan antara order yang On shedule dengan Total order yang masuk dalam periode waktu tertentu.
Lead Time : Waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi dari awal hingga akhir dalam batas capasitas tertentu
Capasitas Produksi : Total Output produk yang dihasilkan dalam periode waktu tertentu.
Cycle Time : Waktu yang diperlukan oleh mesin untuk memproduksi satu unit produk.
Push System ( Tekan ) : Job-job yang diproduksi dibebankan secara berturut – turut mulai dari stasiun produksi awal, kemudian dprsoes terus ( ditekan kedepan ) menuju stasiun produksi berikutnya, hingga stasiun produksi akhir. Sistem produksi tradisional dianggap sebagai jenis sistem Push.
Pull System ( Tarik ) : Produk akan diproduksi pada stasiun-stasiun kerja hanya pada saat dibutuhkan untuk memenuhi permintaan dari stasiun berikutnya.
MPS ( Master Planning Schedule ) : yaitu Jadwak Induk Produksi yang menunjukkan kebutuhan produksi mingguan selama periode waktu antara 6 sampai 12 bulan. MPS merupakan jadwal yang berisi informasi tentang “kapan” produksi dimulai dan harus selesai.
ETD ( Estimate Time to Departure) : Perkiraan waktu berangkat
ETA ( Estimate Time to Arrival ) : Perkiraan waktu kedatangan
MRP ( Material Requirement Planning ) : Digunakan untuk perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang tegantung pada item-item ditingkat / level yang lebih tinggi. MRP akan menentukan kebutuhan dan jadwal untuk pembuatan komponen-komponen atau pembelian material/bahan baku untuk memenuhi kebutuhan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh MPS. MRP bersifat computer oriented.
MRP |
RCC ( Rought Cut Capacity ) : Analisis kemampuan dari kapasitas pabrik pada titik-titik kritis dari proses produksi / bottle neck berdasarkan MPS yang telah dibuat.
FAS ( Final Assembly Schedule ) : dibuat sebagai pernyataan tentang produk-produk akhir yang akan dirakit dari item-item MPS.
BOM ( Bill of Material ) : Rekening material mengenai data struktur produk, berisi detail komponen-komponen sub assembling ( code, jenis, jumlah dan spesifikasinya ).
On Hand Inventory : Tingkat persediaan yang sudah dimiliki.
Schedule Receipt : Jadwal Penerimaan material/bahan baku
CRP ( Capacity Requirement Planning) : yaitu proses penentuan berapa jumlah mesin dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memenuhi target produksi pada tingkat yang lebih detail, berdasarkan perencanaan di MPS
Line Balancing ( LB ) : Keseimbangan kapasitas produksi antar stasiun kerja. Bila stasiun kerja memiliki capasitas produksi lebih besar, maka akan memiliki waktu proses yang lebih pendek. Jika tidak tercontrol akan menyebabkan waktu menganggur/utilisasi mesin tidak maksimal dan terjadinya WIP yang cukup tinggi.
Line Balancing |
Line Produksi : Stasiun Kerja untuk memproduksi jenis-jenis item produk tertentu.
Bottle Neck : Stasiun kerja atau mesin bagian dari lintasan produksi yang memiliki capasitas produksi terkecil , sehingga menyebabkan waktu proses yang paling panjang dibanding stasiun kerja lainnya. Istilah lain yaitu titik kritis.
Bottle Neck : Stasiun kerja atau mesin bagian dari lintasan produksi yang memiliki capasitas produksi terkecil , sehingga menyebabkan waktu proses yang paling panjang dibanding stasiun kerja lainnya. Istilah lain yaitu titik kritis.
Work Station ( Stasiun Kerja ) : Grup-grup kerja bagian dari keseluruhan operasi produksi yang memiliki fungsi yang relatif sama, didalamnya memiliki aktivitas produksi yang melibatkan material, mesin, alat-alat bantu, lingkungan fisik kerja, dan operator.
Due Date : Batas waktu maksimal yang dapat diterima untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Lateness : Penyimpangan antara waktu penyelesaian dengan batas waktu
Tardiness : Ukuran untuk kelambatan positif, yaitu jika pekerjaan diselesaikan lebih cepat dari batas waktu yang ditetapkan
Completion Time : Rentang waktu antara saat pekerjaan dimulai sampai dengan pekerjaan selesai.
Idle Time : Waktu tunggu proses/operasi berikutnya
Change Over : Penggantian Item produk yang sedang diproduksi dengan item lainnya, bisa diikuti set up mesin ataupun tidak.
Over Capacity : Kondisi dimana order yang harus diselesaikan jumlahnya lebih besar dibanding capasitas yang tersedia.
HPP ( Hasil Produksi Perorang ) : Biasanya juga disebut dengan HPO ( Hasil Produksi Orang ), yaitu hasil pembagian antara total produksi dibagi Jumlah orang dalam periode tertentu (mingguan hingga bulanan). Jumlah orang didapat dari pembagian antara total Jam kerja semua personel ( include over time ) dibagi hari kerja normal per orang dalam periode tertentu ( misal : 40 Jam/week ).
Working Hours : Yaitu Jumlah jam kerja dalam rentang periode produksi tertentu.
Delay : kondisi Keterlambatan penyelesaian order dari batas waktu yang ditetapkan
Push Out : Order dalam jumlah tertentu yang schedule produksinya didorong mundur ke periode setelahnya
Pull forward : Order dalam jumlah tertentu yang schedule produksinya ditarik maju ke periode lebih awal
Carry Over : Order dalam jumlah tertentu yang schedule produksinya terdorong mundur karena Delay.
On Hand order : Order yang harus dikerjakan dalam periode tertentu
Remake : Pembuatan ulang order sesuai jumlah yang diminta, umumnya terjadi karena kurangnya material/komponen akibat problem produksi.
Rework : Pengerjaan ulang, biasanya untuk perbaikan minor masalah quality. Proses ini tidak memerlukan tambahan material, hanya tambahan alokasi working Hours untuk pengerjaannya.
Fill rate : Ratio antara On Hand Order dengan Capasitas yang tersedia dalam periode waktu tertentu (perbulan)
Start Date : Tanggal dimulainya proses produksi untuk order item tertentu
Finish Date : Tanggal selesainya proses produksi untuk order item tertentu
Loading : Pembebanan yang melibatkan penyesuaian kebutuhan capasitas untuk order-order yang diterima/diperkirakan dengan capasitas yang tersedia
Sequencing : Penugasan tentang order-order mana yang diprioritaskan untuk diproses terlebih dahulu (pengurutan ) .
Dispatching : Prioritas kerja tentang job-job mana yang diseleksi dan diprioritaskan untuk diproses
Up-dating : Merevisi prioritas-prioritas sebagai respon terhadap kondisi oeprasi yang terjadi
Production Board : Papan Informasi yang secara visual menampilkan hasil produksi aktual perhari/ update dan akumulasinya, disertai dengan target produksi berdasarkan MPS untuk setiap stasiun kerja. Informasi ini untuk monitoring selisih antara aktual record dengan planning. Updating record bisa didistribusikan lewat e-mail atau terintegrasi dalam sistem IT, tapi menurut saya tampilan secara visual di board memberikan efek psikologis yang lebih baik.
Loss Production : Selisih antara pemakaian material aktual dengan yang direncanakan. Biasanya di tampilkan dalam bentuk rasio ( % ), dengan formulasi : ((Pemakaian Aktual – Pemakaian Planning) : Pemakaian Planning ) x 100%
Peramalan : proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan dimasa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam memenuhi permintaan barang ataupun jasa.
Peramalan Jangka Panjang : Peramalan dengan periode 2 – 10 Tahun
Peramalan Jangka Menengah : Peramalan dengan periode 1 – 24 bulan
Peramalan Jangka Pendek : Peramalan dengan periode 1 – 5 minggu
Siklus Hidup Produk : Siklus hidup produk mengikuti pola yang disebut kurva S. Kurva S menggambarkan besarnya permintaan terhadap waktu, dimana siklus hidup suatu produk akan dibagi menjadi fase pengenalan, fase pertumbuhan, fase kematangan, dan akhirnya fase penurunan.
Daur Hidup Produk |
MAD ( Mean Absolute Deviation ) : rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu.
MSE ( Mean Square Error) : rata-rata kuadrat kesalahan
MFE ( Mean Forecast Error ) : Rata-rata kesalahan Peramalan
MAPE ( Mean Absolute Percentage Error ) : Rata-rata persentase kesalahan Absolut
Analisis Deret Waktu ( Time Series ): Analisa deret waktu yang didasarkan pada asumsi bahwa deret waktu tersebut terdiri dari komponen-komponen Trend (T), Siklus/Cycle ( C ), Pola Musiman/Season(S), dan Variasi acak/Random (R).
Moving Average : Metode analisis permintaan yang diperoleh dengan merata-rata permintaan berdasarkan beberapa data masa lalu yang terbaru. Tujuan utama dari teknik ini untuk mengurangi atau menghilangkan variasi acak permintaan dalam hubungannya dengan waktu.
Moving Average |
Exponential Smoothing : Metode analisis permintaan pengembangan dari Moving Average, kelemahan metode Moving Average yaitu memerlukan data masa lalu cukup banyak. Jika permintaan aktual data lama tidak tersedia, maka dalam Exponential Smoothing dapat digantikan dengan nilai pendekatan berupa nilai ramalan sebelumnya.
Individual Produk : Masing-masing jenis produk
Hiring Cost : Biaya penambahan tenaga kerja. Termasuk didalamnya biaya iklan untuk recruitment, biaya untuk seleksi dan Trainning.
Firing Cost : Biaya pemberhentian tenaga kerja.
Overtime Cost : Biaya yang dikeluarkan jika memperkerjakan karyawan setelah jam kerja normal
Undertime Cost : Biaya yang ditimbulkan sebagai akibat dari tidak optimalnya utilisasi, sehingga capasitas produksi tampak lebih besar dari aktual.
Inventory Cost : Biaya yang timbul untuk mengantisipasi jumlah persediaan. Terdiri dari ongkos tertahannya modal, pajak, asuransi, kerusakan bahan, ongkos sewa gudang, biaya overhead gudang.
Back Order Cost : Biaya yang timbul karena habisnya persediaan saat dibutuhkan, sehingga harus segera dilakukan pemesanan kembali ( jika customer besedia menunggu ), dan lebih buruk jika customer malakukan cancel order.
Purchasing Cost : Biaya pembelian, Biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang. Besarnya biaya pembelian tergantung pada jumlah barang dan harga persatuan barang.
Procurement Cost : Biaya pengadaan, dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pengadaan dari luar (ordering cost) dan dari internal ( set up cost )
Ordering Cost : Biaya Pemesanan, yaitu semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar, meliputi biaya untuk menentukan suplier, biaya ekspedisi/transportasi, biaya penerimaan, dll.
Holding Cost : Biaya penyimpanan, yaitu biaya yang timbul akibat menyimpan barang. Meliputi Biaya tertahannya modal, Biaya Gudang, Biaya kerusakan dan penyusutan, biaya kadaluarsa,biaya asuransi, biaya administrasi dan pemindahan.
EOQ (Economic Order Quantity) : Pemesanan persediaan/bahan baku secara ekonomis, dengan miminimalkan ordering cost dan holding cost
Economic Order Quantity |
ELS ( Economic Lot Size ) : atau disebut juga EPQ (Economic production Quantity ), yaitu model pengendalian persediaan bahan baku berupa komponen tertentu yang diproduksi secara massal dan dipakai sendiri sebagai sub komponen. Laju pemakaian komponen diasumsikan lebih rendah dari laju produksi komponen.
Reorder Point : Titik pemesanan kembali
Reorder Point |
Safety Stock : Jumlah cadangan pengaman, istilah lainnya yaitu buffer stock
FIFO ( First In First Out ) : Metode distribusi material dimana material yang lebih awal masuk maka akan lebih awal keluar.
LIFO ( Last In First Out ) : Metode distribusi material dimana material yang paling akhir masuk maka akan lebih awal keluar.
First Come First Serve (FCFS), prioritas diberikan kepada pesanan
yang tiba lebih dulu di sumber.
Shortest Processing Time (SPT), prioritas diberikan kepada pesanan dengan
saat kirim yang lebih cepat.
Shortest
Total Processing Time Remaining (STPT), prioritas diberikan kepada pesanan
dengan sisa waktu proses yang lebih kecil.
SHOP FLOOR CONTROL ( SFC ), Pengendalian lantai pabrik (production
activity control/shop floor control) merupakan bagian yang menjadi closed
loop dari MRP yang memberikan umpan balik informasi progress
implementasi dari rencana yang telah dibuat
Stuffing : Proses Loading Finish Good Product ke Container untuk proses pengiriman ke Customer
Just in Time ( JIT ) : adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu. Untuk mencapai sasaran dari sistem ini, perusahaan memproduksi hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan/diminta konsumen dan pada saat dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan maupun menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat menimbun barang
Kanban : Berarti sinyal, yang merupakan sebuah konsep berhubungan dengan Lean manufaktur dan Just In Time (JIT). Menurut pencetusnya, Taiichi Ohno, kanban merupakan salah satu cara untuk mencapat JIT.Kanban bukanlah sistim pengontrol persediaan, namun merupakan sistim pengaturan yang membantu menentukan apa, kapan dan berapa banyak sebuah produk harus dibuat.
Kartu Kanban : Merupakan komponen kunci dari implementasi kanban yang digunakan sebagai sinyal kebutuhan akan material di dalam sebuah fasilitas produksi, atau memindahkan material dari penyuplai ke fasilitas produksi.Dalam implementasinya tidak selalu berbentuk kartu, melaiknan bisa berbentuk wadah, lampu atau bahkan sinyal computer.
Kartu Kanban |
The Toyota Way : 14 Prinsip yang berisi filosofi manajemen yang digunakan oleh korporasi Toyota, yang meliputi Toyota Production System. Ide-ide utamanya adalah agar mendasarkan keputusan manajemen pada "pemahaman filosofis atas tujuan (perusahaan)", berpikir jangka panjang, memiliki proses untuk memecahkan masalah, penambahan nilai bagi organisasi dengan cara mengembangkan orang-orangnya, dan menyadari bahwa memecahan masalah secara terus-menurus mendorong proses belajar organisasi.
Semoga bermanfaat & wish you the best
terima kasih pak dedy ilmu nya. sangat membantu saya.
ReplyDeleteMantap Artikelnya pa,,,,Update terus ya,,,tambah lagi dong istilah-istilah di produksi proses dan planingnya
ReplyDeleteMantab pencerahannya
ReplyDeletetanks for you
ReplyDeleteklo singkatan JPH tuh apa ya klo diproduksi...
ReplyDeleteterimakasih, akhirnya tahuu hihihi
Deletebermanfaat banget...
ReplyDeletebermanfaat banget...
ReplyDeletecara membuat MRP yang efektif based on computer gimana ya? lebih baik pake SAP atau integrasi access saja? atau cukup hanya di excel?
ReplyDeleteSAP adalah salah satu ERP Soft ware/ system yang memang diciptakan dengan tujuan yang slah satunya adalah membuat MRP, disamping masih banyak cara-cara lain, namun begitu soft ware bekerja berdasarkan data dan metode yang dipasang pada system, sering kali keadaan diluar berbeda dari biasanya alangkah baiknya sebelum menentukan apakah menggunakan soft ware/ manual (axel misal) kita buat perencanaan dulu apakah rencana kedepan berjalan seperti "biasanya" yang berarti pengaruh2 perubahan volume hanya sesuatu yang lazim terjadi misalnya musiman, trend naik/ turun, rata2 bergerak dll, jika ya saya rasa tidak masalah menggunakan ERP Soft ware namun jika ada sesuatu hal yang dirasa akan memberikan pengaruh besar terhadap perencanaan manufaktur baik itu berasal dari dalam maupun luar lingkup manufaktur sebaiknya kita gunakan cara manual saja.
DeleteMuantabs, terima kasih telah berbagi ilmu...
ReplyDeletecara untuk menentukan Safety Stock bgmn yah? karna saya ingin menentukan titik untuk order kembali (ROP).
ReplyDeletethank you.
Dalam penentuan safety stock material, salah satu yg mempenagruhi adalah lead time pembelian material. Semakin lama lead time pembelian material, semakin besar jumlah safety stock material. Selain itu penentuan jumlah safety stock bisa ditentukan dari penggunaan bulanan dari material itu sendiri
Deletenambahin ROP bisa diukur tergantung strategi manufaktur misalnya bagi mereka yang menggunakan JIT mungkin safety stock akan sangan diminimalkan bahkan do "nol'kan, salah satu cara menentukan ROP adalah dengan menggunakan metode EOQ,POQ, dll, beberapa hal yang menentukan dalam perhitungan Safety stock adlah, Stock awal, Lead time pemesanan, lead time kedatangan, batch order (jumlah minimal pemesanan), Life time material/product yang dipesan, kapasitas gudang, kondisi ekonomi pasar (fluktuasi harga, nilai mata uang, dll), dan yang paling penting adalah rata2 penggunaan tiap periode waktu tertentu, sesuai perencanaan produksi (untuk MTO atau MTD).
DeleteSebagai salah satu praktisi PPIC dan manufaktur saya sangat antusias banget dengan tulisan2 bang dedy, semoga benar2 bisa membantu teman2 semua terutama praktisi manufaktur di Indonesia Amiin. saya pribadi mengucapkan terimakasih sudah diijinkan melihat lihat blok ini.
ReplyDeleteTrimakash atas ctatan yg brmafaat dan sangat membntu qmi !!!
ReplyDeleteuntuk pengertian late cost dan busy cost apa yaa kak?
ReplyDeletePengertian operator part finishing process,apa ya? Mohon penjelasannya ya,makasih.
ReplyDeletemohoh dibantu
ReplyDeletekalau volume produksi itu apa yaa pengertiannya?
terima kasih
kalau istilah recovery itu apa ya penjelasannya pak?
ReplyDeleteBoleh tau daftar Pustakanya? Sangat membantu...
ReplyDeleteTerima Kasih
Boleh tau buku referensinya/daftar pustaka? Trims....
ReplyDeletePosting yg berguna skali.
Mohon maaf mau tanya, kalau istilah targer standar dan target counter pada hasil produksi dan EFF prod itu maksdnya gimana? saya lihat pada laporan produksi selalu target standar biasanya lebih besar dari target counter, dan EFF itu sendiri apa? saya masih awam terima kasih,,,
ReplyDeletegood
ReplyDeleteIjin Copas ya Om, nanti saya masukkan sumbernya dari Om
ReplyDeletewww.profesionalcustoms.com
ReplyDeletewww.undernameimport.com
https://importundername.com
https://msalogistics.co.id
Jasa Import Undername Murah, Jasa Import Door To Door dan Jasa Forwarder Import, Paham Dengan Prosedur Export Import di Indonesia, Jasa Kepabeanan Lancar, Perusahaan Undername Import , Jasa Import Borongan All-In, Customs Dokumen Import, Jasa Ekspedisi Cepat, Jasa Emkl-Imkl, Undername Import Kuota SPI Besi Baja, Undername Import Biji Pastik, Freight Forwarding, Forwarder Terkemuka, Domestics Aman
Saya sangat bersyukur kepada Ibu Fraanca Smith karena telah memberi saya
ReplyDeletepinjaman sebesar Rp900.000.000,00 saya telah berhutang selama
bertahun-tahun sehingga saya mencari pinjaman dengan sejarah kredit nol dan
saya telah ke banyak rumah keuangan untuk meminta bantuan namun semua
menolak saya karena rasio hutang saya yang tinggi dan sejarah kredit rendah
yang saya cari di internet dan tidak pernah menyerah saya membaca dan
belajar tentang Franca Smith di salah satu blog saya menghubungi franca
smith konsultan kredit via email:(francasmithloancompany@gmail.com) dengan
keyakinan bahwa pinjaman saya diberikan pada awal tahun ini tahun dan
harapan datang lagi, kemudian saya menyadari bahwa tidak semua perusahaan
pinjaman di blog benar-benar palsu karena semua hautang finansial saya
telah diselesaikan, sekarang saya memiliki nilai yang sangat besar dan
usaha bisnis yang patut ditiru, saya tidak dapat mempertahankan ini untuk
diri saya jadi saya harus memulai dengan membagikan kesaksian perubahan
hidup ini yang dapat Anda hubungi Ibu franca Smith via email:(
francasmithloancompany@gmail.com)
If you had financial problems, then it is time for you to smile. You only need to contact Mr. Benjamin with the amount you wish to borrow and the payment period that suits you and you will have your loan in less than 48 hours. I just benefited for the sixth time a loan of 700 thousand dollars for a period of 180 months with the possibility of paying before the expiration date. Make contact with him and you will see that he is a very honest man with a good heart.His email is lfdsloans@lemeridianfds.com and his phone number is + 1-989-394-3740 WhatApp.
ReplyDeleteKami dari PT. TWIN Logistics mengajukan penawaran kerjasama dalam bidang pengurusan barang Import RESMI & BORONGAN.
ReplyDeleteServices Kami,
Customs Clearance Import sistem Resmi maupun Borongan
Penanganan secara Door to Door ASIA & EROPA Sea & Air Service
Penyediaan Legalitas Under-Name (Penyewaan Bendera Perusahaan)
Pengiriman Domestik antar pulau seluruh Indonesia laut dan Udara atau Darat.
Terima kasih atas kepercayaan kepada kami, semoga kerjasamanya berjalan dengan lancar.
Jika ada yang inggin dipertayakan, silahkan hubunggi kami di Nomor Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Whatssapp : 0819-0806-0678 E-Mail : andijm.logistics@gmail.com
Best Regards,
Mr. Andi JM
Hp Whatssapp : 0819-0806-0678 / 0813-8186-4189
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = == = = = =
PT. TUNGGAL WAHANA INDAH NUSANTARA
Jl. Raya Utan Kayu No.105 B Jakarta Timur 13120 Indonesia
Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Fax : +62 21 8591-7812
Email : andijm.logistics@gmail.com, cs@twinlogistics.co.id
Web : www.twinlogistics.co.id
Kalau kepanjangan RMPM apa?
ReplyDeletetrabzon
ReplyDeleteedirne
van
bingöl
yalova
WL6
kalo T/L itu apa ya?
ReplyDelete